Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

E-Hater Jadi Profesi Baru Netizen Degil Kekinian

8 Juli 2016   16:30 Diperbarui: 9 Juli 2016   11:05 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suasana hari raya Idul Fitri 1437 Hijriyah ini seharusnya nuansa damai meliputi seantero Indonesia. Saling bermaaf-maafan kepada sesama manusia, kembali ke fitrah. 

Tapi, suasasa damai dalam hari raya Idul Fitri 1437 Hijriyah dirusak oleh netizen degil yang sudah kehilangan rasa kemanusiaannya. Para netizen degil ini secara suka rela beralih profesti menjadi E-hater. Mereka tanpa rasa bersalah secara semena-mena memfitnah pihak lain dengan opini nyinyir nan kejam yang mereka ungkapkan lewat berbagai media sosial.

Kemarin aku terkejut ada nama Jonru masuk trending topic di Twitter. Aku lantas mencari tahu ada apa gerangan sehingga Jonru masuk TTT (Trending Topic Twitter). Setelah ku telusuri, ternyata pria yang bernama asli Belnatal Jon Riah Ukur Ginting tersebut membuat status absurd yang mengolok-olok presiden Indonesia, Joko Widodo. Bahkan secara kejam Jonru Ginting memperolok ibunda presiden Jokowi. 

Jonru Ginting dalam beberapa tahun belakangan tenar karena aksi nyinyir berlebihannya terhadap pejabat-pejabat penting Indonesia melalui akun halaman Facebook. Jonru Ginting paling getol memberi kritikan kejam kepada Presiden Indonesia Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. 

Aku tidak intens mengikuti berbagai kritik nyinyir yang dicetuskan Jonru Ginting, karena aku memang tak meng-like halaman Facebooknya yang sudah mendapat verifikasi biru itu. Aku khawatir energi negatif ikut terserap ke dalam isi pikiranku kalau intens melihat akun Jonru Ginting yang gemar membuat informasi heboh kontroversial tendesius tanpa berdasar fakta. 

Beberapa kali aku mengintip akun facebook Jonru Ginting kalau kebetulan di lini masaku ada teman yang geregetan membagikan postingan nyeleneh Jonru. Aku tak mempermasalahkan kalau Jonru mengkritik berbagai kebijakan presiden Jokowi, karena Indonesia negara demokrasi. Namun, aku geram kalau Jonru Ginting mulai mengusik urusan pribadi dan mempertanyakan keimanan presiden bangsaku. 

Kelakuan Jonru Ginting yang mempermasalahkan presiden Joko Widodo saat sholat, dan mempertanyakan status ibunda presiden, sangat keterlaluan. 

capture dari fanpage Jonru
capture dari fanpage Jonru
capture dari fanpage Jonru
capture dari fanpage Jonru
Kalau aku yang diperlakukan begini, mungkin sudah ku samperin Jonru ke rumahnya supaya dia meminta maaf bersujud kepada ibuku, atau ku laporkan Jonru ke polisi karena perbuatan tidak menyenangkan. 

Belum lagi kegeramanku reda kepada Belnatal Jon Riah Ukur Ginting, timbul lagi kekesalan setelah di lini masaku beberapa teman membagikan capture dari beberapa e-hater yang memanjatkan rasa syukur dengan wafatnya ketua KPU Pusat Husni Kamil Manik. INI KETERLALUAN!! Para e-hater degil itu sudah kehilangan rasa kemanusiaannya. Mereka layak dikategorikan ke dalam keluarga fauna karena sudah kehilangan identitas sebagai manusia. 

capture dari facebook.com
capture dari facebook.com
capture dari facebook.com
capture dari facebook.com
capture dari facebook.com
capture dari facebook.com
Sudah seharusnya jika ada seorang muslim meninggal, maka orang muslim lainnya mengucapkan " انا لله وانا اليه راجعون Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Tapi, para e-hater degil tersebut malah mengucapkan syukur alhamdullilah. Luar biasa kejam! 

Semoga saja para netizen degil yang punya profesi sebagai e-hater bisa sembuh dari waham akut. E-hater yang kini masuk kategori fauna alam liar karena sudah kehilangan kemanusiaan, semoga bisa tobat kembali menjadi manusia sejati. 

Dalam suasana Idul Fitri ini, ku mau ucapkan 'Mohon Maaf Lahir dan Bathin" kepada semua Kompasianer dan siapapun pembaca dari tulisan ini. 

Tapi aku tak mau minta maaf kepada para e-hater degil, karena ku anggap mereka bukan golongan manusia. 

ARRGGGHHHHH, jangan-jangan aku sudah ketularan penyakit e-hater..... 

(PERHATIAN PENTING: tidak boleh ditiru ujaran kata-kata dari e-hater dalam capture di atas. Kalau anda meniru mereka, maka anda masuk golongan fauna. sekian dan terima kasih)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun