Mohon tunggu...
Ceni Nur Inayah
Ceni Nur Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jenjang S1 Program Studi Pendidikan Sosiologi, UPI.

Saya menyukai buku fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Sistem Religi Masyarakat Adat Kampung Pulo, Kabupaten Garut, Jawa Barat

30 Juni 2022   02:47 Diperbarui: 30 Juni 2022   08:41 3090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kampung Pulo. Dokpri

Serta keberadaan masjid di kampung Pulo sebagai satu dari tujuh bangunan paten yang ada di wilayah kampung adat memperkuat eksistensi dan bukti bahwa Islam sebagai agama yang dianut dan masih dijalankan oleh masyarakat kampung Pulo hingga hari ini. Di mana kedua agama atau kepercayaan tersebut mangalami akulturasi dan dipraktikkan oleh masyarakat adat Kampung Pulo dalam bentuk ritual keagamaan.

Masjid Kampung Pulo. Dokpri
Masjid Kampung Pulo. Dokpri

Makam Embah Dalem Arif Muhammad. Dokpri
Makam Embah Dalem Arif Muhammad. Dokpri

Menurut sejarahnya, agama Islam di Kampung Pulo dibawa masuk dan disebarkan oleh Embah Dalem Arif Muhammad yang juga sekaligus merupakan leluhur masyarakat adat Kampung Pulo pada abad ke-17 masehi. 

Embah Dalem Arif Muhammad merupakan seorang Senopati dari Kesultanan Mataram yang diutus ke wilayah barat untuk menyerang VOC di Batavia kala itu. 

Akan tetapi beliau mengalami kekalahan dan merasa malu untuk kembali ke Mataram, maka beliau memilih untuk menetap dan menyebarkan agama Islam di tanah pasundan. Beliau menjadi salah satu tokoh penyebar agama Islam di wilayah Priangan Timur khususnya di Cangkuang.

Lukisan Embah Dalem Arif Muhammad. Dokpri
Lukisan Embah Dalem Arif Muhammad. Dokpri

Masyarakat di Desa Cangkuang sebelumnya menganut kepercayaan animisme, dinamisme, juga agama Hindu, hingga akhirnya memeluk agama Islam sampai saat ini. Meskipun begitu akulturasi budaya pada masyarakat Kampung Pulo masih terasa dan dapat disaksikan hingga kini. 

Seperti  dapat dilihat dari berbagai ritual keagamaan yang dilakukan pada bulan Mulud (Rabi'ul Awal), di mana masyarakat adat memberikan sesaji kepada para leluhur yang merupakan tradisi dari agama Hindu. Di samping itu tradisi memberikan sesaji juga dilakukan sekemampuan masyarakat adat, karena berpegang pada prinsip kesederhanaan yang ada dalam ajaran agama Islam

Berdasarkan penuturan dari Abah Tatang selaku juru kunci yang juga merupakan keturunan ketujuh dari Embah Dalem Arif Muhammad, masyarakat adat kampung Pulo menjalankan praktik peribadatan layaknya seorang muslim, seperti ibadah shalat, puasa, dan memperingati hari-hari besar Islam lainnya. 

Seperti hal nya pada hari raya Idul Fitri, di mana masyarakat adat turut memperingati hari raya dan mengadakan syukuran di kompleks rumah adat setelah selesai sholat Idul Fitri sebagai bentuk rasa syukur telah menyelesaikan 30 hari puasa di Bulan Ramadhan. 

Para warga akan kembali ke kampung adat setelah menunaikan shalat Idul Fitri di sebrang Kampung Pulo, lalu bertawasul di masjid yang terletak di dalam kompleks rumah adat, serta membawa makanan sebagai bentuk rasa syukur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun