“Aku gak mau! Aku masih mau melihat sahabatku Oetan,” jawab Tan-Tan kepada Ut-Ut.
“Nanti kita bisa kembali lagi kesini, setelah mahkluk-mahkluk itu pergi. Sekarang kita pergi dulu dari sini. Kita ikuti si Amang pemimpin kita ke atas bukit sana,” ajak Ut-Ut kepada Tan-Tan.
“Kamu saja pergi duluan Ut, aku masih mau disini”
“Kalau begitu aku pergi ke atas bukit duluan! Tan-Tan hati-hati ya dengan mereka! Aku tunggu kamu nanti diatas…”
Akhirnya si Ut-Ut bergegas meninggalkan si Tan-Tan dari tempat itu.
Tan-Tan yang masih bersedih terus menatapi si Oetan . Namun tanpa disadari Tan-Tan, tiba-tiba pohon tempat Tan-Tan berpijak roboh seketika ke tanah. Tan-Tan tidak sadarkan diri setelah itu. Yang Tan-Tan tahu kini dia ada ditempat berjeruji yang sangat sempit.
Sementara diatas bukit sana, si Ut-Ut dan kelompoknya lama menanti kedatangan si Tan-Tan. Namun hari demi hari si Tan-Tan tak kunjung datang. Ut-Ut dan kawanannya sendiri tak berani lagi kembali ke tempat tinggal mereka yang lama, karena mahkluk-mahkluk perusak dan pembunuh itu tidak kunjung meninggalkan tempat tinggal mereka yang dulu .
Tahun berganti, kini si Ut-Ut telah menjadi seorang ayah dari anaknya yang lucu. Ut-Ut hidup bahagia bersama kelompoknya diatas bukit yang kini mereka huni.
Hikmah Cerita Balada 3 Orang Utan: