Mohon tunggu...
Cep Ayi Fitriana
Cep Ayi Fitriana Mohon Tunggu... Insinyur - ASN Pemkab Garut

Pelayan Rakyat, hobby bersepeda dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menggenjot IPM

5 Januari 2020   13:00 Diperbarui: 5 Januari 2020   13:06 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa tujuan pembangunan? Menyejahterakan masyarakat. Sebagus apa pun pembangunan infrastruktur atau apa pun apabila tidak menyentuh pada kesejahteraan adalah omong kosong. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau istilah kerennya Human Development Index (HDI) semua sudah tahu dan paham, intinya angka-angka perbandingan harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup yang disepakati di seluruh dunia sebagai ukuran keberhasilan pembangunan manusia sesuai tingkatan pemerintahan baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Kebanggaan bagi pemerintah pusat maupun daerah yang bisa mencapai nilai di atas rata-rata tapi menjadi beban bagi yang sebaliknya. Istilah mengejar ketertinggalan adalah ungkapan yang kurang tepat, karena ketertinggalan itu harus dijauhkan bahkan ditinggalkan, sehingga yang lebih tepat adalah mengejar kemajuan. Tulisan ini penulis dibuat secara umum tanpa maksud mengajari atau ditujukan bagi pemerintah/pemerintah daerah tertentu, hanya sebagai sumbang pemikiran dalam usaha mengenjot IPM. 

ASN 

Tempatkan ASN yang profesional secara proporsional dengan mempertimbangkan pendidikan, pengalaman dan kompetensi. Jangan khawatirkan loyalitas, karena loyalitas akan tumbuh karena kepercayaan yang diberikan. Kalau loyalitas semata yang dikedepankan, maka sudah tidak zamannya lagi diera besar dan kuatnya tantangan saat ini dan ke depan. Tidak ada lagi istilah yang penting loyalitas karena kemampuan mengikuti, salah besar.

Semua sudah tahu bahwa ada hadist yang mengatakan bahwa apabila sesuatu urusan diberikan pada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya, itu pasti benar dan tidak terbantahkan karena apabila urusan diberikan kepada yang bukan ahlinya jangan tunggu sampai jadi ahli, mau menunggu sampai kapan? Berikan penghargaan bagi yang berprestasi dan berikan hukuman bagi yang tidak serius bekerja, secara objektif.

Selain itu, regenerasi pada setiap jenjang keahlian dan kompetensi harus berjalan dengan baik dan berkelanjutan karena akan menjamin kelangsungan organisasi. Setiap orang yang mendaftar ASN  tentunya dengan jenis pendidikan yang berbeda sehingga jangan coba-coba dalam menempatkan personil karena standar dasarnya berbeda. 

Restrukturisasi Birokrasi

Restrukturisasi birokrasi diperlukan bagi yang perlu. Pada beberapa bidang atau bagian yang sudah berjalan dengan baik jangan pernah lakukan, karena akan mengganggu kelangsungan organisasi yang ada. Tidak ada bentuk organisasi yang paripurna, karena SDM yang berbeda-beda kemampuan. Satu mendukung yang lain, bangun tim kerja dan kerjasama tim yang solid dan penuh dedikasi dalam bekerja. 

Strategi 

Apabila memiliki sumber daya yang tidak terbatas maka tidak butuh strategi, semua bisa dilakukan. Tapi bila sebaliknya maka strategi dibutuhkan. Begitulah kalimat sederhananya. Untuk mencapai suatu tujuan dengan sumber daya yang terbatas maka buatlah strategi yang tepat, dimulai dari pemetaan masalah dan kebutuhan, buat dan urai secara detail. Kemudian rencanakan dan rancang yang terukur waktu dan capaiannya yang wajib dilakukan dengan tetap memperhatikan sumber daya yang dimiliki.

Pertimbangkan risiko, ambil yang risikonya paling sedikit, karena semua pasti ada risikonya. Fokuskan pada peningkatan kesehatan, pendidikan, daya beli dan sektor lainnya sehingga menyentuh kebutuhan dasar yang sifatnya membumi. Pepatah mengatakan jika perencanaan sudah baik maka keberhasilan sudah dicapai setengahnya. Laksanakan apa yang sudah disepakati, bangun komitmen, singkirkan rasa ragu, singkirkan semua yang menjadi penghalang. 

Inovasi

Inovasi itu ide, konsep, gagasan. Jangan berpikir bahwa penggunaan teknologi untuk mempermudah pekerjaan adalah inovasi. Pada awal diciptakan, teknologi adalah inovasi dalam kehidupan. Tapi intinya adalah bagaimana masyarakat dilayani dengan baik terutama sektor kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi sehingga kesejahteraan tercapai. Karena hakikatnya inovasi itu adalah tanpa inovasi itu sendiri. 

Tata Ruang

Tata ruang adalah kunci. Kegiatan apa pun yang menggunakan lahan atau tanah haruslah sesuai dengan tata ruang. Tata ruang harus ramah investasi tapi tetap menjaga keseimbangan sesuai konsep pembangunan berkelanjutan yang dikawal oleh Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Keseimbangan antara ekonomi, sosial dan lingkungan adalah hal yang mutlak dan niscaya. Selanjutnya dalam pelaksanaan pembangunan perlu dikawal dengan dokumen lainnya yang diperlukan. 

Investasi

Bukalah investasi yang sebesar-besarnya secara selektif dengan tetap memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Investasi harus sesuai tata ruang. Bahaya jika investasi akhirnya merusak lingkungan, jangka pendek menguntungkan tapi jangka panjang merusak keberlangsungan lingkungan hidup.

Meminjam istilah aktivis, bahwa tidak akan ada investasi di planet yang rusak. Investasi difokuskan pada penyerapan tenaga kerja yang dapat meningkatkan daya beli, menunjang kesehatan, serta mendukung pendidikan secara langsung atau tidak. Sejak bumi ini diciptakan, luas lahan tidak pernah bertambah selain dengan rekayasa seperti reklamasi, sementara manusia terus bertambah. Ini adalah tantangan yang nyata.

Penduduk

Penduduk yang besar adalah potensi sekaligus masalah. Jika berkualitas itu sebuah potensi, tapi bila sebaliknya adalah masalah. Pengendalian penduduk dibutuhkan untuk mencapai pembangunan manusia yang berkualitas. IPM dihitung berdasarkan data penduduk, peningkatan kualitas penduduk adalah penting, tapi yang lebih penting adalah pemerataan. Begitu pula bagi tujuan pembangunan secara umum. 

Itulah sedikit sumbang pikiran penulis dengan tidak sedikit pun bertujuan mengajari, semoga bermanfaat. 

Penulis

Cep Ayi Fitriana, ST., MAP. (ASN DPMPT Pemkab Garut)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun