Mohon tunggu...
cepi hendriana
cepi hendriana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya di juluki chevygutawa sama teman2 saya,karena dalam pandangan mereka saya mampu membuat tulisa dan menjadikannya sebuah lagu

berkarya terus meski keterbatasan masih di sekitar kehidupan kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langit Gelap Jakarta

4 Maret 2022   08:00 Diperbarui: 4 Maret 2022   08:04 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Debu dan angin menembus celah -- celah kecil yang terbuka..,sesekali beriringan dan sesekali terpisah..,karena getaran yang beradu..

Ribuan bahkan mungkin juta'an keluh kesah singgah dan menepi walau hanya sebentar..,suara mesin - mesin terdengar sayup menjauh meski kadang memecahkan titik terkecil di telingaku saat mendekat..

Ratapan wajah tersenyum melintas dengan ekspresi yang berbeda -- beda sudah menjadi lukisan abstrak yang setiap hari ku lihat..tatapan mata membulat dan tajam sering ku lihat dikala langit jakarta berubah menjadi gelap..

Hmmmm...kadang aku merasakan seperti berada dalam sebuah lingkaran yang penuh dengan perangkap..,mungkin mereka yang sering ku lihat merasakan hal yang sama...??

Apakah yang terjadi jika langit di jakarta selalu gelap..,bahkan kunang -- kunang pun enggan untuk terbang dan membawa untuk menebar cahaya -- cahaya kecilnya..,Lentara -- lentera pun  hanya mampu jadi penerang bagi kaum -- kaum yang beratap benang sutra..,

Pujian wajah -- wajah yang lapar sudah terbiasa menjadi bagian- bagian sesaknya jakarta..,lantunan lagu topeng-topeng yang kenyang membuncit terpatri diatas tanah kota jakarta..,hmmmm..,kini lelah itu berpijak di otakku..,kebaikkan tertanam lembut seketika bisa merubah pola fikir menjadi kasar...,keburukkan menjadi samar karena tercampur dengan semak belukar ber alas kan permadani dan berlian..,

 

Jakarta 26 Januari 2019

Writte By : Chevy Gutawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun