Penulis menggunakan kaum wibu sebagai objek bahasan pada kesempatan kali ini hanya untuk memantik logika para pembaca.Â
Bukan hanya wibu yang kebebasannya dihakimi seenaknya oleh banyak orang. Meskipun kebebasan tidak dapat menentukan kebahagiaan, tapi terkadang kita perlu membiarkan orang lain menikmati kebebasannya terlebih dahulu sebelum itu menjadi usang.Â
Tak hanya kebahagiaan orang lain yang tidak boleh kita hakimi begitu saja. Kebahagiaan serta ekspresi dari diri kita sendiri pun juga harus kita beri ruang tersendiri di dalam kehidupan kita.Â
Kuncinya adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, merasakan bahagia dan sedih secukupnya, serta bersyukur atas semua karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H