Mohon tunggu...
Cempaka Rizqita
Cempaka Rizqita Mohon Tunggu... Aktor - Aktor & Penyanyi Profesional

Saya adalah seorang aktor muda yang sudah berkecimpung di dunia entertaiment sejak saya usia 8 tahun dan saya juga adalah seorang penyanyi profesional yang sudah memulai karir saya sejak saya usia 10 tahun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminisme Merupakan Perjuangan Semua Gender

12 Desember 2023   18:11 Diperbarui: 12 Desember 2023   19:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cempaka Rizqita C

2022041076

Ilkom B 

Kesetaraan gender terkadang sulit dilakukan.

 Perjuangan untuk kesetaraan  terus menjadi perjuangan yang dinamis jika ingin menilik kisah perjalanannya.

 Ini adalah pertarungan yang selalu menghadirkan tantangan, namun juga menawarkan peluang.

 Momen perjuangan kesetaraan gender dan berbagai gerakan feminis selalu mengundang kegembiraan.

 Hal ini berarti semakin banyak orang yang menyadari pentingnya memandang setiap orang sebagai rekan kerja, sederajat, dan setara.

 Sama-sama bermakna dan berharga.  Banyak orang yang terkadang menyadari bahwa perempuan dan laki-laki tidak berbeda status, namun berada  dalam ruang yang sama, mempunyai perjuangan yang sama, dan mempunyai hak yang sama. Kita perlu untuk tidak sekadar mengajak kita bergembira dan membuka mata  terhadap tantangan yang kita hadapi dalam perjuangan  kesetaraan  gender.Persoalan diskriminasi gender merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa diabaikan, apalagi hal tersebut merendahkan harkat dan martabat perempuan serta memuat ekspresi-ekspresi yang seolah-olah menyatakan bahwa perempuan tidak mempunyai ruang gerak dan kebebasan yang sama.Fakta bahwa hal ini masih menjadi masalah telah menyebabkan banyak perempuan diejek karena tidak hanya membuat keputusan sederhana dalam kehidupan sehari-hari, namun juga membuat keputusan besar dan berdampak besar.  Pelecehan seksual yang terjadi menjadi bukti bahwa benar-benar menjelaskan bahwa kesetaraan gender dan feminisme sebenarnya merupakan isu yang seringkali melibatkan berbagai keprihatinan.  Mengingat berbagai kemungkinan dan tantangan yang ada, terkadang perlu dilakukan refleksi terhadap sejarah dan kenyataan.

 Feminisme bukan hanya tentang memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga tentang memahami dan menangani akar penyebab ketidaksetaraan gender yang juga dapat memengaruhi laki-laki. Dalam konteks ini, feminisme mempromosikan pemahaman bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak yang sama untuk hidup, berkembang, dan berpartisipasi dalam semua aspek masyarakat. 

[=[

Feminisme adalah suatu gerakan sosial, politik, dan budaya yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Gerakan ini berjuang untuk mengidentifikasi, mengakui, dan mengatasi ketidaksetaraan serta diskriminasi yang mungkin dialami oleh perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti hak-hak hukum, pendidikan, pekerjaan, dan budaya.

Feminisme bukan hanya tentang memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga tentang memahami dan menangani akar penyebab ketidaksetaraan gender yang juga dapat memengaruhi laki-laki. Dalam konteks ini, feminisme mempromosikan pemahaman bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak yang sama untuk hidup, berkembang, dan berpartisipasi dalam semua aspek masyarakat.

Seiring waktu, gerakan feminis telah berkembang dan menghasilkan berbagai aliran dan pandangan, termasuk feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme sosialis, dan lain-lain. Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan dan fokus mereka, tujuan umumnya tetap mencapai kesetaraan gender.Penting untuk dicatat bahwa feminisme bukanlah gerakan anti-pria atau gerakan yang mengabaikan isu-isu yang memengaruhi laki-laki. Sebaliknya, tujuan feminisme adalah memahami dan mengatasi sistem dan norma yang menghasilkan ketidaksetaraan gender, yang dapat bermanfaat bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.

Pertama-tama, feminisme mendasarkan dirinya pada prinsip bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak-hak asasi manusia yang sama. Pemahaman ini mencakup hak untuk pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan partisipasi penuh dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, feminisme sejalan dengan semangat kesetaraan dan keadilan, yang seharusnya menjadi tujuan bersama bagi semua gender. Feminisme bukan hanya tentang memberikan hak kepada perempuan, tetapi juga tentang membongkar struktur sosial yang menghambat perkembangan semua individu. Ketika kita menghapus ketidaksetaraan gender, kita secara otomatis menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata. Pemberdayaan melalui kesetaraan berarti memberikan setiap individu kesempatan untuk berkembang tanpa terkekang oleh stereotip gender yang membatasi potensi mereka. Feminisme mengakui bahwa stereotip gender dan ekspektasi yang diberlakukan oleh masyarakat tidak hanya merugikan perempuan, tetapi juga memberikan tekanan pada laki-laki untuk mematuhi norma tertentu. Dengan menghapuskan batasan-batasan ini, feminisme membebaskan semua individu untuk menjadi diri mereka sendiri tanpa takut dicap sebagai "tidak sesuai dengan norma gender." Feminisme berkomitmen untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan terhadap perempuan dan laki-laki. Oleh karena itu, gerakan ini mendukung hak-hak semua individu untuk hidup bebas dari ancaman dan kekerasan, tanpa memandang jenis kelamin. 

Pemberdayaan melalui kesetaraan dalam konteks feminisme dapat dilihat dalam banyak aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.

 Berikut adalah  contoh spesifik pemberdayaan melalui kesetaraan sebagaimana tercermin dalam gerakan feminis: Pendidikan: Akses dan kualitas pendidikan: Gerakan feminis mengadvokasi pendidikan untuk semua, tanpa memandang gender.

 ke.

 Hal ini termasuk berupaya menghilangkan stereotip gender dari kurikulum dan memastikan kesempatan belajar dan pengembangan yang setara bagi anak perempuan dan laki-laki.

 Pendidikan seks inklusif: Feminisme juga mempromosikan pendidikan seks inklusif, pengajaran tentang persetujuan, kesehatan reproduksi, dan hak-hak seksual.

 Hal ini memungkinkan masyarakat untuk lebih memahami dan menghormati keberagaman gender.

 Pekerjaan: Gaji yang Setara: Gerakan feminis memperjuangkan upah yang setara, pekerjaan yang setara, dan keterampilan yang setara bagi laki-laki dan perempuan.

 Hal ini termasuk mengidentifikasi dan menutup kesenjangan gaji yang  ada antar industri.

 Meningkatkan Keterwakilan: Feminisme mendorong  keterwakilan perempuan yang lebih besar di berbagai bidang, terutama bidang yang secara tradisional dianggap sebagai "bidang laki-laki" seperti sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

 Kami melakukan ini dengan mendukung program pengembangan karir dan promosi yang adil.

 Kehidupan Sehari-hari: Mengatasi Stereotip Gender: Feminisme berupaya mengatasi stereotip gender yang membatasi peran dan harapan individu.

 Hal ini termasuk meruntuhkan stereotip seperti bahwa hanya perempuan yang pantas melakukan pekerjaan rumah tangga atau bahwa laki-laki tidak boleh menunjukkan emosinya.

 Perlindungan dari kekerasan berbasis gender: Gerakan feminis memperjuangkan hak individu untuk hidup bebas dari kekerasan berbasis gender, seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, dan kawin paksa.

 Hal ini termasuk memperkuat penegakan hukum  dan memberikan dukungan kepada korban kekerasan.

 Seni dan Media: Representasi yang Adil: Feminisme mempromosikan representasi yang adil dalam media dan seni serta meningkatkan kesadaran akan keberagaman gender.

 Hal ini termasuk memperkuat peran perempuan dalam film, televisi, dan industri kreatif lainnya.

 Menolak Body Shaming: Feminisme menolak standar kecantikan yang sempit dan menentang body shaming.

 Hal ini memberikan individu kesempatan untuk merayakan keunikan dan keragaman tubuh mereka tanpa takut dihakimi atau dikritik.

 Contoh-contoh ini mencerminkan upaya feminis untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan setara melalui pemberdayaan melalui kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan.

\][

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun