Mohon tunggu...
Yuriadi
Yuriadi Mohon Tunggu... Lainnya - | Penulis lepas | https://www.kompasiana.com/ceritayuri

Warga Negara Indonesia (WNI) biasa dari Kota Makassar. Menyukai informasi teknologi, sosial, budaya dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Film Wicked, Pilkada dan Antusiasme Pilihan Politik Kaum Muda Masa Kini

25 November 2024   14:27 Diperbarui: 25 November 2024   15:19 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi: The wizard of oz - Sumber: pixabay.com @bgphotographyllc)

Di Wicked, Elphaba adalah contoh karakter yang tidak bisa menerima realitas dunia yang penuh dengan manipulasi. Ia memilih untuk melawan sistem yang ada, meskipun itu berarti dia harus dikenali sebagai "jahat" oleh masyarakat. Ini mencerminkan bagaimana beberapa orang, khususnya dari generasi muda, memilih untuk menghindari keterlibatan dalam Pilkada karena mereka merasa bahwa sistem tersebut tidak adil atau transparan. Mereka melihat bahwa keputusan yang diambil oleh para pemimpin sering kali didasarkan pada kepentingan pribadi atau kekuasaan, bukan pada kesejahteraan rakyat.

Wajah Oz Dalam Bentuk Media Sosial
Media sosial memiliki peran besar dalam mempengaruhi pemilih, terutama Gen Z, yang merupakan pengguna aktif platform seperti TikTok, Instagram, dan X (Twitter). Di sinilah manipulasi informasi sering terjadi. 

Dalam Wicked, narasi yang dibentuk oleh Wizard of Oz melalui media yang ada memengaruhi persepsi masyarakat tentang Elphaba. Demikian juga, dalam Pilkada, kampanye media sosial sering kali digunakan untuk membentuk citra calon tertentu, baik yang positif maupun negatif, tanpa memberikan informasi yang cukup atau akurat.

Sebagai contoh, pada Pilkada, calon pemimpin bisa menggunakan media sosial untuk menyebarkan narasi yang menguntungkan dirinya, sementara menciptakan citra buruk tentang pesaingnya. Teknik manipulasi ini bisa sangat efektif, terutama di kalangan pemilih muda yang lebih cenderung mengonsumsi informasi dari media sosial tanpa memverifikasi kebenarannya. Hal ini memperburuk ketidakpercayaan Gen Z terhadap sistem politik, yang sudah tercemar oleh ketidakjujuran dan ketidaktransparanan.

Demokrasi Subur Tanpa Perilaku (Politik) Manipulatif
Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi kita untuk memahami bahwa manipulasi dalam politik, seperti yang terlihat dalam Wicked, sangat berbahaya bagi keberlangsungan demokrasi. 

Kaum Milenial, yang merupakan kelompok usia terbesar dalam pemilu, memiliki potensi besar untuk membawa perubahan jika mereka diberdayakan dengan pengetahuan yang benar dan sumber informasi yang sahih. Kampanye politik yang transparan dan jujur harus menjadi fokus utama agar pemilih muda tidak terjebak dalam manipulasi yang bisa merusak masa depan mereka.

Pendidikan politik yang lebih baik juga sangat penting untuk meningkatkan partisipasi kaum milenial dalam Pilkada serentak 2024. Mereka perlu diberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses demokrasi, serta bagaimana cara mengenali dan menghindari manipulasi informasi yang dapat merusak keputusan mereka. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, mereka akan lebih percaya diri untuk terlibat dalam proses pemilihan, tanpa takut terjebak dalam manipulasi yang ada.
(yrd).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun