Mohon tunggu...
Tabloid Cendekia
Tabloid Cendekia Mohon Tunggu... lainnya -

Tabloid Cendekia adalah tabloid garapan ICMI Sumatera Selatan terbit bulanan. Info berlangganan hubungi: Sekretariat ICMI Sumatera Selatan atau kunjungi blog kami di www.cendekiasumsel.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Memihak Allah Jangan Memihak Maksiat

30 Mei 2012   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PRO kontra konser Lady Gaga dan Irsyad Manji terus-menerus memenuhi media cetak dan elektronik. Pihak pro maju terus pantang mundur hingga Dubes Amerika Serikat dan Presiden SBY turun tangan. Bahkan sebelumnya juga menentang penolakan Polda Jakarta. Pihak kontra juga tak mau kalah meminta Polri meniadakan izin konser sesuai penolakan Polda Jakarta.

Pihak pro punya alasan kuat berdasarkan kebebasan berekspresi dan demokrasi. Demi kebebasan dan demokrasi, konser Lady Gaga dan bedah buku Isryad Manji layak di Indonesia. Terlebih lagi sudah begitu banyak masyarakat mengagumi keduanya. Jadi tidak bisa tidak, khususnya konser Lady Gaga tetap harus jalan pada 3 Juni 2012 di Senayan. Pihak Polri wajib menjaga dan melindungi konser dari kemungkinan tindakan pembubaran dari pihak kontra. Dan dalam perkembangannya ada kemungkinan konser bakal diizinkan dengan penjagaan super ketat dari pihak kepolisian.

Alasan kuat juga dikedepankan pihak kontra. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan pada Ketuhanan dan bukan pada kesyetanan yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila. Jadi konser Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji tidak layak dipertunjukkan di negara berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Karenanya pihak Polri jangan memberi izin pertunjukkan atas konser Lady Gaga yang seringkali menyebutkan dirinya pengikut dan pengagum syetan melalui perilakunya dan lagu-lagunya. Juga patut diapresiasi tindakan polisi yang membubarkan bedah buku Irsyad Manji baik di Yogyakarta maupun di Jakarta.

Sebagaimana biasanya umat Islam yang mayoritas di NKRI terbelah dua setiap kali dihadapkan pada pro dan kontra begitu. Pasalnya, pihak pro terdiri dari penyelenggara atau promotor dan sebagian besar penonton adalah juga mengaku beragama Islam sesuai KTP-nya masing-masing. Sebaliknya, pihak kontra juga mengaku beragama Islam.

Disadari atau tidak, kini di luar konser Lady Gaga tengah berseteru antara Islam lawan Islam yang jauh lebih dahsyat ketimbang konser itu sendiri. Terlebih lagi muncul pihak-pihak yang memang sudah sejak lama menginginkan umat Islam dalam keadaan terpecah belah biar tetap dalam keadaan lemah dan selemah-lemahnya iman. Hanya dengan cara begini pihak-pihak yang membenci Islam bisa menguasai dan mendominasi umat Islam berikut kekayaan alam di negeri ini.

Di samping itu muncul pihak yang tidak mau peduli apalagi ikut-ikutan pada pihak pro maupun kontra soal konser Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji. Mereka menempatkan dirinya sebagai Pengamat Umat Islam yang bisa menilai pihak pro maupun kontra. Berusaha mencari aman agar tidak dimasukkan ke dalam pihak pro maupun kontra. Menganggap dirinya pihak yang terbaik di antara pihak pro dan kontra. Terbukti dirinya tidak pernah bisa dipengaruhi untuk memihak pihak manapun juga. Mereka lebih suka memihak dirinya sendiri. Menganggap dirinya pihak yang benar sedangkan pro dan kontra pihak yang salah.

Menurut pengurus ICMI Sumsel, Drs. H. Umar Said, jika umat Islam menggunakan petunjuk Alquran ketika dihadapkan pada pro dan kontra konser Lady Gaga, niscaya didapatkan solusi terbaik. Menutup kemungkinan umat Islam terbelah dua. Sebaliknya umat Islam akan bersatu padu menghadapi setiap persoalan hidup apapun.

Betapa tidak, lanjut Umar Said, pro kontra Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji mengingatkan pada peperangan antara kebenaran di satu pihak dengan kebatilan di pihak lain. Juga perselisihan antara ketaatan kepada ALLAH di satu pihak dengan ketaatan kepada syetan di pihak lain. Satu pihak berusaha keras membangun rumah-rumah ibadah kepada ALLAH sedangkan pihak lain juga berusaha keras membangun rumah-rumah maksiat kepada Allah.

“Sepanjang manusia masih hidup, tumbuh dan berkembang di dunia sepanjang itu pula peperangan dan perselisihan itu tetap berlangsung. Tak jarang disertai dengan konflik, perusakan dan pembunuhan serta penumpasan pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah sebagaimana dialami kaum muslimin di Spanyol dahulu,” lanjutnya lagi.

Kejadian itu bermula dari penolakan iblis bersujud kepada manusia pertama, Adam. Penolakan didasarkan pada kesombongan iblis yang merasa lebih mulia ketimbang Adam. Sebab Allah membuat iblis dari api sedangkan Allah membuat Adam dari tanah. Jadi menurut iblis, api lebih mulia dari tanah.

Sejak itu iblis didukung bala tentaranya terdiri dari syetan berbentuk jin dan manusia berusaha menyesatkan Adam dan keturunannya. Malahan Adam pernah terpedaya dengan memakan buah khuldi yang sebelumnya dilarang Allah. Namun Adam segera insyaf dan bertaubat lalu Allah mengampuninya dan menerima taubatnya serta memuliakkannya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Adam pun tak pernah lagi terkecoh dan terpedaya syetan sepanjang hidupnya dan matinya di bumi. Hanya sekali itu saja Adam terkecoh dan terpedaya syetan sebagai pengalaman berharga yang tidak pernah dilupakan sepanjang hayatnya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun