Mohon tunggu...
Winni Soewarno
Winni Soewarno Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang sedang belajar menulis

Perempuan yang sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi kepala. Kontak : cempakapt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menikmati Nonton dan Belajar dari Drama Korea

26 Mei 2022   11:01 Diperbarui: 26 Mei 2022   11:15 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari berikutnya, aku lempar pancingan lanjutannya sampai beberapa hari. Nampaknya, mereka mulai sadar kalau aku ikut memperhatikan drama yang mereka tonton sambil mencatat. Rasa penasaran mereka membuat mereka mengintip-intip apa yang kutulis. Mulanya tanpa komentar. “Memangnya mau ke Korea?” tanya si bungsu “kok belajar bahasa Korea?.”

“Kalau ada rejeki, kenapa tidak?.  Jika tidak dalam waktu dekat, menabung dulu supaya bisa kesana. Keren kalau kita sudah menguasai bahasanya. Tak akan tersesat kemana-mana. Mengerti tulisannya untuk membaca nama tempat dan makanan. Penting sekali tahu tulisannya untuk mendapatkan makanan enak. Menguntungkan untuk kita.”

“Ikut ya aku. Siapa tahu ketemu Jang Ki-yong atau Cha Eun Woo.” Itu nama-nama artis Korea muda yang berparas bagus di drama yang mereka gandrungi.

Setelah hari itu, anak-anak mulai ikut mencatat kata yang mereka ingin tahu. Mencari-cari cara membaca dan menulisnya. Hanya sebentar-sebentar saja, sekedar memupuk keingintahuan. Aku menyenagati mereka. Tak ada paksaan, malah seolah tak sengaja menemukan sesuatu yang penting untuk dipelajari. Selain juga aku menjaga agar mereka merasa tidak sedang belajar. Harus sehalus mungkin karena sibungsu punya pengalaman tidak menyenangkan saat di Sekolah Dasar dengan seorang guru. Dia menjadi agak alergi mendengar kata ‘belajar’. Kemudian intensitas bertambah. Waktu belajar yang semula hanya 5 sampai 10 menit bertambah menjadi 30 sampai 60 menit. Kami bertiga sama-sama belajar. Berguru lewat youtube, kami pelajari bagaimana menuliskan huruf-huruf Korea itu di atas kertas kosong . Berlatih menulis bersama-sama. Mengulang, berhenti atau memperlambat adalah kemudahan dari berguru virtual ini. Bebas berhenti kapan saja saat sudah lelah. Tertawa-tawa saat ada tulisan yang satu tak mirip dengan yang diajarkan. Saling mengajari jika pelafalan belum sesuai dengan bunyi yang diajarkan.

Seru juga. Rasanya seperti kembali di sekolah dasar. Kami belajar mengeja huruf-huruf. Saat menonton, kami mencocokkan dan membunyikan huruf  yang muncul dalam caption. Mengikuti pelafalan sang artis.  Terbata-bata dan masih aneh terdengar. Jika sulit atau kata terlalu panjang, ada yang akan menuliskannya dalam bahasa latin. Saat sedang santai, barulah dicari penulisannya dalam Hangeul-nya. Cara itu juga kami gunakan untuk menambah perbendaharaan kata. Lumayan meski hanya satu – dua kata sehari.

Berawal dari situ, tak lagi hanya drama yang dilihat. Acara menarik apapun yang ditayangkan di saluran televisi Korea ikut ditonton. Bermodal kertas HVS, pinsil dan penghapus, kami masih tetap belajar sampai hari ini. Mengulang menuliskan 40 karakter huruf Korea, menggabung-gabungkannya sesuai pengajaran tata bahasa yang diberikan. Berharap suatu saat kami bisa bercakap-cakap dan menuliskannya dengan benar.

aid704635-v4-728px-say-beautiful-in-korean-step-2-628e04a753e2c3594411d075.png
aid704635-v4-728px-say-beautiful-in-korean-step-2-628e04a753e2c3594411d075.png
https://www.wikihow.com/Say-Beautiful-in-Korean

Aku bersyukur bisa mengisi jam menonton sekaligus menjadi waktu belajar. Belajar dengan santai dan fun. Untukku, ini juga mengasikkan. Otakku dipaksa menjadi aktif. Menjaga agar tidak  cepat menjadi 'beku' dan cepat pikun. Mengenal dan belajar bahasa baru bersama-sama sangat menyenangkan dan membuat rileks. Ini juga menjadi kesempatan untuk lebih dekat lagi dengan anak-anak.

Tak cuma aksara mancanegara. Setelah ini, terfikir untuk membawa mereka belajar bersama huruf-huruf pernah dipelajari kakek-neneknya. Belajar aksara hanacaraka. Semoga tersedia juga sumber belajar yang menarik yang mampu memikat siapapun untuk mempelajarinya. Berharap nanti ada anak bangsa yang memperkenalkan dan melestarikan hanacaraka ini. Bagian dari menjaga warisan budaya kita yang megah. Siapa tahu nantinya ada orang di belahan dunia lain yang tertarik mempelajarinya. Menjadi sama terkenalnya dengan aksara Hangeul yang mendunia. Berkhayal jika suatu hari nanti kekayaan cerita Indonesia yang luar biasa, bisa dijadikan drama-drama serial yang bagus dan semenarik drama Korea. Perlu waktu dan perlu belajar banyak memang. Berawal dari mimpi, tak ada yang tak mungkin. Semoga ini tak hanya jadi mimpi yang berkepanjangan dan cita yang sebatas angan belaka.

Selamat menonton dan belajar.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun