Mohon tunggu...
yuriadi
yuriadi Mohon Tunggu... Penulis - https://www.kompasiana.com/ceritayuri

Warga Negara Indonesia (WNI) biasa dari Kota Makassar. Menyukai informasi teknologi, sosial, budaya dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mencari Solusi dan Jalan Keluar untuk Pemulihan Industri Tekstil Tanah Air

27 Oktober 2024   10:18 Diperbarui: 27 Oktober 2024   10:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri tekstil di Indonesia sudah seperti nasi goreng yang selalu ada di meja makan. Sejak zaman kolonial, industri ini bukan hanya menjadi penopang perekonomian nasional, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya kita. Namun, saat ini, sektor ini menghadapi tantangan berat. Mari kita simak beberapa poin penting yang menggambarkan kondisi dan harapan industri tekstil di Indonesia saat ini.

1. Sejarah yang Menciptakan Identitas
Industri tekstil Indonesia punya sejarah panjang yang dimulai sejak zaman kolonial. Berbagai produk seperti batik dan tenun ikat bukan hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga salah satu pilar ekonomi. Di puncak kejayaannya, sektor ini menyerap jutaan tenaga kerja dan berkontribusi besar terhadap PDB. Namun, situasi kini jauh berbeda. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pertumbuhan sektor tekstil stagnan, bahkan sampai di titik nol persen pada kuartal II-2024. Ini menggambarkan betapa tertekannya sektor ini akibat serbuan produk impor yang lebih murah.

2. Tekanan Impor dan Pasar Domestik
Produk impor, khususnya dari Tiongkok dan Vietnam, telah mengganggu pasar domestik. Seperti yang diungkapkan oleh Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), serbuan produk ilegal merusak pasar lokal. Ini membuat banyak perusahaan tekstil mengalami penurunan kapasitas produksi hingga rata-rata hanya 45%. Akibatnya, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi, dan puluhan ribu pekerja terpaksa kehilangan pekerjaan. Dalam konteks ini, teori Michael Porter tentang keunggulan kompetitif mengingatkan kita bahwa untuk bersaing, produk lokal harus unggul dalam harga atau kualitas, tetapi kenyataannya, banyak perusahaan sulit bersaing dengan produk impor yang menawarkan harga lebih murah.

3. Krisis dan Ketergantungan Utang
Ironisnya, beberapa perusahaan besar, seperti Sritex dan Panamtex, harus menghadapi kenyataan pahit seperti kebangkrutan karena ketidakmampuan membayar utang. Jean Tirole, seorang pakar keuangan, mengatakan bahwa ketergantungan pada utang bisa jadi bumerang saat situasi ekonomi memburuk. Bagi Sritex, utang yang menumpuk di tengah kondisi pasar yang tidak mendukung membuat mereka terjerat krisis. Jadi, tantangan ini bukan hanya soal daya saing, tetapi juga manajemen keuangan yang sehat.

4. Inovasi dan Teknologi yang Diperlukan
Meskipun tantangannya besar, ada harapan untuk kebangkitan industri tekstil Indonesia. Seperti yang diungkap oleh Joseph Schumpeter, inovasi adalah kunci bagi perusahaan untuk bertahan. Dengan mengadopsi teknologi modern, industri ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Sayangnya, banyak pelaku industri masih terjebak dalam metode produksi tradisional yang membuat biaya tinggi dan kualitas rendah. Saatnya berinovasi, menciptakan produk unik seperti tekstil ramah lingkungan, agar produk lokal bisa bersaing.

5. Dukungan Pemerintah dan Kesadaran Konsumen
Agar industri tekstil Indonesia bisa bertahan dan bangkit, dukungan dari pemerintah sangat penting. Kebijakan yang mendukung industri lokal, seperti insentif pajak untuk penggunaan bahan baku lokal, dan regulasi impor yang ketat, dapat membantu memulihkan pasar. Selain itu, membangun brand lokal yang kuat juga penting. Ketika konsumen percaya pada kualitas dan nilai produk lokal, mereka akan lebih cenderung memilih produk dalam negeri daripada produk impor.

Jalan Menuju Kebangkitan
Dengan sejarah yang kaya dan potensi yang besar, industri tekstil Indonesia masih memiliki jalan menuju kebangkitan. Meskipun kondisi saat ini tertekan, langkah-langkah strategis dari inovasi hingga dukungan pemerintah dapat membantu sektor ini bangkit kembali. Dengan kerjasama semua pihak, kita dapat memastikan bahwa industri tekstil Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga kembali menjadi kebanggaan bangsa.

(yrd).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun