Nama saya Metha. Saya punya teman bernama Emily. "Aku tidak mengerti mengapa
semua temanku membencinya!" Padahal dia anak yang baik dan juga pintar. Kurasa mungkin
karena ayahnya. Ya! ayahnya adalah seorang tahanan. Tapi haruskah kita menyalahkan Emily
atas kesalahan ayahnya? Tentu saja itu tidak benar adanya? Tapi sebagai teman, saya hanya bisa
menyemangati dan mendukungnya.
Suara bel sepeda saya terdengar dari kejauhan, Emily berpamitan dengan ibunya. "Nak,
ingat, jangan dengarkan temanmu yang suka mengejekmu karena mereka tidak tahu apa-apa,"
kata ibu ily.
"Good lady" jawab Emily dengan senyum kecil di bibirnya. Setelah berpamitan, Emily dan aku
pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Emily langsung disambut dengan kata-kata ejekan
dari teman-temannya. Tapi yang paling umum adalah Galang dan Evans, anak dari pemilik sekolah tempat kita belajar. "Hei teman-teman, ada anak narapidana niih!!" kata Galang.
"Saya benar-benar malu dikutuk," kata Evans.
Mengabaikan kata-kata ejekan tersebut, Emily melanjutkan perjalanannya dengan tenang,
ditemani sorot mata sinis dari teman-temannya. Metha yang berada tepat di belakangnya hanya
bisa menarik napas panjang dan mencoba menyemangati Emily lagi.
"Sabar Kania ya! Dan ingat nasehat ibumu," kata Metha bersemangat.
Emily hanya bisa menjawab dengan menganggukkan kepala dan sedikit senyum di bibir
manisnya. Melihat senyumnya, Metha merasa lega karena kondisi Ily baik-baik saja.
Kemudian Metha meraih tangan Emily dan membawanya ke kelas. Bel berbunyi,
menandakan pelajaran dimulai. Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki bertubuh kekar pergi ke
kelas untuk mengajar bahasa Indonesia bernama Pak Teguh. Selama pelajaran ini, Pak Teguh
meminta tugas. Semua siswa mengambil tugasnya, kecuali Emily yang terlihat bingung, seperti
sedang mencari buku kerja.
"Apakah buku itu tertinggal, apakah Emily merencanakan kelas dengan buruk, atau buku itu
jatuh?
" pikir Metha, juga khawatir dan bingung. Sebelum Metha sempat mencoba membantu Ily,
Pak Teguh menoleh ke arah Ily yang sedang sibuk mencari buku tugasnya.
"Apakah kamu tidak melakukan pekerjaan Ily!" Pak Teguh menggeram dengan wajah kesal.