Mohon tunggu...
Cendanis Sekar Ningrum
Cendanis Sekar Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Fashion Streetwear sebagai Budaya Populer dan Media Representasi Diri

10 Juni 2024   09:25 Diperbarui: 10 Juni 2024   09:45 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan mengacu pada penjelasan mengenai gaya berpakaian streetwear, dapat disimpulkan bahwa gaya berpakaian ini merupakan budaya populer yang tengah happening di kalangan masyarakat. Saat ini, gaya berpakaian streetwear juga tengah menjadi sorotan di masyarakat Indonesia. Banyak influencer atau pemengaruh di media sosial yang menggunakan gaya berpakaian seperti ini. Salah satu contohnya ialah Sivia Azizah, mantan personel girlband Blink.  

Dirinya menyatakan bahwa gaya berpakaian seperti ini menonjolkan gaya berpakaian yang simple tetapi tetap elegan. Namun, tidak hanya menonjolkan kesan simple, gaya berpakaian ini juga menunjukkan bentuk pengekspresian diri seseorang. 

Dengan gaya streetwear ini seseorang dapat dikatakan memiliki kepribadian yang unik secara personal. Bahkan, dapat menunjukkan afiliasi orang tersebut dengan subkultur atau komunitas tertentu. Hal ini karena gaya berpakaian dikatakan sebagai sebuah alat komunikasi nonverbal yang mengandung maksud dan tujuan tertentu bagi para pemakainya (Fakhrunnisa:2016).

Selain itu, meskipun gaya berpakaian streetwear ini cenderung mengarahkan pada kebebasan berpakaian, tetapi tidak menutup kemungkinan lahirnya elemen konformitas dalam diri seorang individu. Konformitas dapat dimaknai sebagai akibat dari pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. 

Banyak pemuda ingin menjadi bagian dari gaya streetwear itu sendiri dengan memaksakan mengenakan brand-brand tertentu. Ini kemudian berdampak pada hal ekonomi, dimana seseorang memaksakan untuk menggunakan merek-merek high end, seperti OFF white dan Supreme yang dikenal sebagai brand nomor satu untuk streetwear. 

Secara keseluruhan, fashion streetwear telah menjadi alat yang kuat bagi pemuda dalam pembentukan identitas budaya mereka. Dengan memadukan elemen-elemen individualitas, globalisasi, dan lokalitas, streetwear membantu pemuda menavigasi kompleksitas identitas mereka.

Dalam sudut pandang sosiologi kebudayaan, fenomena streetwear dapat dikatakan sebagai sebuah budaya populer. Budaya populer adalah sebuah budaya yang secara luas dapat diterima oleh masyarakat, dimana budaya tersebut diperkenalkan dengan bantuan media massa dan tidak dapat terlepas dari media massa itu sendiri dalam menyediakan informasi, gambar, kisah, dan kesan bagi publik (John Storey dalam Jayadi:2022). 

Produk tersebut kemudian dikonsumsi oleh masyarakat dan pada akhirnya menimbulkan pengaruh. Storey juga menekankan bahwa budaya populer ini muncul dari urbanisasi lantaran adanya revolusi industri. Beberapa arus budaya populer juga muncul dari suatu subkultur yang kemiripannya dengan budaya pop mainstream begitu sedikit. 

Sederhananya, bahwa budaya populer adalah sebuah budaya yang muncul dari sebuah subkultur, dimana subkultur ini hanya memiliki sedikit kesamaan dengan budaya-budaya mainstream yang lain. Budaya ini kemudian dikembangkan melalui media massa dan dihidupkan terus menerus oleh berbagai budaya setempat dan akhirnya menembus keseharian masyarakat dan dapat diterima oleh banyak masyarakat.

Pada dasarnya proses masuknya gaya berpakaian streetwear ini merupakan proses akulturasi dalam kebudayaan. Dikatakan proses akulturasi, lantaran gaya berpakaian streetwear adalah bentuk kebudayaan asing yang masuk kedalam kebudayaan lokal. Lambat laun, unsur-unsur kebudayaan asing itu dapat diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri dengan tidak menghilangkan unsur kebudayaan lokal itu sendiri (Firmansyah dalam Tjahyadi : 2020). 

Ini kemudian berkaitan dengan proses difusi. Proses difusi kebudayaan adalah sebuah proses penyebaran dari pengembangan unsur-unsur terjadinya kebudayaan dari seseorang kepada orang lain atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain (Rafiek dalam Tjahyadi et. al : 2020). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun