Sehabis sesi diskusi, lalu diputar film 'Nilep'. Lagi-lagi seluruh dialog film berbahasa Jawa. Film ini menceritakan empat orang anak desa. Seorang anak perempuan dan seorang anak lelaki melamun menunggu kedatangan seorang pedagang lotere. Dua anak lelaki lain malah sengaja nyolong dagangan si penjual lotere karena merasa si pedagang seorang pembohong.
Anak perempuan tadi tidak setuju dengan kelakuan nakal dua temannya, memaksa dua temannya mengembalikan barang curian kepada sang pedagang. Banyak adegan dan dialog cerdas ketika empat orang anak ini ingin mengembalikan barang curian. Salah satunya, mencari alamat pedagang lotere menggunakan Google Maps. Aku sangat suka dengan pesan moral yang disisipkan dalam film ini.
Film 'Bubar, Jalan!' jadi film keempat yang diputar. Plot film ini sederhana, mengisahkan seorang anak keturunan Tionghoa bernama Adam Malik yang akrab dipanggil Ahong, gugup saat ditunjukkan sebagai pemimpin upacara penaikan bendera. Walau plot film sederhana, sudut pengambilan gambar dalam film ini istimewa. Akting pemeran Ahong sangat ciamik, mimik muka tegang berkeringat sangat nyata. Ide cerita film ini berdasarkan pengalaman pribadi sutaradara saat masih bersekolah.
Film 'Opor Operan' memiliki cerita unik menggelitik yang membuat penonton tertawa. Film ini mengisahkan 4 orang wanita di suatu lingkungan yang punya tradisi saling berbagi opor ayam jelang lebaran. Namun, hanya satu orang wanita saja yang rajin memasak opor, lainnya malas memasak.
Bu Jajang, wanita yang rajin memasak lalu membagikan opor buatannya kepada tetangga. Sedangkan  tiga wanita lain saling ping-pong opor ayam buatan bu Jajang, hingga pada akhirnya opor kembali kepada bu Jajang.
Kemudian dibuka sesi diskusi. Pembuat film 'Nilep' mengatakan bahwa dirinya cukup kesulitan untuk mengatur anak-anak kecil yang memerankan filmnya, karena anak-anak kecil gampang bete.
REFFRAIN
Setelah lima film finalis kategori umum diputar, selanjutnya ditayangkan lima film finalis kategori pelajar, dibuka dengan pemutaran film berjudul 'Kotak Pusaka'. Film 'Kotak Pusaka' merupakan film laga yang menceritakan seorang pemuda bertarung melawan tiga orang berandal, berusaha mempertahankan kotak warisan dari kakeknya. Alur film 'Kotak Pusaka' ini regresi, dalam adegan terakhir dikuak isi kotak warisan tersebut.
Berikutnya diputar film berjudul 'Ali-Ali Setan'. Film ini mengisahkan dua orang siswa SD dipaksa berdamai oleh guru mereka, karena sang ketua kelas memukul kawannya yang memakai batu akik. Dialog segar berbahasa Jawa sungguh menggelitik dalam film ini, karena si guru malah mengenakan batu akik di tangannya. Film 'Ali-Ali Setan' dibuat sebagai kritik sosial bagi Pemda Purbalingga yang sempat mewajibkan PNS setempat memakai batu akik lokal.Â
Film finalis kategori pelajar berikutnya yang diputar adalah 'Samin Surosentiko'. Film ini bercerita mengenai seorang anak yang menangis karena diejek oleh temannya sebagai seorang samin. Flashback dalam film ini lantas menjelaskan filosofi mengenai samin.
Film 'Coblosan' kemudian ditayangkan. Film ini mengisahkan tim sukses caleg kere yang jujur menghadapi tim sukses caleg tajir yang gemar main politik uang. Dalam satu adegan, ada kalimat menohok tertera,'Yang menang itu yang punya uang'. Selain ide cerita menarik, soundtrack film ini yang berjudul 'Uang' memiliki lirik spesial.