Gelaran turnamen sepak bola terakbar, Piala Dunia, akan segera berakhir. Partai puncak yang mempertemukan timnas Prancis dan Kroasia, beberapa jam mendatang dilangsungkan di Stadion Luzhniki, Moskow.
Prancis dan Kroasia sama-sama belum terkalahkan dalam perjalanan ke final Piala Dunia 2018. Kedua tim tersebut dengan rasa percaya diri tinggi bakal menjalani pertandingan pamungkas, demi bisa mengangkat trofi Piala Dunia.
Jarak Paris ibukota Prancis dengan Zagreb ibukota Kroasia sejauh 1380 kilometer lebih. Kroasia dan Prancis terpisahkan oleh negara Jerman, Austria dan Slovenia. Walau berjarak jauh, sudah sejak lama Prancis dan Kroasia memiliki hubungan erat yang unik, baik dalam perjalanan sejarah bangsa, maupun dalam pencapaian di dunia sepak bola.
Orang Prancis sudah dikenal lama sebagai bangsa penakluk yang punya banyak jajahan di berbagai benua. Napoleon Bonaparte adalah satu sosok ikon yang melambangkan kebesaran Prancis sebagai bangsa penakluk.
Orang Kroasia punya identitas sebagai petarung. Para orang Kroasia sudah teruji tahan banting, dapat bertahan dalam berbagai situasi sulit akibat peperangan.Â
Banyak olahragawan Kroasia yang semula diremehkan, telah menjadi sosok legenda karena etos pantang menyerah yang mereka tampilkan di atas lapangan. Mereka antara lain adalah petenis Goran Ivanisevic, dan pemain ski wanita Janica Kostelic. Juga belasan pemain sepak bola Kroasia yang telah mencicipi berbagai gelar juara bergengsi di daratan Eropa, semisal Davor Suker, Zvonimir Boban, dan Luka Modric.Â
Hubungan mula-mula antara bangsa Prancis dan Kroasia terjadi pada tahun 800-an, saat para biarawan Katolik Benediktin membangun biara-biara di wilayah Kroasia.
Hubungan diplomatik pertama antara Prancis dan Kroasia terjadi saat pembentukan konsulat di Dubrovnik. Hubungan antara kedua negara itu dikenal sebagai 'francezarije'.
Bangsa Prancis sudah melakukan penaklukkan ke berbagai benua sejak abad 17, namun Imperium Prancis pertama bisa terwujud di awal abad 19 melalui sosok penakluk Napoleon Bonaparte. Sebagian besar wilayah Kroasia pada masa itu dikuasai oleh Prancis, dengan cara Napoleon Bonaparte membentuk provinsi Illyrian.
Otonomi Prancis menegakkan peraturan penting di provinsi Illyrian, dengan cara memperkenalkan kesetaraan di depan hukum, wajib militer dan sistem pajak yang seragam, menghapuskan hak-hak istimewa pajak tertentu yang sebelumnya dimiliki para bangsawan, memisahkan kekuasaan antara negara dan gereja.