Badminton olahraga paling membanggakan buat rakyat Indonesia. Sudah puluhan atlet Indonesia meraih gelar juara dunia. Badminton hingga saat ini jadi satu-satunya cabang olahraga yang menyumbangkan medali emas Olimpiade buat Indonesia.Â
Dalam beberapa bulan belakangan, orang Indonesia mulai lagi dilanda euforia cinta terhadap badminton. Kompas TV menjadi inspirator yang membuat jutaan orang Indonesia kembali bergairah menyimak pertandingan badminton.Â
Prestasi atlet badminton Indonesia sempat lama redup redup dari tahun 2012 hingga setahun lalu. Puncak titik nadir buruknya prestasi terjadi saat Indonesia tak mampu meraih medali di Olimpiade London tahun 2012.Â
Pasca Olimpiade London, selama tiga tahun hanya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan saja yang beberapa kali menjadi juara turnamen level Super Series. Akibat menurunnya prestasi pemain Indonesia, gaung mengenai badminton sempat lama memudar. Televisi lokal jadi malas menayangkan siaran langsung pertandingan badminton.Â
Saya pun tak pernah lagi intens mengikuti perkembangan badminton, hingga pada akhirnya berlangsung Kejuaraan Dunia di Istora bulan Agustus 2015 silam.
Sudah puluhan tahun Indonesia tidak menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Badminton. Karena itu saya tak melewatkan kesempatan langka turut menyaksikan langsung penampilan atlet-atlet badminton top dunia di Istora.Â
Syukurlah, euforia kegembiraan ribuan penonton di dalam Istora Senayan yang menyaksikan Kejuaraan Dunia Badminton, dapat juga dirasakan oleh jutaan orang Indonesia lainnya yang menonton siaran langsung Kompas TV. Sangat bangga rasanya mendengar lagu 'Indonesia Raya' berkumandang dan bendera 'Merah Putih' berkibar di Istora, dalam prosesi penyerahan penghargaan buat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang sukses meraih gelar juara dunia.
Bulan Desember 2015 lalu, Kompas TV kembali menyiarkan langsung pertandingan semifinal dan final turnamen Indonesia Masters Grand Prix Gold yang berlangsung di Malang. Jutaan penggemar badminton Indonesia berbahagia, karena dalam turnamen ini ada tiga wakil Indonesia menjadi juara.
Sejak tanggal 28 Januari 2016 lalu, Kompas TV secara resmi menahbiskan sebagai televisi berita dengan tagline 'Inspirasi Indonesia'. Berlabel sebagai televisi khusus berita, cukup mengejutkan ketika awal bulan Maret lalu Kompas TV gencar menyebarkan kabar bakal menayangkan berbagai turnamen badminton level Super Series Premier dan juga turnamen Piala Thomas-Piala Uber.
Saya berpikiran Kompas TV cukup berani menyiarkan pertandingan langsung badminton, bersaing langsung dengan program acara drama impor India-Turki, ajang pencarian bakat, sinetron lokal, talkshow humor tv tetangga yang memiliki rating tinggi.Â
Saya sempat cemas, ketika Kompas TV membuat blunder dalam tayangan perdana turnamen All England bulan Maret lalu. Saat itu performa pembawa  acara sangat buruk tidak memahami perkembangan badminton terkini, dan juga tidak ada pemain Indonesia bermain dalam tayangan langsung.  Untunglah Kompas TV sadar dan bisa memperbaiki kualitas tayangan dengan mengganti pembawa acara yang lebih kompeten.Â
Pada akhirnya Kompas TV berhasil menggelorakan kembali cinta badminton di Indonesia berkat kesuksesan Praveen Jordan/ Debby Susanto menjadi juara All England. Sepanjang sepekan berlangsungnya All England, riuh di media sosial bersileweran nama-nama pemain badminton. Bahkan saat berlangsung All England, setiap hari ada nama pemain badminton yang masuk trending topic di twitter.
Sebulan pasca All England berakhir, Kompas TV kembali memanjakan penggemar badminton Indonesia dengan tayangan siaran langsung turnamen Malaysia Open Super Series Premier. Nama Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir ramai diperbincangkan dalam media sosial setelah sukses menjadi juara dalam turnamen ini. Berlahiran puluhan grup dan fanpage di facebook khusus badminton yang diikuti oleh ribuan akun, sebagian besar anggota grup merupakan para remaja.Â
Orang-orang generasi usia 20 hingga 40an di Indonesia mulai kembali memperhatikan informasi mengenai badminton seiring hadirnya tayangan siaran langsung Piala Thomas dan Uber di Kompas TV. Para generasi tua mulai sadar bahwa saat ini ada pemain-pemain muda badminton Indonesia berprestasi seperti Jonatan Christie, Anthony Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa.
Memasuki bulan Juni ini, berlangsung dua gelaran turnamen sepak bola akbar, Kompas TV tak ketinggalan menyiarkan lengkap puluhan pertandingan Copa America. Saat sedang intens menayangkan Copa America Centenario, Kompas TV membuat kejutan kembali menghadirkan siaran langsung turnamen badminton.Â
Mulai Jumat siang nanti hingga hari Minggu, Kompas TV bakal menyiarkan secara langsung gelaran turnamen Australian Badminton Open Super Series. Sontak jutaan penggemar badminton, termasuk saya, gembira dengan renacana siaran langsung ini. Sudah tidak sabar rasanya ingin melihat perjuangan pemain-pemain Indonesia di Australian Open.Â
Terima Kasih Kompas TV yang sudah memanjakan kami penggemar badminton di Indonesia. Kompas TV keren, benar-benar jadi 'Inspirasi Indonesia'. Sekarang sudah mulai ramai kembali orang-orang memperbincangkan badminton, olahraga kebanggaan Indonesia.Â
Pertandingan perempat final turnamen Australian Badminton Open dapat anda saksikan pada siang nanti mulai pukul 13.00 WIB hingga menjelang berbuka puasa. Salam olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H