Mohon tunggu...
celynruth
celynruth Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswi

Seorang mahasiswi Kesehatan Masyarakat yang memiliki minat di bidang Kesehatan Reproduksi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Sosial Ekonomi Berbicara: Dampaknya pada Layanan Antenatal Care

20 Desember 2024   09:17 Diperbarui: 20 Desember 2024   09:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingginya angka kematian ibu masih menjadi tantangan yang serius bagi sebagian negara di dunia. Dilansir dari WHO, selama beberapa dekade terakhir, tren kematian ibu di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun demikian, jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara, Indonesia terbilang memiliki jumlah kematian ibu yang cukup tinggi, dengan 7.826 kematian ibu di tahun 2020 (WHO, 2024).

Menyikapi hal tersebut, upaya penurunan angka kematian ibu terutama terkait dengan sebab yang dapat dicegah, harus dapat ditekankan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemenuhan layanan Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil. ANC dapat meningkatkan kesehatan ibu maupun bayi dengan cara memberikan kesempatan untuk deteksi dini terhadap kondisi-kondisi yang meningkatkan risiko hasil kehamilan yang buruk (Mandiwa and Namondwe, 2024).

Di Indonesia, kesenjangan pemanfaatan ANC bagi ibu hamil seringkali dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi. Perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah sering menghadapi banyak tantangan dalam menjaga kesehatan selama kehamilan. Mereka sering kesulitan mendapatkan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, dukungan dari tenaga medis terlatih saat melahirkan, atau layanan darurat jika terjadi komplikasi. Tanpa akses yang memadai ke layanan kesehatan, risiko kematian bayi dan ibu meningkat secara signifikan (Esther et al., 2024).

Jika dirincikan berdasarkan wilayah, hampir semua wilayah di Indonesia menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan Papua dalam penggunaan layanan ANC, kecuali Maluku yang hasilnya hampir serupa. Wilayah Indonesia Timur, termasuk Papua dan Maluku, memiliki tingkat ANC 4 paling rendah di Indonesia. Sementara itu, wilayah Barat seperti Sumatera memiliki angka sedikit lebih baik. Distribusi layanan ANC 4 paling tinggi ditemukan di wilayah tengah, yaitu Jawa-Bali, yang menjadi pusat kualitas layanan terbaik (Laksono, Rukmini, and Wulandari, 2020).

Berdasarkan hal tersebut, kondisi sosial ekonomi ibu hamil memiliki peranan penting yang menentukan apakah ia dapat mengakses dan memanfaatkan ANC dengan baik. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai dampak kondisi sosial serta tantangan ekonomi yang kerap dirasakan ibu hamil.

Dampak Kondisi Sosial Ibu terhadap Pemanfaatan ANC

Kondisi sosial ibu hamil seringkali menjadi hambatan dalam mengakses layanan ANC. Berikut beberapa kondisi sosial ibu, diantaranya:

Karakteristik Demografi

Pertama, yaitu tingkat pendidikan. Umumnya, perempuan dengan pendidikan yang rendah mempunyai kesadaran yang rendah terhadap pentingnya kunjungan ANC (Alibhai et al., 2022). Perempuan dengan pendidikan menengah berpeluang 1,7 kali lebih besar untuk mendapatkan layanan bidan terampil di fasilitas kesehatan dibandingkan lulusan pendidikan dasar. Hal ini disebabkan tingkat literasi kesehatan ibu lebih tinggi, memungkinkan dapat memilih fasilitas kesehatan yang lebih baik (Istifa et al., 2021).

Kedua, wilayah tempat tinggal. Perempuan yang tinggal di perkotaan lebih mudah melakukan kunjungan ANC yang direkomendasikan (Alibhai et al., 2022). Penelitian lain mengatakan perempuan di wilayah Indonesia Tengah berpeluang 2,8 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC dan 3,4 kali lebih besar untuk mendapat layanan bidan terampil dibandingkan dengan perempuan di Indonesia Barat karena pembangunan sosial ekonomi, termasuk transportasi, jalan, dan fasilitas kesehatan yang berkualitas, tidak terdistribusi secara merata di perkotaan dan pedesaan (Istifa et al., 2021).

Ketiga, berkaitan dengan status perkawinan. Perempuan yang sudah menikah lebih mungkin menggunakan ANC dibandingkan dengan yang belum menikah (Alibhai et al., 2022). Sementara itu, kehamilan diluar nikah memiliki stigma negatif dan menyebabkan Perempuan akan menyembunyikan kehamilannya sehingga kunjungan ANC menjadi lebih rendah dan tidak terpenuhi (Denny et al., 2022)

Terakhir, yaitu usia ibu. Perempuan yang lebih muda cenderung tidak mencari ANC di awal kehamilan (Alibhai et al., 2022).Hal ini karena perempuan tersebut cenderung merasa tidak siap menjadi ibu karena kurang berpengalaman, adanya perubahan fisik selama kehamilan remaja dan ketidakstabilan emosional. Selain itu, perempuan yang lebih tua dari suaminya berpeluang lebih besar mendapatkan ANC karena identik dengan otonomi yang lebih besar untuk mencari layanan kesehatan ibu (Istifa et al., 2021).

  • Dinamika Gender
  • Dalam situasi konflik, perempuan sering menghadapi kekerasan berbasis gender termasuk kekerasan seksual dan kurang memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri, seperti menggunakan kontrasepsi sehingga memungkinankan terjadi kehamilan tidak diinginkan atau mencari perawatan ANC (Alibhai et al., 2022).
  • Budaya
  • Budaya yang dianut mempengaruhi kunjungan ANC. Misalnya, adanya tradisi keluarga dimana ibu mertua memegang kendali untuk memutuskan perawatan yang diterima oleh ibu hamil (Alibhai et al., 2022). Selain itu, masih ditemukan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ke rumah dukun. Walaupun ibu melakukan kunjungan ANC yang direkomendasikan. Budaya keluarga yang tidak mengizinkan perempuan meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya akan menghambat keteraturan kunjungan ANC. Jika budaya atau keyakinan tidak dilakukan akan menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat (Simbolon and Nahak, 2021).

Tantangan Ekonomi Ibu dalam Akses dan Pemenuhan ANC

Berbagai faktor ekonomi seringkali menjadi penghambat bagi ibu hamil untuk mendapatkan akses ANC secara optimal. Berikut adalah beberapa dari banyaknya tantangan ekonomi ibu dalam mengakses dan memenuhi ANC.

  • Prioritas Kebutuhan

Banyak ibu hamil yang menghadapi kesulitan ekonomi lebih memilih mengalokasikan sumber daya mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari daripada mengunjungi fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan antenatal (ANC). Ketidakmampuan finansial sering kali menjadi alasan utama di balik keputusan ini, karena biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi, konsultasi, atau pemeriksaan medis dianggap sebagai beban tambahan. Akibatnya, banyak ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ANC secara teratur, meskipun layanan ini penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi selama kehamilan. Keadaan ini menunjukkan dibutuhkannya upaya lebih besar dalam memberikan dukungan finansial dan edukasi kepada ibu hamil, khususnya yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, agar akses terhadap layanan kesehatan menjadi lebih inklusif (Salsa and Dhamanti, 2022).

  • Biaya Transportasi dan Layanan

Biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi menuju fasilitas kesehatan serta layanan kesehatan itu sendiri seringkali menjadi kendala yang signifikan bagi ibu hamil, terutama mereka yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Pengeluaran tambahan ini dapat dirasa terlalu memberatkan, sehingga banyak ibu hamil memilih untuk menunda bahkan menghindari kunjungan antenatal (ANC) secara rutin. Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan finansial, tetapi juga oleh prioritas yang lebih mendesak, seperti memenuhi kebutuhan pokok keluarga sehari-hari. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya adanya program dukungan, baik berupa bantuan finansial maupun layanan kesehatan yang lebih terjangkau, untuk memastikan bahwa setiap ibu hamil memiliki akses yang memadai terhadap perawatan ANC guna menjaga kesehatan mereka dan janin yang dikandung (Indarti and Nency, 2022).

  • Keterbatasan Keuangan

Sebanyak 21 dari 25 ibu hamil yang diwawancarai mengungkapkan bahwa keterbatasan keuangan menjadi kendala utama, di mana mereka tidak memiliki cukup uang untuk membiayai pemeriksaan kehamilan mereka ke bidan, sehingga menghambat akses mereka terhadap layanan kesehatan yang penting selama masa kehamilan (Wicaksana et al., 2024)

Berdasarkan penjelasan di atas, kondisi sosial ekonomi dapat mempengaruhi pemanfaatan ANC pada ibu hamil. Kondisi sosial yang mempengaruhi berupa karakteristik demografis, dinamika gender, dan budaya. Sementara itu, kondisi ekonomi yang menjadi tantangan pemenuhan ANC seperti prioritas kebutuhan, biaya transportasi dan layanan, serta keterbatasan keuangan yang dimiliki. Oleh karenanya, penting untuk melakukan suatu pendekatan yang mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi seseorang. Kolaborasi antar sektor maupun dukungan pemerintah juga sangat diperlukan dalam hal ini.

Oleh: Ajeng Tria A., Joycelyn Ruth A., Nafisa Khairunnisa R., Regina Fatikha Y.

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Daftar Pustaka

Alibhai, K.M. et al. (2022) 'Factors impacting antenatal care utilization: a systematic review of 37 fragile and conflict-affected situations', Conflict and Health, 16(1), p. 33. Available at: https://doi.org/10.1186/s13031-022-00459-9.

Denny, H.M. et al. (2022) 'The Determinants of Four or More Antenatal Care Visits Among Working Women in Indonesia', Asia Pacific Journal of Public Health, 34(1), pp. 51--56. Available at: https://doi.org/10.1177/10105395211051237.

Esther, A.Q. et al. (2024) 'A Scoping Review on Influence of Socioeconomic Status on Antenatal Care Utilization and Pregnancy Outcomes in Sub-Saharan Africa', medRxiv, pp. 1--13. Available at: https://doi.org/10.1101/2024.01.11.24301063.

Indarti, I. and Nency, A. (2022) 'Pengetahuan, Dukungan Suami, Sosial Ekonomi dan Jarak Tempat Tinggal Terhadap Perilaku Ibu Hamil dengan Kunjungan ANC', SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia, 1(4), pp. 157--164. Available at: https://doi.org/10.53801/sjki.v1i4.49.

Istifa, M.N. et al. (2021) 'Analysis of antenatal care, intranatal care and postnatal care utilization: Findings from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey', PLOS ONE, 16(10), p. e0258340. Available at: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0258340.

Laksono, A.D., Rukmini, R. and Wulandari, R.D. (2020) 'Regional disparities in antenatal care utilization in Indonesia', PLoS ONE, 15(2), pp. 1--13. Available at: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0224006.

Mandiwa, C. and Namondwe, B. (2024) 'Assessment of quality of antenatal care services and associated factors in Malawi: Insights from a nationwide household survey', PLOS ONE, 19(6), p. e0305294. Available at: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0305294.

Salsa, N.R. and Dhamanti, I. (2022) 'Akses Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Selama Pandemi Covid-19', Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(4), pp. 433--440. Available at: https://doi.org/10.33860/jik.v15i4.878.

SIMBOLON, M. and NAHAK, K.A. (2021) 'HUBUNGAN BUDAYA DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE IBU HAMIL DI PUSKESMAS LURASIK KECAMATAN BIBOKI UTARA TAHUN 2019', JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA, 2(07). Available at: https://www.jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/567.

WHO (2024) Number of Maternal Deaths, Our World in Data. Available at: https://ourworldindata.org/maternal-mortality (Accessed: 11 December 2024).

Wicaksana, I.P.A. et al. (2024) 'Hubungan Dukungan Suami, Status Gravida, dan Kepatuhan Ibu Melakukan Antenatal Care (ANC) terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III', Jurnal Global Ilmiah, 1(6). Available at: https://doi.org/10.55324/jgi.v1i6.62.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun