Mohon tunggu...
Budi Santoso
Budi Santoso Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengabdian Presiden Jokowi Meluluhkan Hati Mantan Pendukung Prabowo

25 September 2017   17:20 Diperbarui: 25 September 2017   17:32 3383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dulu memilih bapak, bukan pak Jokowi. Di mata saya waktu itu, bapak adalah jendral yang perkasa, ksatria, pintar, dan mampu memimpin bangsa ini.

Ketika bapak kalah saya sempat sedih dan kecewa, apalagi hanya terpaut sedikit. Semakin terluka ketika saya melihat bapak sempat sujud syukur atas 'kemenangan' bapak. Namun saya segera bangkit, sebab waktu itu saya yakin bapak adalah jendral ksatria yang akan menerima kekalahan dengan legowo lalu kembali berjuang untuk bangsa dan negara - dengan cara yang berbeda.

Namun waktu adalah penguji hati manusia yang sesungguhnya. Pak Jokowi, seiring perjalanan waktu dan sesuai amanah yang diembannya - sungguh berjuang bagi bangsa dan rakyatnya. Pak Jokowi belajar menjadi seorang presiden yang baik dan benar  - bukan saja dengan otaknya - tapi dengan hatinya.

Kerja, kerja, kerja yang sering dilecehkan itu dia jalankan tanpa kenal lelah. Maka hasilnya nyata, tingkat kepuasan rakyat terus meningkat. Dia kerjakan semuanya dengan hati. Itu yang membuat saya memalingkan hati saya pada pak Jokowi. Maaf pak, saya berpindah ke lain hati.

Saya  tidak mau suuzon apapun kepada bapak. Saya juga tak mau melecehkan bapak, meski tak sedikit yang melakukan itu kepada bapak. Saya ingin belajar dari pak Jokowi, presiden saya - yang tak pernah membalas meski dilecehkan sampai tandas. Dia tetap menghormati siapapun, bahkan termasuk bapak.

Saya akan tetap menghormati bapak sebagai sesama rakyat, sesama manusia - meski bapak suka 'menyindir' presiden saya. Masa bantuan kemanusiaan ke Rohingya bapak bilang pencitraan ?

Saya hanya mau bertanya melalui surat ini, masihkan bapak mencintai negeri ini dan mendahulukan pesatuan bangsa di atas lainnya - termasuk ambisi bapak untuk sebuah kekuasaan dan kursi presiden ?

Bapak tak perlu menjawabnya, cukup bapak simpan dalam hati bapak sendiri jawaban itu.

Pada 2019 nanti, hati saya telah berpindah ya pak. Bukan karena saya manusia yang tak setia, tapi saya tak mau kesetiaan buta - seperti beberapa orang yang menerapkan prinsip : the boss can do no wrong ..terhadap bapak.

Tetap sehat dan semangat pak.

God bless you pak...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun