Mohon tunggu...
Ceritanya Arin
Ceritanya Arin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Selamat datang di web pribadiku, si budak tugas!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan yang Berkuasa

8 Desember 2023   16:39 Diperbarui: 8 Desember 2023   16:50 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Lalu di tahun 2019 Yati berada di bawa incumbent, dan 2024  Yati mencoba kembali untuk nyaleg, Yati berpendapat bahwa kemungkinan sekarang nyaleg terakhir  dilihat dari usia yang tidak muda lagi .

          Sudah lebih dari 10 tahun Ia masuk ke dalam partai, namun ada jabatan dan tugas yang paling memengaruhi Yati, yaitu di tahun 2019 menjabat sebagai Wakil Sekretaris Partai Nasdem DPW Jabar, dan sekarang menjadi Wakil Ketua Bidang Kehutanan Agraria & Tata Ruang. Ia berceita mengenai programnya, program ini berfokus pada sampah yang ada di Kota Bandung.

          Dengan menghimbau untuk masyarakat Bandung bahwa nantinya TPS tidak akan menerima sampah makanan rumah tangga lagi, dengan begitu Yati mengajarkan masyarakat secara langsung untuk mengolah sampah makanan menjadi kompos yang bisa digunakan lagi. Program ini dibuat karena beberapa saat lalu terjadi kebakaran d TPS Bandung, dengan adanya program ini maka sampah yang dibuang ke TPS akan berkurang. Program ini diberi nama Kang Empos, dengan bahan ember, karung, tanah, dan sekam. Dengan cara taruh karung ke dalam ember lalu masukan sekam ke dalam karung sebanyak 10cm, setelah itu tanah juga masukan 10cm, lalu campurkan dengan sampah makanan dari rumah tangga, aduk ketiganya dan tutup karung, proses ini terus dilakukan setiap harinya sampai karung penuh. Jika sudah penuh maka ikat karung tersebut dan biarkan berada di udara luar selama satu bulan, dan jadilah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk tanaman. Jadi nantinya TPS akan menerima sampah yang bisa diolah oleh mereka saja, seperti plastik, kardus, kaleng, dsb.

 Tahun 2024 Yati menjadi calon legislative, Ia akan mengikuti pemilu di 14 Februari. Banyak cara yang dilakukan Yati untuk mendapat dukungan dari masyarakat, salah satunya dengan memasang baliho di pinggir jalan, namun Ia berpendapat bahwa jika hanya pasang baliho orang tidak akan kenal tidak akan sampai ke hati, apa akan dilihat apa partainya? Apakah orang-orang yang lihat akan tahu dia dari DPR mana kota, provinsi, atau pusat? Hanya selewat saja. Maka sebagai caleg kita harus turun langsung ke masyarakat, Yati pun sudah kampanye ke enam kecamatan, setelah berkunjung ke beberapa wilayah Yati pun menyadari bahwa masyarakat itu terbagi menjadi dua kalangan, masyarakat kelas bawah dan atas, kalau komplek masuknya masyarakat kelas atas dan bagaimana cara kita masuk ke masyarakat itu dengan carilah tokoh setempat yang bisa didengar oleh rakyat, berbeda dengan masyarakat kelas bawah kita akan berurusan dengan perut, makanan, dan uang. Tapi selain itu juga kita beri pengarahan kepada kelas bawah bahwa kampanye ini adalah faktor penentu bagaimana kehidupan kita kedepannya, apakah nanti kedepannya yang menang akan mampu mendengarkanlah aspirasi mereka seperti banjir, bantuan kepada ibu hamil, tunjangan pemerintah (PKH, BPMT, BPJS, BOS). Jangan hanya mau untuk diberi uang 100 ribu dan habis begitu saja di  hari itu tapi kehidupan lima tahun kedepannya tidak akan terjamin. Jadi caleg harus pintar berbicara memberi arahan kepada masyarakat tentang mana yang baik yang harus dipilih, begitu Yati bercerita.

 Selain kampanye ke pemukiman warga rencananya Yati juga mau kampanye ke sekolah-sekolah, memberikah arahan-arahan kepada mereka yang baru akan mencoblos untuk pertama kalinya, karena suara anak muda Indonesia juga besar, jumlah mereka banyak.

Diusianya yang sudah tidak muda lagi, Yati mengungkapkan jika pemilu kali ini Ia tidak berhasil maka Ia akan mundur dari dunia politik dan melanjutkan bisnis yang ada saja. Namun sebaliknya, jika berhasil maka pemilu selanjutnya di 5 tahun mendatang Yati akan berkontribusi lagi.

Sebagai perempuan yang memiliki banyak aktifitas, selain menjadi pebisnis dan politisi Yati juga mengurus kebutuhan rumah tangga, suami, anak, belum lagi menjadi Ketua RW, ketua forum yang dinaungi oleh 13 RW, hingga Ketua Forum Pemberdayaan Perempuan Kota Bandung. Banyaknya kegiatan tersebut memang tidak mudah, membuat lelah bahkan untuk membuka handphone saja sampai tidak ada waktu, namun bagaimana pun ini keputusan yang dipilih oleh Yati dengan sikap dibawa santai, ditambah Yati juga punya orang-orang kepercayaan untuk membantu di lokasi-lokasi proyek, sehingga memudahkan Yati dalam mengerjakan semua tugasnya.

Ogi Desyandhi Mulevian, salah satu teman Yati yang ditemui saat di bangku kuliah, pertemanan mereka dimulai sejak tahun 1984. Ogi menjelaskan bahwa Yati memang memiliki sikap ambisi yang positif sejak dulu, selalu berusaha menjadi yang lebih baik dari teman-temannya. Ia juga mengatakan bahwa saat di kampus Yati aktif mengikuti organisasi. Sejak dulu Yati selalu memilih dalam pertemanannya, Ia akan berteman dengan orang-orang yang bisa membawa Yati ke arah yang baik, dengan begitu maka Yati akan terbawa menuju kebaikan, tapi bukan berarti Yati membatasi diri dengan lingkungan lainnya, Yati memiliki banyak teman dan mampu berinteraksi dengan perbedaan dilingkungannya, sehingga Yati dikenal oleh banyak orang sejak itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun