Ahok sedikit sempoyongan, dia merasa kaget karena lawan terakhir yang dihadapinya ternyata memiliki pukulan mematikan. Sebagian besar penonton yang tidak suka dengan mulut besar Ahok mulai bersorak-sorai mendukung Anies dari pinggir ring.
Sebagian penonton yang mendukung Ahok langsung tak percaya jagoannnya kalah telak. Ada yang menangis, ada pula yang protes kepada wasit karena menghentikan pertandingan sebelum selesai menghitung sampai 10 saat Ahok tumbang. Sebagian penonton bersorak-sorai merayakan kemenangan Anies, mereka sudha muak dengan Ahok yang dianggap terlalu angkuh bermulut besar.
Karena kalah TKO, pihak badan tinju akhirnya memutuskan gelar juara Ahok lepas dan gagal menjadi Super Champion. Anies dianugerahi sebagai juara baru. Badan tinju juga memberikan gelar ad-interim kepada Djarot.
Gaya bermain Ahok yang fighter menyerang memang kurang cocok untuk dapat menjadi Super Champion di negeri ini. Dulu sekali ada juga seorang juara bergaya fighter cepat kehilangan gelar, namanya Gus Dur. Ahok perlu belajar dari para juara sebelumnya yang bertipe ortodoks Boxer, misalnya mantan juara berinisial SBY. Walau main dengan gaya tidak menarik cenderung membosankan, terbukti gaya main ortodoks yang lebih sering merangkul lawan membawa SBY lama berkuasa sebagai Super Champion.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H