Mohon tunggu...
Cepi Ramdani
Cepi Ramdani Mohon Tunggu... Dosen

STAI Al Badar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problem serta solusi bermain efektif di Masa Pandemi Covid - 19

20 Mei 2021   11:00 Diperbarui: 21 Juni 2021   16:44 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia telah dilanda wabah virus yang sangat berbahaya yaitu virus covid--19. Pandemi covid-19 tersebut telah menimbulkan permasalahan yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi di seluruh dunia (Yoshikawa dkk., 2020). diantaranya memiliki pengaruh yang signifikan bagi para pekerja yang hilang perkerjaanya (Petts dkk., 2020). Selain itu wabah pandemi covid 19 juga telah menjadi sebuah tantangan baru bagi para orang tua dalam menjaga buah hatinya agar tidak terpapar virus tersebut (Apriloka & Suyadi, 2020). Lebih lanjut menurut Moore, dkk., (2020) Covid 19 berdampak buruk pada kemampuan gerakan anak dan prilaku bermain anak.

Menurut O'Keeffe & McNally (2021) Penutupan sekolah karena pandemi COVID-19 telah mengganggu pendidikan 91% siswa di seluruh dunia. Di indonesia sendiri kebijakan penutupan sekolah pada masa pembatasan sosial berkala besar (PSBB) diberlakukan pemerintah pada 16 Maret 2020 dan berdampak pada pemberhentian pembelajaran tatap muka di sekolah semua kegiatan harus dilakukan dirumah (Jasmidalis, dkk., 2020).

Kegiatan belajar anak usia dini selalu di integrasikan melalui kegiatan bermain. Sebab dengan bermain dapat melatih aspek-apek perkembangan anak seperti kemampuan Motorik, Kognitif, afektif, sosial, dan bahasa (Fadillah, 2019). Lebih lanjut menurut Bratton dkk. (2005) Bermain juga memiliki efek yang cukup besar dalam menintervensi terapi kesehatan mental anak. Bermain merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan bagi anak  (Sudono, 2000; Chugani, 2013; Usman, 2015).  

Selain itu menurut O'Keeffe & McNally (2021) sebagai proses penting dalam mendukung ketahanan anak-anak, bermain semakin diakui sebagai strategi pedagogis yang berharga dalam lanskap pendidikan yang terus berubah selama pandemi. Oleh karena itu metode bermain dirasa sangat efektif untuk diterapkan di masa pandemi ini dalam membantu tugas perkembangan anak.

Alih-alih bermain merupakan sebuah alternatif yang baik di masa pandemi covid 19 ini.terkait implementasi ternyata masih sangat sulit diterapkan dilungkungan keluarga karena ada sebuah kebijakan PSBB yang mengharuskan anak ada di rumah. Hal ini sejalan dengan hasil riset Rohayati (2020) selama pandemi covid-19 orang tua cenderung memberikan gadget kepada anak jika anak merasa bosan. Alhasil aspek perkembangan anak tidak dapat teroptimalkan dengan baik seperti kemampuan fisik monorik dan sosial anak.

Kurangnya pemahaman orang tua terkait fungsi bermain dan orang tua memiliki kesibukan dalam bekerja menjadi sebuah masalah yang cukup besar pada isu bermain anak (khadijah, 2020). Hal ini sejalan dengan pendapat Sari dkk, (2020) ibu selalu merasakan lelah karena harus menjalankan pekerjaan lain selain mengurus anak. Maka dari itu perlunya kesiapan orang tua untuk dapat bermain dengan anak di masa pandemi covid 19 inidan mengetahui fungsi dari bermain itu sendiri.

Menurut Kurniati dkk, (2020) peran orang tua dalam mendampingi anak di masa pandemi covid 19 ini diantaranya yaitu bermain bersama anak. Keterlibatan orang tua dalam dunia bermain anak sangat bermanfaat bagi perkembangan anak yang berkelanjutan. Sebab bermain dengan anak-anak membangun dan memperkuat ikatan yang cukup kuat (Anderson & Bailey 2010). 

Lebih lanjut menurut Jasmidalis dkk, (2020) Para ibu harus bekerja sekaligus mengajar dan menemani anaknya bermain selama dirumah dan berfungsi ganda menjadi ibu guru bagi anaknya dirumah. Akan tetapi menurut Petts, dkk, (2020) perlunya ada pembagian yang berkesinambungan antara peran ayah dan peran ibu dalam pemberian pengasuhan anak. Selain itu menurut Rahayati (2020) orang tua harus bisa menciptakan lingkungan bermain yang aman, nyaman, harmonis dan kasih sayang dalam keluarga untuk mempererat emosional orang tua dengan anak, terlebih lagi selama masa pandemi covid-19 yang mengharuskan anak dan orang tua harus terus menerus berada di rumah.

Selain itu Pemegang kebijakan dalam pendidikan anak usia dini memiliki sebuah tantangan baru dalam merumuskan sebuah kebijakan di era pandemi ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Fogarty (2020) perlunya sinkronisasi yang berkesinambungan antara pemerintah pusat dan daerah, serta dari orang tua, pemerintah harus dapat merangkul semua elemen yang terlibat dalam pendidikan anak usia dini dalam mendukung program PAUD di era pandemi. 

Lebih lanjut Praktisi paud dan orang tua di harapkan dapat menata ulang permainan untuk dimainkan anak di masa pandemi ini dan mempertimbangan manfaat bermain bagi perkembangan anak, seperti perkembangan fisik, emosional, sosial dan kognitif (Lake, 2020). Selain itu orang tua harus dapat terlibat pada aktivitas bermain anak untuk dapat mencegas stres pada anak seperti mendesain permainan yang memiliki kegembiraan, pembelajaran dan kasih sayang (Lake, 2020).

Berdasarkan uraian isu bermain diatas saya dapat merekomendasikan perlunya sebuah kerjasama yang berkesinambungan antara pemerintah, guru dan orang tua dalam memfasilitasi permaianan bagi anak di era pandemi covid 19. Selain itu pihak elemen terkait harus dapat merefleksikan terkait mendesain permainan bagi anak yang aman, menyenangkan dan dapat menstimulus semua aspk perkembangan anak. Hal ini sejalalan dengan pendapat Khadijah (2020) perlunya membangun pola kerja sama yang baik antara guru dan orang tua seperti pemahaman orang tua terkait fungsi bermain yang merupakan bagian belajar dari anak dan juga guru serta orang tua harus dapat menambah wawasan terkait ragam referensi permainan untuk yang aman dan menyenangkan AUD.  

Adapun salah satu contoh permainan yang dapat menstimulus perkembangan anak Menurut Apriloka & Suyadi (2020) diantaranya yaitu permainan hunter virus, game yang dapat memberikan edukasi pada anak menganai virus yang terjadi sekarang dan belajar tentang bahaya virus dengan cara menyenangkan. 

Selain itu orang tua dan anak dapat bermain bersama seperti melakukan aktivitas pekerjaan rumah bersama anak seperti bercocok tanam, membuat kue atau makanan lainnya bersama anak, dan bermain peran memerankan profesi tertentu yang pada intinya lebih mengedapankan kesenangan, keamanan bagi anak dan dapat menstimulus berbagai aspek perkembangan.

Selain itu untuk pemerintah ataupun pihak yang terkait dalam dunia anak usia dini agar dapat memberikan sebuah pelatihan/edukasi kepada orang tua terkait fungsi bermain dll, agar orang tua dapat memahami betul dampak ataupun manfaat yang dapat anak dapatkan melalui bermain.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU            :

Fadlillah, M. (2019). Buku ajar bermain & permainan anak usia dini. Prenada Media.

Sudono, A. (2000). Sumber belajar dan alat permainan untuk pendidikan anak usia dini. Grasindo.

Usman, M. (2015). Perkembangan Bahasa dalam Bermain dan Permainan:: Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Deepublish.

Chugani, S. D. (2013). Anak yang bermain, anak yang cerdas. Gramedia Pustaka Utama.

Ahmad Susanto, M. P. (2011). Perkembangan anak usia dini: pengantar dalam berbagai aspeknya. Kencana.

 

JURNAL       :

Fogarty, L. (2020). Leading in the Early Childhood Education and Care Sector in England During a Pandemic: Reality, Relationships and Ruminations.

Lake, K. (2020). Play After a Pandemic (Doctoral dissertation, Faculty of Education, University of Alberta).

Moore, S. A., Faulkner, G., Rhodes, R. E., Brussoni, M., Chulak-Bozzer, T., Ferguson, L. J., ... & Tremblay, M. S. (2020). Impact of the COVID-19 virus outbreak on movement and play behaviours of Canadian children and youth: a national survey. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 17(1), 1-11.

Petts, R. J., Carlson, D. L., & Pepin, J. R. (2020). A Gendered Pandemic: Childcare, Homeschooling, and Parents' Employment During COVID19. Gender, Work & Organization.

Apriloka, D. V., & Suyadi, S. (2020). The Use of Games Virus Hunter in Pandemic COVID-19 Against Development of Early Childhood. Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies, 9(1), 19-23.

Bratton, S. C., Ray, D., Rhine, T., & Jones, L. (2005). The efficacy of play therapy with children: A meta-analytic review of treatment outcomes. Professional psychology: research and practice, 36(4), 376.

Anderson-McNamee, J. K., & Bailey, S. J. (2010). The importance of play in early childhood development. Montana State University Extention, 4(10), 1-4.

Khadijah, K. (2020). Pola Kerja Sama Guru Dan Orangtua Mengelola Bermain Aud Selama Masa Pandemi Covid-19. Kumara Cendekia, 8(2), 154-170.

Sari, D. A., Mutmainah, R. N., Yulianingsih, I., Tarihoran, T. A., & Bahfen, M. (2020). Kesiapan Ibu Bermain Bersama Anak Selama Pandemi Covid-19,"Dirumah Saja". Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 475-489.

Yoshikawa, H., Wuermli, A. J., Britto, P. R., Dreyer, B., Leckman, J. F., Lye, S. J., ... & Stein, A. (2020). Effects of the global coronavirus disease-2019 pandemic on early childhood development: short-and long-term risks and mitigating program and policy actions. The Journal of pediatrics, 223, 188-193.

O'Keeffe, C., & McNally, S. (2021). 'Uncharted territory': teachers' perspectives on play in early childhood classrooms in Ireland during the pandemic. European Early Childhood Education Research Journal, 29(1), 79-95.

Kurniati, E., Alfaeni, D. K. N., & Andriani, F. (2020). Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241-256.

Jasmidalis, D. A. S., Astari, T., Yulianingsih, I., Cahyanti, N. N., & Sarah, S. (2020). Evaluasi Seminar Nasional Online, Program Bermain Bersama Anak Selama Masa Pandemi Covid 19. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 65-78.

Rohayani, F. (2020). Menjawab Problematika yang Dihadapi Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19. Qawwam, 14(1), 29-50.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun