Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Fitriani Lebih Baik Gantikan Lindaweni di Olimpiade Rio 2016

1 Juni 2016   06:07 Diperbarui: 1 Juni 2016   08:48 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepuluh bulan silam, Lindaweni Fanetri membuat kejutan besar menembus babak semifinal Kejuaraan Dunia Badminton yang berlangsung di Istora Senayan. Kala itu Lindaweni membuat sensasi mengalahkan tiga pemain unggulan, Ratchanok Intanon, Tai Tzu Ying dan Minatsu Mitani.

Namun, seusai lolos ke semifinal Kejuaraan Dunia Badminton, prestasi Lindaweni anjlok drastis. Lindaweni selalu kalah di babak-babak awal berbagai turnamen. Puncak hasil buruk yang didapatkan oleh Lindaweni Fanetri adalah kekalahan di babak pertama turnamen Indonesia Open 2016, yang berlangsung Selasa kemarin. 

Tampil di di Istora Senayan serta diidukung oleh ribuan suporter tak mampu membantu Lindaweni berjuang habis-habisan buat menang melawan pemain Denmark, Line Kjaersfeldt. Padahal ranking dunia Kjaersfeldt masih di bawah Lindaweni.

Lindaweni Fanetri saat ini terdaftar sebagai salah satu pemain badminton Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Rio De Janeiro bulan Agustus mendatang. Saat penutupan perhitungan kuota pemain di Olimpiade Rio, ranking dunia Lindaweni paling bagus di antara pemain tunggal putri Indonesia lainnya.

Kekalahan yang diderita Lindaweni di babak pertama Indonesia Open 2016, membuat pemain berusia 26 tahun tersebut sudah 6 kali kalah di babak pertama dalam berbagai turnamen sepanjang tahun ini. Sisanya, Lindaweni tiga kali tersingkir di babak kedua turnamen.

Prestasi mentok Lindaweni tak bisa ditolerir lagi. Sudah seharusnya membuat tim pelatih pelatnas PBSI perlu melakukan evaluasi kepantasan Lindaweni main di Olimpiade. Lebih baik pemain muda Fitriani diberikan kesempatan main di Olimpiade Rio De Janeiro. 

Fitriani yang saat ini masih berusia 19 tahun, memliki potensi di masa depan ketimbang Lindaweni yang mentok di usia matang 26 tahun. Tampil di Rio 2016 bakal memberikan Fitriani pengalaman bertanding dalam atmosfer Olimpiade, sebagai pemicu buat berprestasi bagus di Olimpiade tahun 2020. Bulan Juli batas akhir pendaftaran nama-nama pemain yang ikut Olimpiade Rio, jadi masih ada waktu buat tim pelatih mengganti Lindaweni dengan Fitriani.

Fitriani/ foto: viktorsport.com
Fitriani/ foto: viktorsport.com
Fitriani terbukti memiliki motivasi buat menang lebih baik dibandingkan Lindaweni. Dalam beberapa bulan belakangan, Fitriani mampu lolos hingga ke final turnamen Orleans International dan Vietnam Open. Fitriani masih berusia muda dan memiliki potensi besar menjadi pemain top dunia. Jika diberikan kesempatan main lebih cepat di Olimpiade, bakal bagus buat karir pemain ranking 53 dunia tersebut.

Fitriani sendiri berhasil lolos ke babak kedua Indonesia Open 2016, setelah mengalahkan sesama pemain pelatnas Gregoria Mariska Tunjung. Fitriani satu dari dua pemain tunggal putri Indonesia yang mampu memenangkan pertandingan babak pertama Indonesia Open, Selasa kemarin. Pemain putri Indonesia lainnya yang menang adalah Febby Angguni. ( hasil lengkap babak 1 tunggal putri Indonesia Open SSP 2016 )

Febby Angguni yang baru menjalani debut di babak utama Indonesia Open, menang atas pemain tunggal putri terbaik Hong Kong, Yip Pui Yin. Di babak selanjutnya Febby Angguni menghadapi pemain Tiongkok, Sun Yu. Di babak pertama Sun Yu membuat kejutan mengalahkan juara bertahan Ratchanok Intanon. Sedangkan Fitriani di babak kedua menghadapi unggulan 8 asal India, Saina Nehwal ( jadwal babak 2 tunggal putri Indonesia Open SSP 2016 )

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Di sektor ganda campuran, tersisa empat wakil Indonesia di babak kedua Indonesia Open 2016, yaitu Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir, Riky Widianto/ Richi Puspita Dili, Ronald Alexander/ Melati Daeva Oktaviani, serta Alfian Eko Prasetya/ Annisa Saufika.

Nasib tragis menimpa juara All England 2016 dari Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto yang merupakan unggulan 8 dalam turnamen ini. Praveen/Debby kalah telak 15-21 10-21 di babak pertama melawan Lu Kai/ Huang Yaqiong.

Kejutan besar dibuat oleh Alfian Eko Prasetya/ Annisa Saufika yang mampu mengalahkan pasangan unggulan 7 asal Inggris Chris Adcock/ Gabriella Adcock. Pasangan muda Indonesia tersebut memenangkan pertandingan sengit dengan skor 24-22 18-21 21-16. Pada babak kedua, Alfian/ Annisa bakal menghadapi ganda campuran Belanda, Jacco Arends/ Selena Piek. Sedangkan Riky Widianto/ Richi Puspita Dili di babak kedua menghadapi juara dunia unggulan 1, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Pasangan Ronald Alexander/ Melati Daeva Oktaviani menantang juara Eropa asal Denmark, Christinna Pedersen/ Joachim Fischer Nielsen. Sementara Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir bakal melawan pasangan Denmark lainnya, Kim Astrup/ Line Kjaersfeldt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun