Memasuki Bulan Oktober 2017, Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya di Kementerian dan Lembaga Negara untuk menyusun laporan singkat tentang progres kinerja masing-masing. Â Hal ini dilakukan dalam rangka evaluasi menjelang 3 tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) yang jatuh pada 20 Oktober.
Selama 3 tahun masa pemerintahannya, Presiden Jokowi gencar melakukan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Sejumlah proyek pembangunan baik di pusat hingga daerah terus dikebut.
Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) No.58 Tahun 2017 yang merupakan perubahan dari Perpres No. 3 Tahun 2016, pemerintah menetapkan sebanyak 270 program strategis nasional. Dari jumlah tersebut, pemerintah juga menetapkan sebanyak 37 program prioritas.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, membenarkan bahwa terdapat capaian pembangunan infrastruktur yang berhasil dibangun selama masa pemerintahan Jokowi. Mulai dari jalan, bendungan, hingga perumahan.
Pada bidang ketahanan air dan pangan, hingga kini telah diselesaikan 7 bendungan, di antaranya Bendungan Jatigede, Titab, Nipah, Bajulmati, Rajui, Paya Seunara, dan Teritip. Selain itu telah dilakukan pembangunan 265.000 hektar jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 1,05 juta ha jaringan irigasi.
Di bidang konektivitas, telah diselesaikan pembangunan 2.623 km jalan baru, termasuk di dalamnya Jalan Trans Papua, perbatasan Papua, Trans Kalimantan, perbatasan Kalimantan, dan perbatasan NTT.
Sedangkan untuk jalan tol, hingga akhir 2016 ada 176 km jalan tol baru yang telah dioperasikan. Sedangkan hingga akhir 2017 ini, ini akan ada 568 km tambahannya. Hingga tahun 2019 nanti sampai 1.581 km.
Pemerintah juga tengah membangun jembatan baru sepanjang 29.859 meter, seperti Jembatan Tayan di Kalbar, Jembatan Merah Putih di Ambon, dan Jembatan Soekarno di Manado, Jembatan Teluk Kendari di Sultra dan Holtekamp di Jayapura.
Sementara untuk pengembangan kawasan perbatasan sebagai embrio pusat pertumbuhan wilayah, pemerintah telah menyelesaikan renovasi 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, yaitu Skouw di Papua, Entikong, Badau, dan Aruk di Kalbar serta Mota'ain, Motamasin, dan Wini di NTT.
Di bidang perumahan, pada 2015 telah terbangun 699.770 unit rumah, sedangkan di 2016 ada 805.169 unit rumah.
Fokus pemerintahan Jokowi untuk membangun infrastruktur merupakan langkah tepat untuk membuka potensi ekonomi Indonesia. Selain itu, juga untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Sejak pemerintahan Jokowi ini wilayah luar Jawa, terutama daerah pinggiran dan terluar Indonesia diprioritaskan untuk di bangun.