Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siti Laela, Inspirator Pelestari Batik Betawi

12 Oktober 2015   14:28 Diperbarui: 12 Oktober 2015   19:06 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya cukup sulit bagi Enyak Siti Laela untuk mengajak sesama wanita warga Kampung Terogong untuk menjadi pengrajin Batik, dengan alasan bagi warga lokal setempat menjadi orang kantoran jauh lebih keren dibandingkan jadi pengrajin batik. Namun sering berjalannya waktu, berkat kegigihan niat Enyak Siti Laela memberdayakan wanita setempat, saat ini sudah ada 15 orang yang aktif menjadi pengrajin Batik Betawi Terogong. 

(Pengrajin Batik Betawi Terogong/ sumber: istimewa/ Siti Laela)

Menurut penuturan Enyak Siti Laela, warna Batik Betawi cenderung cerah karena berasimilasi dengan unsur budaya Cina. Beberapa motif khas dari Batik Betawi adalah motif buketan, burung hong, ondel-odel, tanjidor dan berbagai simbol kota Jakarta. Motif andalan yang dipasarkan oleh Sanggar Batik Betawi Terogong adalah motif TEBAR MENGKUDU, yang merupakan kepedendekan kata dari Tekun Sabar Memang Kudu. 

Enyak Siti Laela menyatakan bahwa proses distribusi pemasaran masih menjadi kendala utama dirinya dalam memperkenalkan Batik Betawi kepada khalayak luas. Maraknya penjualan batik cetak membuat skala penjualan batik tulis Betawi menjadi mengecil. Karena proses karya kreatif tangan spesial dalam pembuatan batik tulis, otomatis harga jual batik tulis lebih mahal dibandingkan batik cetak yang diproduksi dengan mesin cetak. Padahal batik cetak ini bukanlah merupakan batik. Sebuah kain bisa dikatakan sebagai batik jika kain tersebut melalui proses menggoretkan motif dengan canting dan dililin. 

Enyak Siti Laela menambahkan, bahwa apresiasi orang lokal Indonesia untuk membeli batik tulis masih rendah. Sanggar Batik Betawi Terogong sering membuka stand di berbagai pameran, namun sangat langka orang Indonesia yang mau membeli batik tulis. Mirisnya, malahan warga negara asing yang memiliki ketertarikan tinggi untuk membeli batik tulis. Enyak Siti Laela mengaku memiliki pelanggan tetap yang berasal dari Brasil. Pada bulan Oktober ini, Enyak Siti Laela bahkan mendapatkan undangan dari Duta Besar Jepang untuk hadir dalam eksebisi batik.

Lama proses pembuatan kain batik Betawi Terogong tergantung dengan corak yang akan dibuat. Jika kain batik yang dikerjakan hanya terdiri dari dua warna, maka proses pengerjaannya hanya membutuhkan dua hari. Semakin banyak corak warna yang ditorehkan dalam membuat kain batik, maka proses pengerjaannya semakin lama.

Sanggar Batik Betawi Terogong menjual kain batik tulis ukuran 2,5 x 1,1 m seharga 450 ribu Rupiah untuk corak tiga warna, dan 350 ribu Rupiah untuk corak dua warna. Sedangkan batik cap dengan ukuran yang sama dijual dengan harga 200 ribu Rupisah untuk corak dua warna, dan 150 ribu Rupiah untuk corak satu warna. Enyak Siti Laela mengaku sering diajak oleh beberapa pihak untuk bekerja sama memproduki batik cetak menggunakan brand Batik Betawi Terogong, dengan tujuan untuk memperkecil harga jual. Namun Siti Laela menolak tawaran tersebut, karena dirinya bukan sekedar ingin menjual batik saja, namun ingin melestarikan budaya membatik ala Betawi. 

Sanggar Batik Betawi Terogong sudah memanfaatkan kemajuan teknologi internet untuk memperkenalkan dan memasarkan produk, dengan membuat website  www.batikbetawiterogong.com. Sanggar ini juga rajin memperkenalkan batik Betawi lewat berbagai aku media sosial seperti Fan Page Facebook dan Twitter. 

(Enyak Siti Laela & Ibu Eleine Koesyono)

Marcom Manager The Bellevue, Eleine Koesyono, mengaku juga baru tahu dengan adanya Batik Betawi Terogong. Karena kebetulan perusahaan tempat dirinya bekerja sedang menggelorakan semangat 'We Love Indonesia', Eleine Koesyono lalu mengajak Sanggar Betawi Terogong untuk memamerkan kain-kain batik di lobby hotel The Bellevue Radio Dalam dari tanggal 5 hingga 9 Oktober lalu. 

Berkat bincang-bincang asyik Kompasiana Coverage, wawasanku tentang batik bertambah. Aku juga senang bisa mengenal sosok luar biasa seperti Enyak Siti Laela yang telah berjuang sepenuh hati, menjadi inspirator pelestari Batik Betawi. Semoga makin banyak Siti Laela-Siti Laela lainnya yang tumbuh di penjuru negeri ini berjuang melestarikan kekayaan budaya tradisonal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun