Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Musisi - Kompasiana

ready to finish in a month maybe in 1001 or 1010

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Demi Merajut Mimpi, Anak Pulau Batam Nekat Seberangi Lautan

18 Agustus 2016   22:49 Diperbarui: 19 Agustus 2016   15:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taufik Ismail menonton pemutaran perdana

Belasan anak-anak berpakaian putih-putih lalu lalang dan tertawa riang di pelataran bioskop mewah Epicentrum Kuningan. Sesekali anak-anak kecil tersebut diajak berfoto bersama oleh beberapa orang. 

Saya penasaran siapa anak-anak tersebut, lantas bertanya kepada salah satu ibu yang memotret mereka. Ibu itu memberitahu bahwa anak-anak yang sedang bergembira di pelataran bioskop tersebut adalah anak-anak dari Pulau Batam yang ikut berakting dalam film 'Mimpi Anak Pulau'.

anak-anak Batam pemeran
anak-anak Batam pemeran
Di salah satu sudut bioskop tampak seorang anak lelaki kurus yang tampak malu-malu. Saya kemudian menghampiri dan menanyakan siapa namanya. Dia berucap namanya Daffa Permana. Anak lelaki pemalu ini cukup lantang suaranya. Beberapa saat kemudian aku sekilas menengok poster film 'Mimpi Anak Pulau', di sana tertera nama Daffa Permana. Ternyata bocah lelaki yang saya tanyai namanya adalah pemeran utama film ini.

Di sudut lainnya tampak sesosok pria paruh baya yang wajahnya tak asing sedang dikerumuni oleh jurnalis. Aktor senior Ray Sahetapy tampak bersemangat menjelaskan banyak hal kepada para jurnalis yang menanyainya. 

Ray Sahetapy/ dokumentasi pribadi
Ray Sahetapy/ dokumentasi pribadi
Tak jauh dari tempat Ray Sahetapy sedang diwawancarai, terlihat kehadiran sastrawan ternama Taufik Ismail. Beberapa kali ada orang yang meminta berfoto bersama dengannya. 

Suasana ramai di pelataran bioskop yang saya ceritakan di atas terjadi saat sebelum pemutaran perdana film 'Mimpi Anak Pulau' produksi Nadienne Batam Production dan Studiopro 1226 yang disutradarai oleh Kiki Nuriswan. 

Film ini berdasarkan kisah nyata Gani Lasa yang merupakan salah satu anak asli Pulau Batam yang merengkuh gelar sarjana. Kisah sukses perjuangan Gani Lasa sebelumnya sudah dibukukan oleh penulis ternama Abidah El Khalieqy. 

Taufik Ismail menonton pemutaran perdana
Taufik Ismail menonton pemutaran perdana
Demi Merajut Mimpi, Anak Pulau Batam Nekat Seberangi Lautan
Pada awal film dikisahkan seorang ayah (diperankan oleh Ray Sahetapy) yang berprofesi sebagai nelayan yang menyambi sebagai pembuat kopra. Bapak ini memiliki banyak anak, salah satunya adalah Jani (diperankan oleh Daffa Permana).

Kehidupan ekonomi keluarga Jani sangat sederhana. Ayahnya Jani menjual hasil tangkapan di laut dan kopra ke Singapora, namun hasilnya hanya cukup buat makan sehari-hari.

Jani anak yang cerdas walau sering tertidur di dalam kelas. Ada satu hal yang membuat Jani merasa kecil hati saat berangkat ke sekolah Batoe Besar: dia bertelanjang kaki, karena orang tuanya belum mampu membeli sepatu. 

Ayahnya Jani dekat dengan anak-anaknya, tetapi tegas saat anak-anaknya melakukan kesalahan. Ayahnya Jani tipe pekerja keras, tetap semangat mencari nafkah walau menderita penyakit berat. 

Suatu ketika ayahnya Jani mendadak meninggal dunia karena penyakitnya kambuh, Jani dan adik-adiknya yang masih kecil menjadi yatim. Kehidupan ekonomi keluarga Jani semakin berat. Rubiah (ibunya Jani, diperankan Ananda Lontoh) terpaksa menitipkan anaknya perempuan ke rumah saudaranya. 

Jani dan abangnya tumbuh jadi sosok tangguh pekerja keras meneladani bapaknya. Saat ingin membeli pakaian baru buat Hari Raya, mereka nekat menyeberang pulau untuk bekerja di pabrik pengolahan arang. 

Setelah beberapa lama, Jani lulus sekolah dasar dengan nilai bagus. Jani bertekad melanjutkan pendidikan ke PGA (Pendidikan Guru Agama) di Tanjung Pinang, karena di sekolah ini disediakan asrama gratis dan beasiswa. 

Kondisi pada masa itu jarang ada perahu motor singgah ke Pulau Batoe Besar. Penduduk sana terpaksa harus mendayung sampan kalau mau ke Tanjung Pinang yang letaknya ratusan kilometer dari Batoe Besar. 

Jani yang bertekad besar untuk melanjutkan pendidikan, tak gentar untuk menyeberangi lautan dengan memakai sampan peninggalan ayahnya. Rubiah awalnya tak mengijinkan Jani bepergian naik sampan ke Tanjung Pinang. Namun Jani kukuh pada keinginannya, akhirnya Rubiah dengan berat hati merestui perjalanan Jani yang berangkat naik sampan ke Tanjung Pinang bersama-sama abangnya.

Bagaimana perjalanan Jani dan sang kakak mengarungi lautan? Bagaimana kisah mereka sesampainya Tanjung Pinang? Bagaimana cerita Jani akhirnya berganti nama menjadi Gani? Silakan dilihat langsung dalam film 'Mimpi Anak Pulau' yang tayang di bioskop mulai 18 Agustus 2016 ini. 

'Mimpi Anak Pulau' Film Bagus Buat Anak-anak
Sinematografi film "Mimpi Anak Pulau" cukup apik. Setiap adegan menggunakan logat Melayu pesisir. Ada adegan bagus ketika Rubiah mendongeng kepada anak-anaknya. Aktor dan aktris dari Malaysia juga ikut main dalam film ini. Film ini rencananya juga akan diputar di negara tetangga seperti Malaysia.

Film 'Mimpi Anak Pulau' sangat bagus buat tontonan anak-anak. Mengajarkan kepada anak-anak agar tetap bergiat menyelesaikan pendidikan demi merengkuh cita-cita.

adegan film
adegan film
Saya mengapresiasi akting Ray Sahetapy maksimal dalam film ini walau kehadirannya terbilang singkat. Akting Daffa Permana sangat bagus. Ekspresi mimik wajahnya natural dalam memerankan semua adegan.

Daffa Permana merupakan anak asli Batam yang baru pertama kali berakting main film. Saat saya tanyai setelah pemutaran film, Daffa mengaku bangga bisa jadi pemeran utama film setelah mengalahkan 400-an anak lainnya dalam audisi. 

Daffa yang kini kelas 2 SMP mengatakan dirinya terinspirasi untuk bisa berprestasi tinggi di sekolah agar dapat sukses seperti bapak Gani Lasa. Saat ini Gani Lasa memiliki jabatan penting di instansi pemerintahan Batam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun