Setelah era kejayaan Rudy Hartono lewat, muncullah pahlawan juara baru dari Indonesia, yakni raja smash Liem Swie King.Â
Dari 7 kali masuk final tunggal putra All England, Liem Swie King menjadi juara di tahun 1978, 1979 dan 1981.
Butuh waktu 10 tahun bagi Indonesia untuk mendapatkan juara baru di sektor tunggal putra, setelah Liem Swie King terakhir kali menjadi juara All England.Â
Pemain bergaya eksentrik Ardy Bernadus Wiranata menjadi juara All England tahun 1991, setelah di final mengalahkan pemain Malaysia, Foo Kok Keong.
Dua tahun berselang, pemain Indonesia yang terkenal karena pukulan smash 1000 watt, Hariyanto Arbi, sukses menjadi juara All England, setelah di final mengalahkan sesama pemain Indonesia Joko Suprianto.Â
Tahun 1995, Hariyanto Arbi mempertahankan gelar All England setelah mengalahkan Ardy Bernadus Wiranata.
Pasca Hariyanto Arbi menjadi juara All England untuk kedua kali, tidak ada lagi pemain Indonesia yang menjadi juara tunggal putra.Â
Taufik Hidayat dua kali kalah di final pada tahun 1999 dan 2000. Budi Santoso pemain tunggal putra Indonesia terakhir yang masuk final All England. Budi Santoso kalah lawan Chen Hong di final All England 2002.
Duet Johan Wahjudi/Tjun Tjun menjadi ganda putra Indonesia tersukses di All England. Mereka delapan kali masuk final All England dari rentang tahun 1973 hingga 1981.Â
Johan Wahjudi/Tjun Tjun menjadi juara di tahun 1974 dan 1975, lalu empat kali beruntun menjadi juara All England dari tahun 1977 hingga 1980.Â
Sebelum Johan Wahjudi/Tjun Tjun merajai All England, pasangan Ade Chandra/Christian Hadinata dua kali beruntun juara pada tahun 1972 dan 1973.