Mohon tunggu...
Winni Soewarno
Winni Soewarno Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang sedang belajar menulis

Perempuan yang sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi kepala. Kontak : cempakapt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menengok Kartini dalam Uang Kertas Indonesia

21 April 2022   08:00 Diperbarui: 21 April 2022   08:06 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar untaian mutiara uang 5 Rupiah tanda tahun 1952. Sumber: uang-kuno.com

Siapa tak kenal tokoh bernama Kartini?. Namanya demikian terkenal. Setiap tahun hari lahirnya diingat.

Anak sekolah terutama anak Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak, berbaris berpawai ke sekeliling lingkungan sekolah dengan pakaian tradisionil yang mereka kenakan. Sementara tingkatan sekolah yang agak tinggi, melakukan upacara bendera. 

Nampak perempuan di kantor-kantor bekerja mengenakan baju tradisional. Nampak cantik dan indah. Salah satu dampak dari perjuangan seorang perempuan muda yang menginginkan perempuan mempunyai cita-cita setinggi langit.

Anak perempuan Raden Mas Adipati Sosrodiningrat- seorang Bupati Jepara - ini lahir 21 April 1879 di Rembang. Lahir dari keluarga yang sadar akan kemajuan, tetapi terbelenggu adat dan sistem kolonial. Adat yang mengikat langkah perempuan untuk mendapatkan pendidikan di sekolah. 

Adat yang memingitnya setelah usia 12 tahun sebagai persiapan untuk dinikahkan, melarangnya keluar rumah. Membatalkan sekolah ke Batavia dan Belanda di pilihnya. Menikah poligami dijalaninya karena sang suami mengijinkannya untuk tetap belajar, menempuh ujian dan membuka sekolah. Bukan menyerah pada cita-cita. Tapi ini caranya menyediakan jalan yang lebih lebar. 

Dia diijinkan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang disukainya yakni memintarkan anak-anak perempuan. Dia ingin perempuan mempunyai kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Pendidikan adalah pintu yang dapat memerdekakan untuk bisa keluar dari ikatan tradisi dan rantai kebodohan. 

Karena itulah yang menyadi penyebab lemahnya posisi sosial perempuan di masyarakat. Karena kiprahnya ini, Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan.

Pemerintah sangat menghargai jasanya. R.A. Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dengan SK Presiden RI (Ir. Soekarno) No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Pemikirannya yang dikumpulkan melalui surat-suratnya oleh J.H. Abendanon, 

Menteri Pendidikan pada masa Kartini diberi judul Door duisternis tot licht yang kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka di tahun 1922 berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran’.  Selain itu, gambar Kartini juga diabadikan dalam uang kertas yang 5 Rupiah dikeluarkan tahun 1953 dan 10 ribu Rupiah yang dikeluarkan tahun 1985.

Wajah Kartini muncul pada uang kertas pecahan 5 Rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Uang kertas ini bertanda tahun 1952. Dipersiapkan untuk diedarkan setelah selesainya nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, yang prosesnya sudah berlangsung sejak tahun 1951. Bank Indonesia terbentuk pada 1 Juli 1953. 

Uang ini diumumkan secara resmi dalam Berita negara dan kemudian ditetapkan dalam Lembaran Negara Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Mulai diedarkan tanggal 2 Juli 1953 dan ditarik dari peredaran pada  16 Januari 1961. 

Pecahan bergambar R.A. Kartini ini selain penanda lahirnya bank sentral Republik Indonesia, juga merupakan uang pertama yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Delinavit uang 5 Rupiah tanda tahun 1952. Sumber: uang-kuno.com
Delinavit uang 5 Rupiah tanda tahun 1952. Sumber: uang-kuno.com

Pada tahun 1952, belum ada penetapan nama pahlawan seperti saat ini. Penempatan figur Kartini pada mata uang ini dianggap bisa menjadi daya jual yang menarik bagi suksesnya nasionalisasi bank sentral. 

Selain oleh rakyat Indonesia, Kartini juga sudah sangat familiar bagi orang Belanda. Kartini dihormati orang Belanda karena perannya dalam memajukan pendidikan di Jawa.

Bagian belakang uang 5 rupiah tanda tahun 1952. Sumber gambar: uang-kuno.com
Bagian belakang uang 5 rupiah tanda tahun 1952. Sumber gambar: uang-kuno.com

Uang ini didesain dan digambar oleh C.A. Mechelse.  Namanya tertera dibagian bawah kiri uang ini. Del dibelakang nama, kependekan dari delinavit yang  berarti perancang atau pelukis sebuah uang. Pelukis uang sangat detil memasukkan unsur kebudayaan Indonesia. Dekorasi yang digunakan dalam menghiasi uang ini kental dengan nuansa Jepara yang terlihat dari ukiran dibagian atas dan sisi kanan. 

Pada sisi atas terdapat dua burung yang berhadapan lehernya saling mengait. Di bawah gambar burung di bagian tengah terdapat dua hiasan roset berbentuk bunga matahari dan motif bunga lain yang sedang mekar. Menegaskan bahwa Kartini berasal dari Jepara.

Corak tumbuhan dan ular naga dibagian belakang uang ini juga sarat makna. Corak pohon pohon kehidupan atau Kalpataru digambarkan dalam uang ini seperti yang terdapat pada candi Borobudur, Prambanan, Mendut, dan Pawon.. Didasarkan pada mitologi, pohon kehidupan ini memiliki bunga yang indah dengan bau harum semerbak dan penuh buah. 

Daunnya selalu berwarna hijau dan dahannya tersusun dari ratusan rantai emas dengan untaian mutiara bergelantungan. Seperti terlihat pada uang ini, pada desain pohonnya terdapat untaian mutiara

Gambar untaian mutiara uang 5 Rupiah tanda tahun 1952. Sumber: uang-kuno.com
Gambar untaian mutiara uang 5 Rupiah tanda tahun 1952. Sumber: uang-kuno.com

Gambar ular naga pada uang 5 Rupiah tanda tahun 1952. Sumber: uang-kuno.com
Gambar ular naga pada uang 5 Rupiah tanda tahun 1952. Sumber: uang-kuno.com

Ular adalah simbol yang dipercaya oleh nenek moyang akan adanya kehidupan dunia atas dan dunia bawah. Ular bertugas untuk menjaga dan melindungi kesucian pohon kehidupan. Untuk melindungi pohon ini dari terik matahari dan hujan, digambarkan juga bentuk serupa pola payung.

Penanda tangan uang ini adalah Gubernur Bank Indonesia Mr. Indra Kasoema dan Mr. Safrudin Prawiranegara. Uang ini dicetak oleh Johan Enschede & Zonen dan kemudian oleh NV. Pertjetakan Kebayoran.

Kartini dalam bagian depan uang 10 ribu tahun 1985. Sumber: Koleksi pribadi
Kartini dalam bagian depan uang 10 ribu tahun 1985. Sumber: Koleksi pribadi
Uang berikutnya dengan wajah Kartini adalah uang kertas 10.000 Rupiah  yang dikeluarkan pada tahun 1985. Uang ini ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia Arifin M. Siregar dan Direktur BI Sujitno Siswowidagdo. Dicabut dari peredaran pada tanggal 25 September 1995. Delinavit uang ini adalah Sudirno dari Perusahaan Percetakan Uang RI.

Bagian belakang uang 10 ribu tahun 1985. Sumber: Koleksi pribadi
Bagian belakang uang 10 ribu tahun 1985. Sumber: Koleksi pribadi

Yang menarik, di bagian belakang uang ini digambar seorang perempuan menggunakan toga. Tangan kanannya memegang bendera , tangan kirinya memegang sebuah teks yang nampaknya sedang dibaca. Sesuatu yang tak terbayangkan terjadi pada masa Kartini. Perempuan bisa mendapat kesempatan dan peluang yang sama untuk mendapatkan pendidikan. 

Perempuan dalam toga ini, menyiratkan pengakuan keberhasilan pendidikannya. Sebuah impian Kartini yang tidak terwujud kala itu. Terbaca dari catatan Kartini pada tanggal 8/9 Agustus 1901, perempuan tak punya kesempatan mendapatkan pendidikan, tak punya peluang memimpikan masa belajar dan sekolah.

 “Cita-cita??” Pahit, kata saya “kami anak-anak perempuan Jawa tidak boleh mempunyai cita-cita! – Kami hanya boleh mempunyai satu cita-cita, memimpikan satu impian : hari ini atau besok akan dikawinkan dengan orang yang dipandang baik oleh orangtua!”. 

Jika Kartini masih ada, mungkin tak akan percaya kalau mimpinya menjadi nyata. Masa ini, semua perempuan mendapatkan hak yang sama untuk mengenyam pendidikan. Hal ini tergambar secara baik  di bagian belakang uang ini. Tak cuma bagi perempuan Jawa, semua perempuan Indonesia berkesempatan sama.

Selamat belajar dan berkarya perempuan Indonesia. Sukseslah menjadi Kartini masa kini dalam bidangmu masing-masing.

 

Salam

Winni Soewarno

Referensi

-Krisnina Maharani A. Tanjung. Pikiran Kartini. Yayasan Warna Warni Indonesia. 2015. Hal. 248.- Berita Negara 1 Juli 1953

- Anata Siregar. Sejarah Gambar RA Kartini di Uang Kertas Rupiah dari Masa ke Masa. 

    https://www.idntimes.com/business/economy/ananta-fitri/perjalanan-gambar-ra-kartini-di-uang-kertas-rupiah/1. Diunduh 12

   April 2022 pada 16.35WIB

- http://Uang-Kuno.com. 1952 . Seri kebudayaan. Diunduh 16 Desember 2014 pada 17.23WIB

- http://uangindo.com/blog/5-rupiah-1952-adalah-uang-pertama-bank-indonesia.  Diunduh tgl. 5 Maret 2014 pada 11.09WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun