Mohon tunggu...
Panji Gusti Akbar
Panji Gusti Akbar Mohon Tunggu... -

Love the wild!

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Asyiknya Naik-Turun Bukit dengan Vario 150 eSP!

4 Mei 2016   19:23 Diperbarui: 4 Mei 2016   19:37 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak seperti matic lain yang mudah keok di jalanan bergelombang, Vario 150 ESP ternyata asyik diajak naik-turun perbukitan. Hal ini pun saya rasakan ketika menjajal matic semi-premium ini ke beberapa tempat di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta.

Bagi yang pernah tinggal di Jogja, pasti kita pernah merasakan medan naik-turun di kawasan Kulon Progo atau dan Gunungkidul. Di kedua daerah ini, kawasan perbukitan karst nan terjal menjulang tinggi ke segala penjuru, membentuk medan yang cukup menantang bagi para pengendara kendaraan bermotor. Sialnya, kawasan ini pula yang sering dijadikan tempat kegiatan mahasiswa di Yogyakarta. Bagi para pengguna motor bebek atau sport, hal ini sih tidak menjadi masalah besar—namun, beda ceritanya jika kita menggunakan motor matic.

Seperti yang kita tahu, jalanan naik-turun bukanlah medan yang sesuai bagi motor matic. Karena kita tidak bisa mengatur rasio gearsecara manual, seringkali motor akan terasa empot-empotan di tengah jalan, khususnya ketika membawa penumpang. Di sisi lain, kita juga tidak bisa menahan putaran roda dengan gear kecil saat menghantam turunan. Walhasil, kekuatan kita pun hanya bergantung pada permainan tarikan gas dan tuas rem semata! Wah, benar-benar bikin was-was ya..

Hal inilah yang sempat saya khawatirkan ketika akan melakukan tugas penelitian ke kawasan Goa Kiskendo, Kulonprogo beberapa hari yang lalu. Karena motor bebek tua saya sedang bermasalah, saya pun harus mengemis pinjaman motor ke beberapa teman. Saat itu sedang musim liburan panjang, sehingga kebanyakan teman saya pun pergi berlibur dengan motornya masing-masing. Setelah bersusah payah, saya pun mendapatkan pinjaman sebuah Honda Vario 150 eSP milik teman satu organisasi di kampus. Meskipun sedikit ragu, akhirnya saya pun tetap meminjam motor matic tersebut.

Vario 150 eSP sesaat sebelum dipinjam

Ketika akan berangkat, lagi-lagi saya sedikit ragu dengan kemampuan matic ini. Kawasan Goa Kiskendo yang akan saya tuju berlokasi cukup jauh dari kota Yogyakarta, melewati perbukitan Karst Menoreh yang terkenal kejam. Terdapat beberapa tanjakan curam yang bisa membuat motor kita ngos-ngosan, bahkan bagi motor sport sekalipun. Setelah kegiatan selesai, saya pun harus melalui turunan curam untuk kembali ke Kota Yogyakarta, itupun penuh dengan tikungan tajam yang berhadapan langsung dengan jurang ratusan meter! Duh, karena tidak ada pilihan lain saya pun nekat berangkat saja. Sambil membaca doa, saya pun memulai perjalanan nekat ini sekaligus mengecek kekuatan mesin matic150cc.

map-5729e83891fdfdfe052052cf.jpg
map-5729e83891fdfdfe052052cf.jpg
rute perjalanan dari Jogja-Gua Kiskendo

Perjalanan dimulai dari kawasan padat di tengah Kota Yogyakarta. Begitu menarik gas, respon mesin yang agresif langsung memacu saya ke beberapa jalan utama yang cukup padat. Body Vario 150 eSP yang agak bongsor ternyata tidak mengganggu kelincahannya melibas titik-titik kemacetan di bangjo (lampu merah) Yogyakarta, begitu asyik diajak nyelap-nyelip di antara puluhan mobil dan truk. Ketika berhenti di lampu merah, saya agak kaget karena mesin tiba-tiba mati. Saya pun langsung ingat dengan fitur ISS yang dimiliki motor matic ini, sehingga mesin pun otomatis mati ketika motor dalam keadaan berhenti. Duh, untuk sempat googlingsoal fitur-fitur unggulan si 150...dasar ndeso!

Memasuki kawasan Ringroad dan Jalan Godean yang lengang, motor pun saya pacu mendekati kecepatan maksimal. Akselerasi dari kecepatan 20 km/jam hingga ke 80 km/jam dicapai hanya dalam beberapa puluh detik saja, membuktikan keluaran tenaga mesin yang besar. Tidak ada getaran berlebihan yang saya alami di kecepatan ini, benar-benar halus tanpa gangguan. Di tikungan tajam pun, Vario 150 eSP tetap terasa stabil dengan suspensinya yang agak keras, tanpa ada kesan “mental-mental” yang berarti. Perasaan was-was yang tadi saya alami pun langsung hilang entah kemana, saking nikmatnya membuka-tutup gas si matic ini!

Sayangnya, perasaan ini kembali muncul begitu saya memasuki kawasan Kenteng, tepat sebelum jalan menanjak dimulai. Tanjakan yang mendaki bukit karstini memang terkenal curam dan sering membuat motor matic sedikit ngos-ngosan! Tapi rasa was-was ini langsung hilang begitu saya menghajar tanjakan pertama. Hanya dengan sedikit awalan, Vario 150 eSP mampu membawa saya ke puncak tanpa ada gejala ngos-ngosan. Semua tanjakan pun dilibas dengan ringan, baik tanjakan lurus maupun berkelok-kelok. Ketika gas ditarik semakin dalam, mesin Vario 150 eSP begitu responsif dalam menambah kecepatan, memudahkan saya menyalip beberapa truk yang berjalan lambat di depan. Yah, mungkin inilah dampak dari mesin 150cc yang dimilikinya, sehingga mampu menghasilkan tenaga lebih besar dari motor matic lain di Indonesia.

Setelah perjalanan naik yang menyenangkan, kini saatnya perjalanan turun untuk kembali pulang. Jujur, saya lebih was-was lagi di saat ini, apalagi dengan adanya beberapa tikungan tajam tepat di bawah turunan curam—tentunya, bukan medan yang tepat bagi motor matic. Salah nge-rem sedikit, bisa-bisa nyelonong ke jurang di bawah sana! Untungnya, Combo Brake System (CBS) milik Vario 150 eSP begitu membantu aksi pengereman di turunan ini. Deselerasi yang diberikan begitu halus dan pakem, berbeda dengan matic lain yang suka nyelonong meskipun rem sudah ditekan dalam-dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun