Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Membuat Anda Sampai Ke Kota Ini?

21 Oktober 2017   17:35 Diperbarui: 21 Oktober 2017   17:38 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Pagi ini saya makan soto Surabaya di depan bengkel tempat saya service mobil. Sambil makan enak, saya dengerin percakapan si tukang soto sama istrinya. Saya lagi ada di Karawang, Jawa Barat. Dan yang menarik perhatian saya saat itu, tukang soto ini bicara bukan dalam bahasa Sunda. Tapi dalam bahasa Jawa. Ya iya lah! Namanya juga soto Surabaya!

Terus saya nguping lagi perbincangan orang-orang yang makan soto bareng saya (kok saya jadi kayak tukang nguping ya?). Ternyata bahasa mereka lain lagi. Saya rasa itu bahasa Madura. Saya pernah dengar waktu saya kuliah di Malang sana. Ada juga yang pakai bahasa Sunda. Karena ini di Karawang, jadi ngga aneh lagi bahasa itu dipakai. Nah, yang mengusik pikiran saya, saya bingung, ngapain ya mereka disini? Kenapa sih mereka ngga tinggal aja di tempat asal mereka? Dagang disana atau apa kek. Ngapain mereka harus jauh-jauh ke kota ini dan tinggal disini?

Saya sendiri lahir dan besar di Jakarta. Dan sekarang saya sedang tinggal di kota ini juga. Saya jadi sadar, ngapain ya saya juga disini? Kenapa saya tiba-tiba ada disini? Jadi kayak amnesia, hahaha.. Tapi, itu juga jadi pertanyaan buat diri.

Pikiran saya yang biasa mikirin yang ngga penting terus bertanya-tanya, apa ya yang sudah mereka lalui sampai akhirnya tiba di tempat ini? Perjalanan hidup seperti apa yang membuat mereka pada akhirnya ada disini? Dan apa yang membuat mereka memutuskan, OK, saya akan tinggal disini, di kota ini? Dan berapa lama mereka berpindah-pindah sampai akhirnya berdiam alias bersemayam disini?

Mengenai para pendatang ini, kita sering dengar dari penduduk asli suatu daerah. Biasanya pas lagi ngumpul-ngumpul ngobrol ngalor ngidul. Gini biasanya mereka bilang, "Lahan kita diambil pendatang. Orang sini jadi kegusur ke pinggiran."

Atau, "Ah, yang kaya mah cuma orang-orang pendatang aja. Orang sini mah, mana ada. Kalah bersaing."

Pernah dengar kan? Pasti pernah. Mudah-mudahan pernah.

Tapi, ada satu hal yang sebenarnya dilupakan sama orang-orang yang ngomong begitu. Mereka lupa bahwa orang-orang daerah tersebut yang pergi merantau meninggalkan kampung halaman mereka, juga sukses di tanah orang. Di perantauan. Cuma mereka ngga lihat aja. Karena mereka tidak kemana-mana. Orang-orang yang merantau memang sering kali dilihat lebih sukses dan berhasil dibandingkan dengan penduduk lokalnya.

Pertanyaan selanjutnya, apa sih yang membuat orang merantau? Kenapa harus merantau? Coba kita lihat. Sebagian merantau memang karena mencari rejeki. Pekerjaan yang lebih baik atau apapun. Ada yang karena mau sekolah. Cari ilmu di tempat yang bagus. Ada yang memang nasib karena ditugaskan perusahaan tempat dia kerja. Ngga ada pilihan. Ada yang mencari jodoh! Berharap mendapatkan penduduk lokal. Ada juga yang mencari ketenangan dan kedamaian. Sumpek di tempat asal mereka. Banyak alasan kenapa orang merantau. Ada yang ingin move on! Meninggalkan masa lalunya yang suram dan mencoba membuat masa depan yang baru. Dan kalau dilihat alasan-alasannya, semua itu selalu untuk alasan yang lebih baik. Ngga ada yang mencari yang lebih jelek. Jadi kalau mereka, para pendatang, terlihat lebih baik, saya pikir wajar saja. Karena mereka memang merantau untuk menjadi lebih baik.

Yang kita lihat, sebagai penduduk lokal, adalah ketika para pendatang itu sudah sukses. Kita tidak tahu kisah di balik itu. Apa cerita mereka. Apa kepayahan mereka. Siapa yang tahu mereka harus jatuh bangun di tempat lain sampai akhirnya bisa sukses di tempat ini? Kita tidak tahu. Perjuangan seperti apa yang sudah mereka alami. Berapa banyak tempat yang sudah mereka singgahi dengan segala kegagalannya. Nobody knows.

Merantau sendiri memang banyak manfaatnya. Memperbanyak kenalan. Menempa diri menjadi lebih kuat. Memperbanyak relasi. Atau memperluas pasar kalau kita berdagang. Banyak dan banyak. Dan itu selalu untuk alasan yang lebih baik. Selalu untuk harapan yang lebih baik.

Yang bisa saya simpulkan sembari makan soto ayam Surabaya yang nikmat ini, jangan batasi tempat kita. Jangan pernah. Keluarlah. Cari pengalaman di dunia luar sana. Sukses hanya menunggu orang-orang yang berani. Yang keluar dari cangkangnya dan berjuang menghadapi kerasnya tantangan di luar sana. Jadilah pemberani. Dan raihlah sukses dimanapun kita nantinya.

(Kang Galuh, sambil makan soto ayam Surabaya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun