Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Penulis - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Insiden Perempat Final Piala Presiden, Cermin Mental Bobrok Pelaku Sepakbola Indonesia

27 September 2015   21:02 Diperbarui: 28 September 2015   08:15 6907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang membangkang, kompetisi sepakbola di Indonesia dihentikan. Selain itu, Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) memberikan sanksi kepada Indonesia tak boleh mengikuti berbagai turnamen internasional.

Saat tak ada kompetisi sepakbola di dalam negeri, jutaan pelaku sepakbola meradang menyalahkan KEMENPORA. Baik pemain, ofisial klub, maupun suporter klub mulai termewek-mewek meminta kepada pemerintah untuk segera membuat kompetisi. Pihak pemerintah akhirnya tanggap dengan menggelar Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden sebagai solusi mengatasi kevakuman Liga Indonesia.

Gelaran Piala Presiden sudah mulai memasuki fase semifinal. Empat klub sukses melewati babak perempat final, yaitu Mitra Kukar, Persib Bandung, Sriwijaya FC dan Arema Cronus. Sayangnya terjadi dua insiden memalukan di babak perempat final Piala Presiden 2015 yang mencerminkan mental bobrok pelaku sepakbola Indonesia. 

MENTAL BOBROK SUPORTER

Insiden memalukan pertama dalam babak perempat final Piala Presiden 2015 terjadi dalam pertandingan leg kedua antara tuan rumah PSM Makassar kontra Mitra Kukar, yang berlangsung di Stadion Andi Matalatta, Mattoangin.

Mitra Kukar yang memenangkan leg pertama dengan skor 1-0 semakin di atas angin untuk lolos ke semifinal setelah pada leg kedua unggul cepat pada menit ketiga lewat gol Rizky Pellu. PSM Makassar yang membutuhkan tiga gol untuk melaju ke semifinal, baru sanggup mencetak satu gol balasan pada menit ke-80 lewat sumbangan Syamsul Bachri Chaeruddin.

Ketatnya persaingan di leg kedua antara PSM Makassar vs Mitra Kukar ini, membuat terjadinya beberapa insiden antar pemain di lapangan, salah satunya ketegangan antara pemain di pertengahan babak kedua menyusul tekel keras Defri Rizki terhadap Maldini Pali.  

Memasuki menit ke-85, terjadilah insiden memalukan yang menggambarkan mental bobrok suporter. Pelemparan botol dilakukan suporter ke area lapangan permainan. Suporter juga membakar sesuatu di tribun penonton. Akibatnya, satu unit mobil pemadam pun dikerahkan untuk memadamkan api di tribun penonton.

PSM Makassar akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 setelah Agung Prasetyo mencetak gol pada masa injury time, namun hasil tersebut belum cukup untuk membawa PSM ke babak selanjutnya. Tindakan memalukan suporter tuan rumah berlanjut dengan melempar benda-benda keras mengarah ke bench pemain Mitra Kukar. Alhasil, dua unit kendaraan taktis Baracuda milik tim Gegana Brimob Polda Sulselbar juga dikerahkan untuk mengevakuasi para pemain Mitra Kukar.

Perbuatan memalukan yang dilakukan suporter di Stadion Andi Matalatta jelas-jelas sangat mencederai nilai-nilai sportifitas dalam dunia olahraga. Entah sampai kapan mental bobrok suporter Indonesia bisa diubah? Dasar suporter tak tahu malu, tak ada kompetisi termewek-mewek menyalahkan pemerintah! Ada kompetisi sepakbola nasional, malah membuat ulah!

MENTAL BOBROK OFISIAL KLUB

Insiden memalukan kedua dalam babak perempat final Piala Presiden 2015 terjadi dalam pertandingan leg kedua antara tuan rumah Sriwijaya FC kontra Bonek FC, yang berlangsung di Gelora Sriwijaya Jakabaring.

Bonek FC memenangkan pertandingan leg pertama dengan skor 1-0. Bonek FC semakin dekat untuk memastikan satu tiket ke semifinal, setelah Ilham Udin Armaiyn mencetak gol pada menit kelima.

Pada menit ke-11, tendangan keras Rizky Dwi Ramadhana dari depan kotak penalti membuat bola membentur bek Bonek FC. Para pemain Sriwijaya FC lalu mengklaim penalti, dan wasit akhirnya menghadiahkan penalti kepada Sriwijaya FC. Para pemain Bonek FC protes keras karena mereka menganggap bola hanya mengenai dada. Dalam tayangan ulang televisi menunjukkan bola memang tak mengenai tangan. Namun wasit tetap pada keputusannya memberikan penalti kepada Sriwijaya FC.

Diluar dugaan, ofisial klub Bonek FC mengajak para pemain untuk melakukan boikot pertandingan. Bonek FC lantas memutuskan masuk ruang ganti dan tidak mau melanjutkan permainan. Alhasil wasit pada akhirnya memutuskan laga selesai dengan Sriwijaya menang WO. Sriwijaya FC  berhak atas kemenangan 3-0 di leg kedua, dan sukses melaju ke semifinal dengan keunggulan agregat 3-1.

Tindakan memalukan Walk Over yang dilakukan Bonek FC menggambarkan betapa bobroknya sikap mental ofisial klub. Para pemain Bonek FC tentunya tidak akan mundur dari lapangan jika tidak ada provokasi dari ofisial klub. Memang benar wasit melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan, namun Bonek FC telah mencederai nilai-nilai mental pemenang dalam pertandingan.

Bonek FC harusnya belajar dari beberapa contah bagus dari klub lain yang dirugikan oleh wasit namun tetap melanjutkan pertandingan. Bonek FC harus belajar dari Arsenal yang dirugikan oleh wasit setelah tindakan provokatif Diego Costa yang membuat Gabriel Paulista terkena kartu merah. Bonek FC memang payah, mundur karena emosi yang mendera akal pikiran, padahal Bonek FC sudah unggul dua gol dan belum tentu Sriwijaya FC bisa mencetak gol lewat penalti, dan juga waktu pertandingan masih panjang untuk meraih kemenangan.

Kalau begini terus sikap mental bobrok suporter dan ofisial klub kita, kapan bisa maju persepakbolaan Indonesia?

(sumber foto: kompas.com/ Narjim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun