Ketiga, berkaitan dengan status perkawinan. Perempuan yang sudah menikah lebih mungkin menggunakan ANC dibandingkan dengan yang belum menikah (Alibhai et al., 2022). Sementara itu, kehamilan diluar nikah memiliki stigma negatif dan menyebabkan Perempuan akan menyembunyikan kehamilannya sehingga kunjungan ANC menjadi lebih rendah dan tidak terpenuhi (Denny et al., 2022)
Terakhir, yaitu usia ibu. Perempuan yang lebih muda cenderung tidak mencari ANC di awal kehamilan (Alibhai et al., 2022).Hal ini karena perempuan tersebut cenderung merasa tidak siap menjadi ibu karena kurang berpengalaman, adanya perubahan fisik selama kehamilan remaja dan ketidakstabilan emosional. Selain itu, perempuan yang lebih tua dari suaminya berpeluang lebih besar mendapatkan ANC karena identik dengan otonomi yang lebih besar untuk mencari layanan kesehatan ibu (Istifa et al., 2021).
- Dinamika Gender
- Dalam situasi konflik, perempuan sering menghadapi kekerasan berbasis gender termasuk kekerasan seksual dan kurang memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri, seperti menggunakan kontrasepsi sehingga memungkinankan terjadi kehamilan tidak diinginkan atau mencari perawatan ANC (Alibhai et al., 2022).
- Budaya
- Budaya yang dianut mempengaruhi kunjungan ANC. Misalnya, adanya tradisi keluarga dimana ibu mertua memegang kendali untuk memutuskan perawatan yang diterima oleh ibu hamil (Alibhai et al., 2022). Selain itu, masih ditemukan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ke rumah dukun. Walaupun ibu melakukan kunjungan ANC yang direkomendasikan. Budaya keluarga yang tidak mengizinkan perempuan meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya akan menghambat keteraturan kunjungan ANC. Jika budaya atau keyakinan tidak dilakukan akan menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat (Simbolon and Nahak, 2021).
Tantangan Ekonomi Ibu dalam Akses dan Pemenuhan ANC
Berbagai faktor ekonomi seringkali menjadi penghambat bagi ibu hamil untuk mendapatkan akses ANC secara optimal. Berikut adalah beberapa dari banyaknya tantangan ekonomi ibu dalam mengakses dan memenuhi ANC.
- Prioritas Kebutuhan
Banyak ibu hamil yang menghadapi kesulitan ekonomi lebih memilih mengalokasikan sumber daya mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari daripada mengunjungi fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan antenatal (ANC). Ketidakmampuan finansial sering kali menjadi alasan utama di balik keputusan ini, karena biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi, konsultasi, atau pemeriksaan medis dianggap sebagai beban tambahan. Akibatnya, banyak ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ANC secara teratur, meskipun layanan ini penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi selama kehamilan. Keadaan ini menunjukkan dibutuhkannya upaya lebih besar dalam memberikan dukungan finansial dan edukasi kepada ibu hamil, khususnya yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, agar akses terhadap layanan kesehatan menjadi lebih inklusif (Salsa and Dhamanti, 2022).
- Biaya Transportasi dan Layanan
Biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi menuju fasilitas kesehatan serta layanan kesehatan itu sendiri seringkali menjadi kendala yang signifikan bagi ibu hamil, terutama mereka yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Pengeluaran tambahan ini dapat dirasa terlalu memberatkan, sehingga banyak ibu hamil memilih untuk menunda bahkan menghindari kunjungan antenatal (ANC) secara rutin. Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan finansial, tetapi juga oleh prioritas yang lebih mendesak, seperti memenuhi kebutuhan pokok keluarga sehari-hari. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya adanya program dukungan, baik berupa bantuan finansial maupun layanan kesehatan yang lebih terjangkau, untuk memastikan bahwa setiap ibu hamil memiliki akses yang memadai terhadap perawatan ANC guna menjaga kesehatan mereka dan janin yang dikandung (Indarti and Nency, 2022).
- Keterbatasan Keuangan
Sebanyak 21 dari 25 ibu hamil yang diwawancarai mengungkapkan bahwa keterbatasan keuangan menjadi kendala utama, di mana mereka tidak memiliki cukup uang untuk membiayai pemeriksaan kehamilan mereka ke bidan, sehingga menghambat akses mereka terhadap layanan kesehatan yang penting selama masa kehamilan (Wicaksana et al., 2024)
Berdasarkan penjelasan di atas, kondisi sosial ekonomi dapat mempengaruhi pemanfaatan ANC pada ibu hamil. Kondisi sosial yang mempengaruhi berupa karakteristik demografis, dinamika gender, dan budaya. Sementara itu, kondisi ekonomi yang menjadi tantangan pemenuhan ANC seperti prioritas kebutuhan, biaya transportasi dan layanan, serta keterbatasan keuangan yang dimiliki. Oleh karenanya, penting untuk melakukan suatu pendekatan yang mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi seseorang. Kolaborasi antar sektor maupun dukungan pemerintah juga sangat diperlukan dalam hal ini.
Oleh: Ajeng Tria A., Joycelyn Ruth A., Nafisa Khairunnisa R., Regina Fatikha Y.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Daftar Pustaka