Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini Cara Bersahabat dengan "Monkey Mind"

22 April 2018   05:17 Diperbarui: 22 April 2018   17:21 2841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya kita beli es krim tersebut. Tidak berhenti di situ, dia terus menggoda untuk membeli dua buah. Karena hebatnya dia berargumen, kita pun membelinya dua dan mulai memakannya sampai habis.

Kurang ajarnya, begitu es krim itu habis kita makan, dia mengoceh lagi, "Kok malah beli es krim sih? Gimana mau berhasil dietnya? Itu sudah nambah berapa kalori?" terus begitu sehingga mendatangkan rasa penyesalan di hati kita. Padahal, tadinya, dia yang menyuruh, sekarang sudah beda lagi.

Begitulah cara kerja "monkey mind" ini. Terus berpindah-pindah dari satu pikiran ke pikiran yang lain. Haus akan perhatian. Terus merengek-rengek meminta untuk diperhatikan. Tapi begitu diperhatikan, langsung berpindah lagi. Mencari perhatian yang lain.

Cara mengatasi monkey mind

Memberinya perhatian bukanlah solusinya. Percayalah, saya sudah pernah mencobanya. Lalu bagaimana, dilawan? Juga jangan. Malah tambah capek. Energinya terlalu besar untuk dilawan. Bisa-bisa malah tenaga kita yang terkuras. Ini juga pernah saya coba. Hasilnya? Capek luar biasa.

Satu-satunya cara adalah dengan bersahabat dengannya. Bertemanlah. Hiduplah dengannya. Biarkan dia berkeliaran. Jangan diperhatikan. Itu maunya. Abaikan saja.

Jangan buat ia menjadi besar dengan memberinya perhatian yang dicarinya. Biarkan saja dia dengan segala tingkahnya. Kita lah yang menguasai pikiran kita. Kita yang memutuskan apakah kita akan memberinya perhatian atau tidak. Biarkan dia berkeliaran dengan bebas.

Tapi sekali lagi, jangan diperhatikan. Kita cukup tahu dia ada disana tanpa harus memperhatikannya.

Saya sudah mencobanya. Dan berhasil. Dia lebih tenang sekarang. Masih berkeliaran. Masih meloncat ke sana ke mari. Tapi dia tidak lagi mengganggu. Karena saya lah yang menentukan apakah ia bisa mengganggu atau tidak.

Kalau saya bisa, Anda di sana, siapapun yang mengalami hal yang sama, pasti bisa juga. Tidak dalam sehari dua hari, tapi teruslah berlatih untuk tidak memperhatikan si "monyet" ini. Biarkan dia di sana dengan segala kelakuannya. Sesekali boleh Anda bermain dengannya. Tapi Anda juga lah yang menentukan berapa lama anda akan bermain denganya. Bukan dia.

"Monkey mind". Bertemanlah dengannya. Bersahabatlah dengannya. Hiduplah dengannya. Anda lah penguasa pikiran anda. Bukan sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun