Mohon tunggu...
Ceppy Febrinika Bachtiar
Ceppy Febrinika Bachtiar Mohon Tunggu... profesional -

Sepeda, film, politik, budaya, musik, dan fotografi.. \r\nContact: ceppyfebrinikabachtiar@yahoo.co.id/ceppy.bachtiar@beritasatumedia.com. Twitter: @ceppyfbachtiar\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maher Zain Lawan Stigma Penyanyi Nasyid

8 Oktober 2012   14:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:04 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_203261" align="aligncenter" width="183" caption="okezone.com"][/caption]

Meski banyak bangku kosong, konser Maher Zain 'Forgive Me, Indonesia Tour 2012' Minggu (7/10) malam, tak mengurangi antusias penonton bersenandung. Dengan penampilan khas, topi pet hitam, balutan jas putih dan jeans, Maher menyihir penggemarnya, layaknya shalawat massal. Doi berhasil menggebrak pandangan dan style musisi bergaya nasyid.

Ketika hujan mengguyur kawasan Senayan pukul 18.40, Minggu malam (7/10) tadi, saya mengira, konser Maher Zain akan jauh dari hiruk pikuk serta pemandangan mengular penonton untuk menuju pintu utama. Ditengah hujan cukup lebat, sebagian orang, baik penonton maupun kru penyelenggara, berteduh di bawah pohon, dan tenda pintu utama. Sebagian lain ‘menumpang’ di tenda penjaja makanan.

Beruntung, hujan tak berlangsung lama, sekitar 30 menit, walau masih tersisa rintik gerimis.

Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Idola mereka memasuki panggung berukuran 12 x 22 meter pukul 20.30, dengan iringan suara perkusi band.

Maher.. Maher.. Maher..,suara menggema dari 2.000 penonton, disusul tembang pembuka "Sepanjang Hidup".

"Matur Nuwun.. Senang sekali bisa kembali datang ke Indonesia. Anda datang dengan semangat?," sapa Maher. Suara penonton kembali bergemuruh.

Tak jauh beda dengan konser pertama di Jakarta, 9 Oktober tahun silam, dengan lokasi sama, ia tetap bergaya khas, topi pet.

Tahun ini, Maher terlihat lebih elegan dan cool dengan jas putih serta jeans hitam. Beda dengan tahun lalu, lewat jaket hitam.

Maher seakan mendobrak stigma kalau penyanyi religi kerap berpenampilan bersurban, berbaju kok, berjenggot atau simbol agama.

Raih 25 Platinum

Musisi religi asal Swedia ini terkenal secepat kilat, rentang dua tahun terakhir ini. Lagu-lagunya banyak dihapal dan dinyanyikan orang. Ia jadi satu-satunya penyanyi solo mancanegara yang albumnya, Thank You Allah,memperoleh 25 Platinum Award dari Soni Music Indonesia atas suksesnya penjualan compact disc (CD) di Indonesia.

Penghargaan patut diberikan lantaran ia dianggap artis internasional pertama yang meraih penghargaan ini di Indonesia. Bahkan, penjualan album sebelumnya mengalahkan prestasi penjualan artis popular mancanegara seperti Adele, Justin Bieber, Pitbull dan J-Lo.

Selama durasi dua jam lebih beraksi, Maher tak hanya mengajak penonton mendendangkan sejumlah debut album Thank You Allah dan delapan dari album terbaru Forgive Me seperti, Assalamu Alayka, So Soon, Freedom, Ku Milikmu, Tuntunku Padamu, Radhitu Billahi Rabba, Forgive Me, dan “Maulaya”.

Tak henti-hentinya Maher menyebut kata ‘Masya Allah’ sembari melambai tangan setiap dan menjelang menyanyi lantaran ratusan penggemarnya ikut nyanyi bareng di beberapa tembang hit.

"Saya tidak terlalu butuh teriakan keras dari penonton. Yang penting kita bisa nyanyi bersama," ujarnya, saat jumpa pers di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, (1/10).

Sepanjang lagu, Maher banyak menebar senyum ke penggemarnya, walau penonton tak terlihat padat. Sesekali, ia turun dari ujung panggung menuju stage di bawah, seolah ingin berusaha menghampiri penggemar.

Konser kedua di Indonesia, Maher kembali menggandeng Fadly ‘Padi’ dan Irfan Makki. Fadly adalah rekan duet Maher di single “Insya Allah”.

Sementara, Irfan adalah penyanyi berdarah Pakistan yang menetap di Kanada. Bersama Maher, ia duet membawa lagu Allahi Allah Kiya Karo. Diantara semua tembang, lagu ini terdengar nge-beat, hingga semua penonton ikut bergoyang.

Penonton yang hampir seluruhnya kaum ibu-ibu dan remaja putri berhijab pun asyik bergoyang.

Setelah diganjar 25 platinum, sosok Maher diperhitungkan di industri musik dunia, khususnya genre religi. Tak banyak penyanyi religi mampu mencapai prestasi tersebut.

Faktor lain yang tak kalah mendukung adalah suksesnya drama religi Insya Allah Ada Jalan. Dalam drama itu, Maher akting bareng Fadly ‘Padi’ di SCTV selama ramadan lalu. Melalui serial ini, album Maher Thank You Allah (2011) dan Forgive Me (2012) masuk sebagai album terlaris di toko-toko musik.

Penggila Jacko

Selain kualitas olah vokal yang oke, pria kelahiran kelahiran 16 Maret 1981 ini juga piawai mencipta lagu. Selama ini, lagu-lagu Maher kerap berisi kalimat-kalimat pujian-pujian kepada Sang Khalik dan diciptakan langsung oleh Maher. Hampir semua lagu berirama pop.

Tak heran, ia juga penggila lagu-lagu milik King of Pop.

“Saya akan bawakan lagu favorit saya dari Michael Jackson,” ujarnya, disusul lagu milik Jacko, “Man In The Mirror.”

Jakarta merupakan kota ketiga, setelah Surabaya (3 Oktober) dan Bandung (5 Oktober), yang disambangi Maher dalam rangkaian tur kali ini. Terakhir, Banda Aceh (10 Oktober), menjadi rangkaian terakhir dari konser 'Forgive Me' Indonesia Tour 2012'.

Diantara kota-kota besar di Indonesia, mengapa Aceh yang terpilih? Sejak peristiwa Tsunami 2004, kota itu sudah terpuruk.

Enggak pernah ada lagi konser kelas internasional yang diselenggarakan di sana (Aceh),” ujar salah satu promotor Akmal Hanis Abdullah, saat dijumpai di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, (1/10).

Akmal ingin warga dunia melihat Aceh menjadi kota yang mayoritas berpenduduk Islam di Indonesia dengan segala budaya dan adat istiadatnya.

Awalnya, kata Akmal, masyarakat Aceh tak percaya Maher akan datang.

“Begitu kami broadcast, antusias mereka luar biasa, " ungkap Akmal. Harga tiket di Aceh tak sama dengan kota-kota sebelumnya, alias lebih terjangkau. Mulai yang termurah Rp60 ribu bagi mahasiswa hingga Rp1 juta, dengan total tiket 25 ribu.

Di kota lain, tiket senilai Platinum Rp1,5 juta, Gold Rp1,2 juta, Silver Rp1 juta, Bronze Rp500 ribu, dan Tribune Rp350 ribu. Suasana arena konser yang dipromotori Sony Music Indonesia, Velvet Production dan DNA Production itu diakhiri pukul 22.20WIB dengan tembang pamungkasBaraka Allahu Lakuma. "Thank you so much, Jakarta. Assalamualaikum," ucap Maher.

Full BandSebelumnya, pekan lalu, Maher menegaskan, konser ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena membawa full band dari timnya. Selain dari album lawas, ia bawa lagu dari album kedua, Forgive Me. "Lebih nyaman dan berasa beda sekali memakai band sendiri," katanya. Dia juga menjanjikan konsernya tak akan membosankan. Walau ia tergolong penyanyi dewasa, ada sejumlah anak turut mengidolakan Maher dengan mengenakan topi pet khas yang kerap di pakai Maher. Diantara aksesori lain, Maher terkenal dengan topi khasnya. Penampilan Maher itu senada dengan irama musik R&B dan pop yang diusung. Sesekali, ada unsur rock pada petikan gitar dan drum. Ini adalah kelebihan Maher bisa diterima di kalangan generasi muda di berbagai belahan dunia. Sekali lagi, kehadiran dan sosok Maher mengubah mindset kita selama ini soal gaya berbusana dan performance musisi religi. Semoga..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun