Bogor, 7 Februari 2023 -- Nyentrik. Diksi itu paling pas tersemat pada penulis buku berjudul Keuangan untuk Usaha Mikro dan Kecil atas kejutan apik dari belakang panggung seminar lokakarya. Outfit yang dikenakan sang penulis buku siang itu, mengingatkan saya pada santri millenial dengan kemeja putih lengan panjang dilinting di bawah siku serta celana sarung yang sedang tren.
Gayanya 'nyantai' abis tapi santun dengan sepatu sport tali warna putih. Sambil menenteng buku, ia masuk ke dalam ruangan dan menyalami satu persatu seisi ruangan kantor di Kampus STIA Menara Siswa, Bogor. Sekejap kemudian, ia keluar ruangan dan menghilang.
Pagi itu, saya hadir dalam agenda Seminar Lokakarya mahasiswa mengangkat tema"AktualisasiKewirausahaan Dalam Optimalisasi Peluang Kerja Melalui Media Sosial. Tiga narasumber hadir sebagai pemateri Seminar Loka Karya dari berbagai bidang, salah satunya saya berbagi pengalaman tentang dunia jurnalistik, lebih khusus terkait Menulis di Media Sosial yang Aman dan Mendatangkan Cuan.
Ini pertemuan pertama kali saya dengan penulis buku sekaligus dosen STIA Menara Siswa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tempat digelarnya lokakarya. Saat itu, kami para narasumber sedang ngobrol bersama Ketua STIA Menara Siswa dan Kepala Prodi D3 seputar pendidikan dan tren saat ini.
Obrolan mengalir sambil menunggu kehadiran mahasiswa yang terhambat hujan deras. Kopi hitam panas dan beberapa piring camilan kue basah menemani kehangatan obrolan pagi itu. Tanpa terasa hujan reda, padahal kopi hitam masih tersisa setengah gelas. Kami semua hanyut dalam obrolan santai tapi dalam.
Singkat cerita, hujan reda, para peserta mulai berdatangan dan masuk ke dalam ruangan lokakarya tahun 2023. Setting panggung dan kursi peserta seminar sudah hampir penuh. Layaknya acara formal, dengan pembukaan dari Ketua STIA Menara Siswa hingga sesi narasumber pertama hingga terakhir. Acara berjalan seru dan relatif pecah.
Peserta lokakarya mengikuti diskusi dengan cair walaupun masih terlihat belum lepas, terutama saat diminta pendapat. Untuk poin yang ini, saya menyebut wajar. Karena sebagian besar mahasiswa masih kikuk dan perlu berlatih untuk berbicara di depan forum.
Gelak tawa terdengar di sela-sela pembahasan materi. Saya menyebut dengan metode penyampaian sistem sersan, serius tapi santuy. Pecah suasananya. Apalagi di pengujung acara selesai, kami menerima kejutan berupa buku berjudul Keuangan untuk Usaha Mikro dan Kecil yang diserahkan dari penulisnya sendiri.
Adalah Henky Hendrawan, seorang penulis yang saya sebut pada pembuka kisah ini sebagai sosok yang nyentrik. Dengan someah, kalau kata orang Bogor Kang Henky menyerahkan buku keempat buah pikirannya yang masih dalam segel plastik. Sangat produktif, di tengah kesibukan mengajar sebagai dosen, lulusan Pascasarjana tahun 2001 ini masih bisa menelurkan buku.
Buku ini sangat pas untuk dibaca bagi pelaku usaha atau orang yang ingin mendalami dunia usaha. Ini menjadi kitab wajib lantaran di dalamnya membahas tentang apa saja yang perlu dipersiapkan bagi orang yang ingin membuka usaha. Pembahasan rinci berikut contoh yang mudah dimengerti.
Makanya, saya menyebut ini sebagai kitab yang perlu dibaca bagi orang yang berniat terjun ke dunia usaha, atau yang telah menekuni usaha agar lebih tertib management. Â
Berulang kali saya katakan pada Kang Henky usai menerima buku ini. "Andai saat awal pertemuan Kang Henky langsung menyerahkan buku ini pada saya, mungkin suasana panggung menjadi beda cerita," kata saya.
Namun memang pengalaman dan kematangan penulis kelahiran Surabaya, Jawa Timur itu menunjukkan sikap tauladan. Saya pun bisa tersenyum dan membaca cepat buku ini sambil menganggukkan kepala pertanda sependapat. Duh, kalau dulu saya sudah baca buku ini, mungkin usaha sembako yang saya rintis tidak tutup dalam waktu setengah tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H