Kesehatan mental di tempat kerja semakin menjadi perhatian serius di era modern. Banyak karyawan yang mengalami tekanan, stres, hingga burnout akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kurangnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Dampaknya tidak hanya mempengaruhi produktivitas, tetapi juga kesehatan fisik dan emosional.
Menurut sebuah studi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15% pekerja di seluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental yang signifikan. Kondisi seperti kecemasan, depresi, dan kelelahan kronis sering terjadi di lingkungan kerja yang penuh tekanan. Sayangnya, stigma terhadap masalah kesehatan mental masih tinggi, sehingga banyak pekerja yang merasa malu atau takut untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Di Indonesia, masalah kesehatan mental di tempat kerja juga semakin terlihat. Dalam survei yang dilakukan oleh sebuah platform rekrutmen ternama, ditemukan bahwa hampir 40% pekerja mengaku mengalami tingkat stres yang tinggi dalam keseharian mereka. Faktor-faktor penyebab stres ini bervariasi, mulai dari beban kerja yang berlebihan, jam kerja yang panjang, hingga kurangnya dukungan dari atasan dan rekan kerja.
Peran Perusahaan dalam Mendukung Kesehatan Mental
Banyak perusahaan yang mulai menyadari pentingnya menjaga kesejahteraan mental karyawan. Beberapa di antaranya mulai menerapkan program kesehatan mental, seperti konseling gratis, pelatihan manajemen stres, hingga hari kesehatan mental di mana karyawan diberi waktu untuk beristirahat dari rutinitas kerja.
Memberikan ruang bagi karyawan untuk berbicara tentang kesehatan mental tanpa rasa takut atau stigma sangat penting, Perusahaan yang peduli akan kesejahteraan mental karyawan cenderung memiliki tim yang lebih produktif dan loyal.
Selain program internal, ada juga perusahaan yang menggandeng psikolog atau konsultan eksternal untuk membantu karyawan mengatasi stres. Langkah ini terbukti efektif dalam mengurangi tingkat kelelahan dan burnout di kalangan pekerja.
Langkah Sederhana yang Bisa Dilakukan Karyawan
Namun, selain dukungan dari perusahaan, karyawan juga perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mental mereka. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
1. Mengatur Waktu dengan Baik: Pastikan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup dan tidak membawa pekerjaan ke luar jam kerja.
2. Membuat Prioritas: Fokus pada tugas-tugas yang paling penting dan hindari multitasking yang berlebihan.
3. Berbicara dengan Orang Terdekat: Jangan ragu untuk berbicara dengan teman, keluarga, atau rekan kerja tentang apa yang dirasakan. Terkadang, berbicara saja sudah bisa membantu meredakan stres.
4. Mencari Bantuan Profesional: Jika merasa tekanan sudah terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental harus datang dari kedua pihak, baik perusahaan maupun karyawan. Dengan adanya dukungan dan upaya dari kedua belah pihak, diharapkan lingkungan kerja bisa menjadi tempat yang lebih sehat dan produktif.
Tantangan ke depan adalah bagaimana kita semua, baik individu maupun organisasi, bisa berkolaborasi menciptakan tempat kerja yang lebih inklusif, mendukung, dan bebas dari stigma kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H