Mohon tunggu...
Cleo ZafranAlveaho
Cleo ZafranAlveaho Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Berinovasi sekreatif mungkin

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Begitu Lazimkah Playing Victim di Dunia Sekarang Ini?

22 November 2023   23:52 Diperbarui: 15 April 2024   23:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Playing victim akhir-akhir ini sedang marak di kehidupan kita sekarang. Termasuk penyebab paling penting ini sedang mendunia kabarnya.

Playing victim adalah perilaku seseorang bertindak sebagai korban pada suatu masalah atau kejadian yang dialaminya.

Perilaku ini termasuk dalam perilaku kekanak-kanakan atau disebut juga dengan childish. Seseorang akan merasa paling tersakiti di antara yang lainnya.

Ini terjadi karena, pelaku mungkin saja mendapatkan trauma. Baik trauma dimasa lalu ataupun trauma dimasa sekarang. Pelaku akan terus melakukan kebohongan lainnya, hingga tidak memliki tujuan yang pasti.

Ada juga penyebab terjadinya playing victim adalah tidak ada mendapat perhatian ataupun simpati dari orang.

Beberapa kejadian paling hot sekarang adalah kejadian yang terjadi di Palestina dan Israel. Konflik itu memakan jutaan korban di Palestina tepat nya di Gaza.

Zionis dan sekutunya menghiasi langit-langit Palestina dengan Bombom jumlahnya ribuan katanya.

PBB bahkan tidak mampu berkutik sedikitpun. Walaupun PBB tahu apa yang dilakukan zionis dan sekutunya itu adalah tindakan ilegal.

Bahkan Direktur HAM PBB mundur dari jabatannya karena tak mampu membawa kedamaian. Mereka takut untuk memutuskan siapa yang benar.

"You know lah PBB itu letaknya di negara itu kan, jadi wajar untuk memutuskannya." Ujar salah satu tweet di Instagram.

Zionis itu melakukan playing victim kepada Palestina. Mereka menganggap bahwa merekalah korban, bukan Palestina.

Banyak yang bertanya-tanya "kenapa sih playing victim ini susah diberhentikan? karena korban bisa saja termasuk pihak yang lemah. Dan bisa saja pelaku mampu mencuci otak orang-orang.

Pelaku playing victim berpikir bahwasanya, nasib buruk pelaku disebabkan oleh orang lain.

Ad juga peristiwa yang sedang hot di negara kita. Yaitu penduduk Rohingya yang bertempat ke provinsi Aceh.

Sebenarnya, ada kiat-kiat yang bisa dilaksanakan untuk memberhentikan playing victim ini. Antara lain:
1. pihak yang mendukung pelaku harus sadar bahwa pelaku lah awal puncak masalah
2. Memutuskan hubungan dengan pelaku playing victim
3. Perdamaian segera dilakukan agar permasalahan selesai
4. Kurangi emosi
5. Jauhi kata playing victim itu dari si pelaku

Sebab karena dengan kata itu, pelaku malah menjadi tidak jera.

Kesimpulan dari playing victim ini adalah, tindakan playing victim mampu merugikan diri sendiri dan berdampak buruk bagi orang lain.

Jauhilah yang namanya playing victim itu, karena dapat merugikan siapapun yang terlibat di dalam konflik tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun