Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal sebagai seorang sosok yang sederhana dan dekat dengan masyarakat. Sejak beliau memimpin Kota Surakarta kemudian menjadi Gubernur Jakarta dan akhirnya menjadi seorang Presiden Republik Indonesia, kehidupan pribadinya dan keluarganya tak banyak berubah. Jokowi tetap seperti yang dulu.
Sebagai seorang manusia biasa, Jokowi adalah sosok yang mudah tersentuh hatinya. Ini adalah watak atau sifat bawaan beliau sejak kecil. Bukan sebagai hasil pencitraan atau olahan media.
Kisah hidup dan perjuangannya yang dimulai dari bawah turut membentuk watak Jokowi seperti itu. Jokowi bukan keturunan elit dan bangsawan. Ia yang berasal dari rakyat biasa, yang memiliki kondisi hidup seperti rakyat kebanyakan, membuatnya peka atas kehidupan orang biasa juga.Â
Karena itu, Presiden Jokowi memiliki kepedulian yang besar terhadap kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia di berbagai wilayah. Dalam kunjungan kerjanya, Presiden Jokowi kerap memberikan bantuan secara inklusif pada masyarakat, tanpa mempermasalahkan identitas penenerimanya, baik secara agama, suku, etnis, ataupun pandangan politiknya. Hal itu sering muncul sendiri dari inisiatif beliau pribadi.
Misalnya, Bulan April lalu, sebuah video yang viral di sosial media menarik perhatian Presiden Jokowi. Video itu menggambarkan bagaimana kondisi siswa-siswa di sebuah sekolah di wilayah Kabupaten Bengkayang yang berada di perbatasan RI-Malaysia, di Kalimantan Barat. Para siswa berseragam kusam, seadanya, tanpa sepatu. Melihat video tersebut, Jokowi dilaporkan sempat terharu dan langsung mengutus tim khusus untuk mengirimkan bantuan perlengkapan sekolah ke para siswa di Kabupaten Bengkayang.
Kemudian dalam kisah lain. Ada seorang nenek berusia 70 tahun bernama Siti Bunga atau Nek Mimi, menunggak pembayaran rumah susun sederhana sewa Pesakih, Jakarta Barat. Tunggakan Nek Mimi telah mencapai 13 bulan atau senilai Rp 3 juta. Nenek tersebut adalah warga relokasi dan hidup sebatang kara.
Kisah Nek Mimi tersebut alhirnya sampai ke telinga Presiden Jokowi. Presiden pun mengirimkan utusannya untuk membayar tunggakan Nek Mimi. Presiden kini sudah melunasi sewa tempat tinggal Nek Mimi hingga Desember 2017.
Tidak hanya cerita di Bengkayang, cerita Nenek Mimi di Jakarta Barat, masih banyak cerita lainnya tentang kedermawanan Presiden Jokowi seperti saat melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya, Jawa Barat, Ramadhan lalu. Secara spontan Presiden memberikan bingkisan pada tukang becak yang ada di sana dan berbincang singkat. Selain itu, belum lama ini Presiden Jokowi pun mengejutkan warga Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tetiba Presiden Jokowi ingin memberikan bantuan kepada Jaenuddin, 57, seorang warga miskin.
Tak habis disitu, kisah bocah Hafidin, seorang anak 10 tahun yang merawat dan menghidupi ibu serta kakeknya sendirian membuat trenyuh hati Presiden Jokowi. Mengetahui itu, Presiden pun langsung mengutus perwakilan untuk memberikan bantuan pada anak tersebut yang meliputi biaya perbaikan rumah dan biaya sekolah.
Hal di atas bukan sebuah pencitraan dari seorang Presiden. Di atas adalah beberapa kisah nyata yang dilakukan Presiden karena sifat manusiawinya. Kemudian, kewenangan kekuasaan di tangannya digunakan untuk dapat membantu orang lebih banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H