Jakarta 1 Februari 2023 -- Terik matahari dan hempasan angin siang itu di pinggiran Pantai Marina Batavia Restoran, Ancol, tak mengundang peluh di tubuh. Meski pandangan mata ke arah pantai sedikit silau. Belasan kapal terparkir di bibir pantai dengan deburan ombak tipis-tipis menghangatkan suasana rapat.
Begitu sampai lokasi, saya memilih duduk di depan meja makan panjang kayu berbentuk oval dengan barisan kursi berdiri tegak mengelilingi pingiran meja. Tentu saja, setelah melewati barisan petugas keamanan yang berlapis. Setelah menyebut nama senior, dengan ramah petugas pun mempersilakan masuk.
Memang sakti nama itu sehingga bisa membuat kecurigaan petugas keamanan berubah seketika menjadi super ramah. Begitu pula dengan petugas penjaga portal parkir mobil yang seketika melepas ikatan rantai pada tiang besi sehingga kendaraan bebas melintas. Â Â
Kembali ke ruangan, kalau dihitung, genap berjumlah 20 kursi. Desain ruangan sangat klasik dengan dominasi kayu dengan warna plitur sangat kinclong.
Sebenarnya, suasana siang itu pas banget untuk berburu spot selfi dengan latar belakang laut bertaburan kapal parkir. Beragam pilihan yang semuanya ciamik. Mulai view laut, atau yang selera mereka sedikit konvensional bisa bergaya dengan nuansa kayu jati, atau latar belakang bangunan klasik era Belanda.
Kelas memang. Ini sejarah pertama kali sepanjang rapat kegiatan keluarga besar Komplek Pemadam Kebakaran atau yang dikenal dengan sebutan Cobra 71 berlangsung di restoran mewah.
"Selama saya memimpin rapat kedinasan keliling gedung tua di Jakarta, belum pernah masuk (restoran) sini. Karena mahal," ujar Ketua Pelaksana Halal Bi Halal (HBH) Keluarga Besar Cobra 71 Tahun 2023, Abdul Haris, pekan lalu.
Boleh jadi, sepanjang Komplek Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat berdiri hingga saat ini sudah rata tanah alias dibongkar, baru pertama kali rapat kegiatan HBH di restoran mewah. Hebat bukan.
Tak perlu tahu, siapa donatur yang memesan satu ruangan berkapasitas tampung 20 orang. Pastinya, donatur ini juga anak kolong, alias anak yang tinggal di Komplek Pemadam Kebakaran yang sukses merintis usaha.Â
Seiring waktu berjalan, panitia pun berdatangan hingga formasi lengkap. Permukaan meja kayu panjang oval yang semula luas berubah sesak dengan menu hidangan makan siang dan aneka minuman. Beberapa macam olahan, mulai dari seafood hingga sayur mayur tersaji.
Selesai memenuhi kebutuhan lambung, pembahasan rapat pun dimulai secara maraton. Mulai dari susunan panitia, bentuk acara, serta kebutuhan perlengkapan. Soal tanggal, dan tempat penyelenggaraan sudah mengerucut.
Begitu juga kontribusi peserta angkanya sudah ketemu hanya menunggu ketuk palu saja. Sementara penentuan anggaran konsumsi, pendukung acara, dan yang lainnya belum dibahas. Tema acara pun masih di atas awan alias belum muncul.
Memang, sangat tidak mungkin dalam waktu kurang dari tiga jam meeting bisa merampungkan semua kebutuhan kegiatan secara menyeluruh. Apalagi panitia HBH tahun ini sangat ramping.
Sosialisasi Lintas Generasi
Ketua Abdul Haris sudah menunjukkan taringnya dengan mewanti-wanti peserta rapat agar belajar dari penyelenggaraan HBH tahun sebelumnya. Lebih dari dua kali, Bang Haris, sapaan akrab Abdul Haris menekankan konsentrasi pada lalu lintas proposal dan keluar masuk uang.
"Saya ingin tertib administrasi. Lalu lintas proposal dan uang harus lewat sekretaris dan bendahara," tegasnya.
Pernyataan tegas ketua pelaksana HBH 2023 ini memang wajar. Mungkin, karena mendapat masukan dari panitia dan rekan satu lefting tentang 'catatan hitam' panitia sebelumnya. Salah satunya adalah belum melakukan Laporan Pertanggungjawaban sebagai kewajiban atas suksesnya kegiatan.
Namun yang menggembirakan dari rangkaian pembahasan penting dalam rapat, yakni keputusan kegiatan Halal Bihalal (HBH) Keluarga Besar Cobra 71 Tahun 2023 ini menghadirkan semua lintas generasi.
Sedikit gambaran, Bang Haris mengklaim kalau dirinya merupakan generasi ketiga di Komplek Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat. Dirinya sudah menjalani purna tugas sebagai PNS DKI Jakarta selama dua tahun. Sehingga secara matematika usianya sekitar 57 tahun jika mengacu aturan pensiun umur 55 tahun.
Sedangkan saya, Bang Haris menebak berada di generasi ketujuh atau kedelapan. Saya berbaik sangka saja masuk generasi tujuh, biar segarang Cristiano Ronaldo dalam menjebol gawang lawan.
Keinginan mengumpulkan semua generasi bukan baru muncul tahun ini. Kegiatan HBH 2022 pun mengusung wacana sama, yakni mempertemukan semua generasi. Akan tetapi, hasilnya masih jauh panggang dari api.
Memang tidak mudah kalau enggak ingin menyebut susah untuk mendudukkan semua lintas generasi dalam acara tersebut. Lantaran kesibukan dan profesi beragam yang membuat anak pemadam menjadi tersebar di mana-mana.
Tapi bukan berarti keinginan ini tidak bisa terwujud, apalagi di era revolusi industri 5.0 dimana peradaban manusia sudah memanfaatkan teknologi digital. Komunikasi menjadi kunci. Pertanyaannya sekarang mau atau tidak memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana sosialisasi?
Mengutip Suhu Tan, Konsultan Feng Shui dan Ba Zi menyebut tahun 2023 ini merupakan shio Kelinci yang perlu banyak berjuang dan berdoa.
Tanpa meyakini ramalan ini, sebagai anak kolong tentu saja saya dan teman-teman menanti pertemuan lintas generasi di tahun kelinci ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H