Wali kelas. Ya apa yang ada dalam pikiran anda jika mendengar wali kelas? Sebagai orang umum wali kelas biasa dimaknai sebagai guru yang memiliki tugas tambahan  untuk mengkoordinasi kelompok siswa pada suatu kelas. Keberadaan wali kelas ini tentunya sangat dibutuhkan.Â
Selain menjadi jembatan informasi antara orangtua dan sekolah, wali kelas lebih banyak disibukkan pula dalam mengenal karakter dan mengondisikan kelas. Tentunya peran wali kelas setiap jenjangnya akan berbeda pengalaman.
Kita bisa melihat bahwa peran wali kelas pada sekolah tingkat dasar; KB, TK, SD memiliki tantangan yang jauh lebih kompleks. Benar-benar menjadi ornagtua kedua saat di sekolah. Mengajari hal-hal dasar aktivitas yang dilakukan sehari-hari.Â
Mulai mengajari adab belajar, mengenalkan toilet dan penggunaanya, cara berinteraksi dengan lingkungan, dan masih banyak contoh lainnya. Apakah orangtua di rumah tidak mengajari? Tentunya sebagai wali kelas sekolah dasar mengulang aktivitas-aktivitas di rumah namun dengan pemahaman pendekatan secara edukasi.
Bagaimana jika menjadi wali kelas tingkat menengah dan atas? Peralihan mereka dari masa anak-anak ke remaja, darimasa remaja ke dewasa tentunya permasalahan yang dihadapi juga berbeda. Kondisi pergantian masa atau yang biasa disebut masa puber ini anak-anak lebih membutuhkan ke pendekatan empati.
Di mana menjadi wali kelas yang dibutuhkan adalah sebagai rekan bicara pada kondisi yang dialami anak. Sebagai anak yang mengalami masa peralihan tentunya mereka tidak lagi memerlukan perlakuan yang detail seperti anak-anak.
Usia mereka lebih cenderung menggunakan perasaan. Untuk itulah wali kelas hadir. Bisa menjadi sumber informasi pertama saat terjadi permasalahan ataupun dibutuhkan informasi kondisi kelas.
Dalam satu kelas terdidi dari beberapa anak dan berbagai jenis karakter siswa. Sebagai wali kelas ditingkat menengah dan atas perlu juga mengetahui bahwa setiap kondisi psikologis siswa tidak terlepas dari faktor keuarga dan lingkungan pergaulannya.
Sebagai guru yang pernah diamanahi menjadi wali kelas, tentunya pernah melakukan ters diagnostik dini terhadap pembiasaan dan kondisi mula setiap siswa. Hal ini bertujuan agar memudahkan menindaklanjuti siswa sesuai dengan perilakunya di sekolah. Secara umum ada tiga karakter yang muncul pada siswa.Â
Pertama, ada sekolompok siswa yang di rumah mendapatkan perhatian dan fasilitas penuh dari orangtua, namun tidak jarang pula ada anak yang malah terkesan dikekang oleh orangtua. Kedua, anak yang kehilangan salah satu dari orangtuanya (meninggal) akan merasa kehilangan separuh dari penyemangat mereka, hal ini ada yang menyebabkan si anak menjadi kurang percaya diri dan tersinggung dengan pembahasan bertajuk keluarga.Â
Ketiga, permasalahan yang dominan. Sebagian dari mereka ada yang hidup terpisah dari orangtua, entah itu karena perceraian atau kondisi ekonomi keluarga yang menyebabkan mereka harus tinggal dengan sanak saudara.