Rasulullah SAW pernah bersabda: “Perkokohlah bahteramu karena samudera ini amat dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan ini amat panjang. Ikhlaskanlah amalmu karena pencatatmu sungguh amat jeli.”
Dasar membangun rumah tangga adalah keikhlasan karena perintah Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, bukan hanya ingin mendapatkan pasangan hidup. Dalam pelaksanaannya pun seperti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW, bukan dengan cara-cara lain yang dilarang.
Sedangkan tujuan akhir dari pembentukannya adalah hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT, bukan kedudukan, harta atau keridhaan disisi manusia. Hadits Rasulullah SAW diatas telah mensinyalir, bahwa samudera yang akan diarungi oleh bahtera rumah tangga amatlah dalam dan perjalanannya pun amat panjang, penuh liku-liku, onak dan duri. Jika tidak hati-hati dalam melangkah, maka kita akan terperosok ke lubang yang dalam.
Karenanya, perlu ada usaha ekstra dan lebih, baik dalam mempersiapkan, memasuki gerbangnya dan berjalan diatas keagungan nilainya. Kehidupan sebuah rumah tangga diumpamakan sebagai sebuah bahtera. Keselamatan bahtera itu sangat tergantung dari kewaspadaan para penumpang diatasnya serta tentunya sang Nahkoda kapalnya dalam mengarungi samudera yang lauas itu.
Rasulullah SAW memberikan gambaran bagaimana seharusnya hidup bersama dalam berumah tangga. “Perumpamaan orang-orang yang menjaga batas-batas Allah SWT dengan mereka yang melanggarnya, bagaikan satu kaum yang menaiki sebuah bahtera. Sebagian mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bawah. Mereka yang di bawah jika ingin air (terpaksa) melewati orang-orang yang di atas, lalu berkata, “Seandainya kita lubangi (bahtera ini) untuk mendapatkan air, tentu kita tidak lagi mengganggu orang-orang yang di atas.” Jika orang yang diatas membiarkan keinginan mereka yang di bawah, tentu semua akan binasa. Jika mereka menghalanginya, mereka akan selamat dan selamatlah semuanya.” (HR Bukhari dan Tirmidzi)
Dalam mengarungi samudra kehidupan terkadang bahtera itu miring ke kiri dan ke kanan. Satu saat tenang, dan di saat lain dihempas gelombang. Untuk itulah sejak awal bahtera harus dipersiapkan dan diperkuat di segala sisinya. Caranya adalah dengan selalu menjaga langkah agar tidak keluar dari tujuan asasinya serta selalu menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga.
Kesejahteraan keluarga bukanlah terletak pada aspek fisik materi, tapi keterikatan anggota keluarga dengan aqidah, ibadah, akhlak dan pergaulan Islam, hingga seluruh kehidupan terwarnai dengan identitas Islam secara utuh.
Bagaimana kehidupan yang islami, dapat kita lihat dari suri tauladan kita Rasulullah SAW. Karena Allah SWT sendiri telah menyatakan dalam Al Qur’an : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS 33:21)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H