Mohon tunggu...
Syahrul Munir
Syahrul Munir Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Hobi Bersepeda dan Jalan Santai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Suara Perkokoh Tata Tertib Warga Nusaloka, Beda Tipis dengan Senayan

9 Februari 2024   10:26 Diperbarui: 9 Februari 2024   10:31 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus Warga Perumahan Nusaloka XIV-5 BSD City, Tangsel. (FOTO: Humas RW 07)



Peraturan atau tata tertib menjadi pedoman dalam menciptakan lingkungan yang damai. Setiap warga memiliki hak dan kewajiban yang sama, terutama dalam menjalankan regulasi lingkungan.

Tentu saja, pedoman yang menjadi acuan pun harus relefan dan sejalan dengan kebutuhan warga secara umum. Poin ini yang menginisiasi pembahasan Tata Tertib Lingkungan RW 07 Nusaloka XIV-5, pada Kamis (8/2/2024). Pengurus RW baru bidang Divisi Hukum bersama ketua RT menggodok regulasi warga di kediaman Bu Rita Suryadarma dengan penuh keakraban.

Lalu lintas diskusi lancar jaya diselingi tawa riang dari peserta rapat yang lumayan jenaka. Adalah Pak Arinto Trishastyo yang menjadi dirijen dalam pemaparan tata tertib warga.  

Hadir dalam rapat itu, Ketua RT 09, H, Suradi dan Pak Atek; Ketua RT 08, Dieda Drajat, Ketua RT 06 Bahruddin Syahroni, Ketua RT 04 Adhila, dan perwakilan RT 01, Syahrul Munir. Sudah dapat ditebak siapa aktor komedi dalam meeting ini?

Sebagian lain undangan berhalangan karena sakit, termasuk Ketua RW 07 dan beberapa izin lantaran berbenturan agenda dengan rapat persiapan hari pencoblosan 14 Februari 2024.

Ini tata tertib warga Nusaloka XIV-5 warisan Bumi Serpong Damai (BSD) developer perumahan dulu. Perumahan yang berlokasi di Kelurahan Rawa Mekar Jaya ini terdiri dari 10 RT. Nah, regulasi warga ini menjadi pedoman selama lebih dari satu dekade.

Perpindahan tongkat estafet kepengurusan lama ke pengurus baru ini momentum memperkokoh tata tertib warga. Semangatnya agar relevan dan sejalan dengan kebutuhan warga.

Serius tapi Cair

Tata Tertib Warga Nusaloka XIV-5. (FOTO: Humas RW 07)
Tata Tertib Warga Nusaloka XIV-5. (FOTO: Humas RW 07)

Duet apik Divisi Hukum RW 07 Pak Arinto Trishastyo, Kadiv Hukum dan Bu Rita yang melengkapi paparan Tata Tertib Lingkungan RW 07. Satu bundel tata tertib lama berikut usulan koreksi yang begitu presisi dari bidang hukum dibagi ke peserta rapat. Begitu draft di tangan, suasana panggung rapat mendadak formal. Beda tipis dengan yang di Gedung Senayan.  

Suara peserta dalam merespons poin-poin yang tertuang dalam draft tersebut mirip rapat Komisi II DPR RI yang menangangi urusan Pemerintah Daerah. Bedanya hanya kalau rapat Komisi II itu peserta rapat mendapat camilan dalam kotak. Sedangkan meeting warga ini, camilan tersaji lengkap di depan panggung rapat.  

Apresiasi pun mengalir dari peserta rapat yang duduk bersila membentuk lingkaran. Di bagian tengah, camilan sore seperti kue cucur, serabi notosuman, roti, dan air mineral botol menjadi penambah semangat jalannya rapat. Kopi dan teh juga tersedia.  
 
Masukan dari masing-masing peserta rapat keluar dalam memperkuat esensi tata tertib warga. Mulai dari perbaikan lampu penerang jalan, masalah tunggakan iuran IPL warga hingga retribusi pembangunan atau renovasi rumah.

Usulan penarikan iuran IPL yang semula oleh pengurus RW kembalikan ke masing-masing RT pun muncul. Berikut peninjauan kembali persentase pembagian 10 persen pada RT dari dana IPL yang perlu penyesuaian.

Masalah parkir kendaraan yang banyak dikeluhkan peserta rapat pun jadi pembahasan. Perlu regulasi rinci soal parkir kendaraan yang sudah meluber ke wilayah RT sebelah. Fasilitas umum (Fasum) RW 07 yang dimanfaatkan pedagang kaki lima di seberang Toko Spora pun jadi konsen warga.

Suasana rapat pembahasan Tata Tertib Warga RW 07 Nusaloka XIV-5 BSD City, Tangerang Selatan. (FOTO: Humas RW 07)
Suasana rapat pembahasan Tata Tertib Warga RW 07 Nusaloka XIV-5 BSD City, Tangerang Selatan. (FOTO: Humas RW 07)

Trotoar jalan itu sudah padat berdiri warung sayur, pedagang ayam potong, warteg hingga warung kelontong. Keberadaan mengganggu lalu lintas jalan dan kurang nyaman di pandang mata. Satu lagi tentang Hewan peliharaan, ayam, kucing dan anjing yang menjadi pemicu keributan.

Permasalahan klasik soal kotoran yang berserak di jalan, hingga bau tak sedap yang membuat lingkungan tak sehat.

"Warga saya ada yang terjatuh sampai harus operasi karena patah tulang gara-gara dikejar anjing," kata Ketua RT 04 Adhila.  

Semua curhatan ketua RT tentang masalah dalam negerinya masing-masing ini akan tertuang dalam aturan. Masalah itu menjadi bahan bagi kedua ujung tombak bidang hukum untuk menyempurkan regulasi sehingga pas dengan kebutuhan warga.

Diskusi yang dimulai pukul 16.30 itu sangat cair dan satu frekuensi, yakni demi menciptakan lingkungan damai, nyaman dan aman. Pertemuan berakhir dengan menyantap bakso Son Haji Sony, khas Lampung yang telah tersaji.

Seluruh peserta rapat perdana bidang hukum ini satu suara bahwa hidangan penutup Enak Banget. "Perlu susun jadwal berikutnya dengan menu sama biar satu suara," celetuk pengurus warga senior.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun