Lalu selanjutnya adalah Prabowo Subianto, yang kita ketahui kini Prabowo tidak seserius seperti dulu, seringnya melontarkan candaan atau bahkan memberikan gestur-gestur tertentu memberikan kesan positif dan negatif. Positifnya orang beranggapan bahwa Prabowo kini lebih santai dan dekat dengan masyarakat, mampu mengambil hati, namun negatifnya seperti pada acara debat tersebut Ia terasa tidak serius dalam menanggapi pertanyaan. Memang nomor urut dua ini terlihat lebih realistis dari kandidat yang lain, akan tetapi bagaimana Ia menjawab pertanyaan terasa adanya ketakutan akan "dipojokan" oleh kandidat lain, maka candaan adalah jalan keluarnya. Tapi berbeda kandidat lain yang sibuk menyeret nama orang lain, Prabowo fokus dengan pemaparan program kerjanya.
      Selanjutnya Ganjar Pranowo dengan nomor urut terakhir, keunggulan yang Ia miliki adalah bagaimana Ia mampu menjawab pertanyaan dengan kasus yang pernah Ia tangani, ini memudahkan para penonton terhanyut dan beranggapan bahwa Ganjar adalah pemimpin yang memiliki etos kerja yang baik dilihat dari pengalamannya, terasa mencari aman saja saat menjawab pertanyaan. Namun tidak sedikit pula rakyat yang pernah dipimpinnya mengeluh tentang kinerja Ganjar.
      Sebagai mahasiswa yang kini adalah kedua kalinya saya diberi kesempatan untuk memilih, melihat acara debat tersebut membuat saya semakin bingung dengan apa yang akan saya pilih. Ketiganya memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, pengalaman juga tidak bisa dianggap remeh. Hal yang akan saya fokuskan adalah melihat rekam jejak para paslon, bagaimana  cara mereka menghadapi kritikan masyarakat, dan gagasan mana yang bisa memberikan keuntungan lebih untuk anak muda khususnya mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H