Perjalanan 70,2 kilometer pun berhasil ditaklukan seharian. Tidak ada rasa capek berlebihan seperti yang biasa saya rasakan begitu menunggang matic dengan kapasitas mesin yang lebih kecil. Sepertinya, kenikmatan tarikan mesin 150cc ini membuat saya tidak mempedulikan rasa penat selama di perjalanan. Selain itu, ergonomi motor yang pas juga membantu menghindarkan rasa pegal di badan saya. Meskipun suspensinya agak keras, hal ini tidak menjadi masalah besar karena jok Vario 150 eSP ini sangat empuk. Lagipula, suspensi yang agak rigid ini mempermudah saya dalam berbelok kencang di tikungan tajam. Asyik!
Oh iya, satu lagi: meskipun mesinnya berkapasitas besar, konsumsi bensin Vario 150 eSP ternyata cukup irit! Ketika saya meminjam motor, tanki bensin yang dalam keadaan hampir habis saya isi sekitar 3 liter bensin. Saya kira bensin segini hanya cukup untuk perjalanan naik ke Kiskendo, apalagi dengan mesin 150cc yang terkenal boros. Namun, hingga perjalanan pulang kok indikator bensin tidak berkurang banyak ya? Sampai di rumah, bensin saya masih dalam keadaan yang cukup banyak, bahkan mungkin lebih dari 1 liter. Ternyata, klaim konsumsi bensin hingga 50 km/liter itu benar adanya!
Dari perjalanan ini, saya pun bisa menarik kesimpulan bahwa Vario 150 eSP memang cocok untuk kita bawa jalan-jalan naik-turun bukit. Dengan mesin besar dan rem CBS nan pakem, motor ini mampu membawa kita ke tempat-tempat yang agak terpelosok di tengah perbukitan karst Kulon Progo atau Gunungkidul. Selain itu, fitur-fitur asyik seperti jok empuk, ergonomi nyaman, serta fasilitas ISS juga membuat perjalanan kita terasa lebih nyaman. Ban tubeless yang disediakan pun membuat kita tidak perlu mengalami kebocoran di kawasan perbukitan—sebuah mimpi buruk bagi yang tidak kuat dorong motor seperti saya. Ternyata benar, Vario 150 sempurna untuk naik-turun gunung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H