Saat pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang membangkang, kompetisi sepakbola di Indonesia dihentikan. Selain itu, Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) memberikan sanksi kepada Indonesia tak boleh mengikuti berbagai turnamen internasional.
Saat tak ada kompetisi sepakbola di dalam negeri, jutaan pelaku sepakbola meradang menyalahkan KEMENPORA. Baik pemain, ofisial klub, maupun suporter klub mulai termewek-mewek meminta kepada pemerintah untuk segera membuat kompetisi. Pihak pemerintah akhirnya tanggap dengan menggelar Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden sebagai solusi mengatasi kevakuman Liga Indonesia.
Gelaran Piala Presiden sudah mulai memasuki fase semifinal. Empat klub sukses melewati babak perempat final, yaitu Mitra Kukar, Persib Bandung, Sriwijaya FC dan Arema Cronus. Sayangnya terjadi dua insiden memalukan di babak perempat final Piala Presiden 2015 yang mencerminkan mental bobrok pelaku sepakbola Indonesia.Â
MENTAL BOBROK SUPORTER
Insiden memalukan pertama dalam babak perempat final Piala Presiden 2015 terjadi dalam pertandingan leg kedua antara tuan rumah PSM Makassar kontra Mitra Kukar, yang berlangsung di Stadion Andi Matalatta, Mattoangin.
Mitra Kukar yang memenangkan leg pertama dengan skor 1-0 semakin di atas angin untuk lolos ke semifinal setelah pada leg kedua unggul cepat pada menit ketiga lewat gol Rizky Pellu. PSM Makassar yang membutuhkan tiga gol untuk melaju ke semifinal, baru sanggup mencetak satu gol balasan pada menit ke-80 lewat sumbangan Syamsul Bachri Chaeruddin.
Ketatnya persaingan di leg kedua antara PSM Makassar vs Mitra Kukar ini, membuat terjadinya beberapa insiden antar pemain di lapangan, salah satunya ketegangan antara pemain di pertengahan babak kedua menyusul tekel keras Defri Rizki terhadap Maldini Pali. Â
Memasuki menit ke-85, terjadilah insiden memalukan yang menggambarkan mental bobrok suporter. Pelemparan botol dilakukan suporter ke area lapangan permainan. Suporter juga membakar sesuatu di tribun penonton. Akibatnya, satu unit mobil pemadam pun dikerahkan untuk memadamkan api di tribun penonton.
PSM Makassar akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 setelah Agung Prasetyo mencetak gol pada masa injury time, namun hasil tersebut belum cukup untuk membawa PSM ke babak selanjutnya. Tindakan memalukan suporter tuan rumah berlanjut dengan melempar benda-benda keras mengarah ke bench pemain Mitra Kukar. Alhasil, dua unit kendaraan taktis Baracuda milik tim Gegana Brimob Polda Sulselbar juga dikerahkan untuk mengevakuasi para pemain Mitra Kukar.
Perbuatan memalukan yang dilakukan suporter di Stadion Andi Matalatta jelas-jelas sangat mencederai nilai-nilai sportifitas dalam dunia olahraga. Entah sampai kapan mental bobrok suporter Indonesia bisa diubah? Dasar suporter tak tahu malu, tak ada kompetisi termewek-mewek menyalahkan pemerintah! Ada kompetisi sepakbola nasional, malah membuat ulah!
MENTAL BOBROK OFISIAL KLUB