Mohon tunggu...
Budi Santoso
Budi Santoso Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mempertanyakan Aksi Ricuh Mahasiswa

21 Oktober 2017   12:29 Diperbarui: 21 Oktober 2017   12:40 2217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ratusan mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia melakukan unjuk rasa di depan Istana Merdeka, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (20/10).

Hingga menjelang tengah malam, para mahasiswa dengan berbagai atribut dan almamater bergantian menyampaikan aspirasi dan mengkritisi sejumlah masalah pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hari ini telah berjalan selama tiga tahun.

Namun, karena sudah tengah malam, akhirnya polisi membubarkan aksi mereka. Sesuai dengan peraturan terkait penyampaian pendapat di muka umum, sebenarnya demonstrasi hanya dibolehkan sampai pukul 18.00.

Terlihat sempat terjadi kericuhan saat arus lalu lintas menuju Istana dibuka polisi. Mahasiswa yang bertahan berusaha menghalang-halangi kendaraan bermotor agar tidak dapat melintasi mereka.

Namun ratusan polisi yang berjaga, dengan tameng dan pentungan, langsung sigap membubarkan massa. Sejumlah demonstran akhirnya mundur ke tepi-tepi jalan.

Beberapa pengunjuk rasa yang diduga memprovokasi para mahasiswa agar tetap bertahan akhirnya diamankan Kepolisian.

Apa yang dilakukan oleh mahasiswa dalam berunjuk rasa di atas sebenarnya tidak layak disebut aksi menyampaikan pendapat yang intelek. Hal itu karena mereka tidak mengikuti aturan yang berlaku.

Selain itu juga mengganggu ketertiban masyarakat karena membuat ruas jalan macet dan tak dapat dilalui. Harusnya bila mereka intelek, berunjuk rasa itu dilakukan dengan tidak mengganggu kepentingan masyarakat lainnya.

Apa yang dituntut oleh para mahasiswa pun sebenarnya tidak kelihatan urgensinya saat ini. Bahkan, banyak dari mereka yang tak tahu apa yang sebenarnya dituntut. Masyarakat juga tak paham apa keuntungan dari aksi mereka.

Dengan kondisi tersebut, aksi demonstrasi mahasiswa sangat rentan untuk ditunggangi kepentingan politik tertentu, terutama oleh mereka yang tak suka dengan pemerintahan saat ini. Apalagi bila aksi demonstrasi tersebut sampai terjadi kericuhan. Itu bisa menjadi bahan provokasi massa agar situasi nasional menjadi tak kondusif.

Sebenarnya masih banyak kontribusi lain dari mahasiswa untuk negeri ini, selain dengan demonstrasi yang merugikan banyak pihak tersebut. Misalnya dengan serius mendalami bidang kajiannya agar berguna untuk kemaslahatan masyarakat.

Mahasiswa yang suka ricuh, hobi bentrok, dan sering melakukan provokasi massa, bukanlah insan akademis yang bisa membawa perubahan untuk masyarakat. Mereka hanya bagian dari 'kenakalan remaja' saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun