Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banyak Pemimpin Daerah Terkena OTT KPK, kenapa Manusia Tidak Pernah Merasa Puas?

30 September 2017   11:14 Diperbarui: 30 September 2017   11:42 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Melihat banyaknya kepala daerah kita yang terkena OTT KPK, membuat saya bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang mereka cari? Kedudukan dan harta seharusnya sudah mereka dapatkan dari jabatan yang sedang mereka emban. Gaji dan segala fasilitas sudah disediakan untuk mereka. Mereka tinggal manfaatkan saja. Tinggal fokus melayani masyarakat. Dan saya pikir itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tapi tetap saja, makin hari ada saja yang tertangkap tangan KPK karena korupsi atau suap.

Kenapa sih manusia tidak pernah puas? Pertanyaan ini layak kita ajukan melihat fenomena yang terjadi belakangan ini. Kenapa manusia tidak pernah merasa puas?

Ada pemikiran yang menggelitik tentang kenapa manusia tidak pernah merasa puas. Karena manusia memang diciptakan seperti itu. Sudah dari sananya. Tidak percaya? Mari kita pikirkan sama-sama. Coba bayangkan kalau manusia bisa merasa puas. Surga bisa-bisa ga laku! Kenapa bisa ga laku? Begini, surga itu menawarkan kita kepuasan. 

Kesenangan abadi. Apapun yang kita mau akan kita dapatkan. Dan manusia itu tempatnya mau, mau, dan mau. Tempatnya keinginan. Apakah mungkin kita bisa memenuhi semua keinginan kita di dunia? Tidak akan pernah bisa. Kalau pun kita punya semua uang yang ada di dunia untuk membeli segala sesuatu dan kalau semua bisa dibeli dengan uang, tetap kita tidak akan bisa memiliki semuanya. Kenapa? Karena waktu kita dibatasi di dunia ini. Waktu kita akan habis. Sebelum kita sempat memiliki semuanya, waktu kita akan selesai.

Tapi, kalau kita bisa memiliki semuanya, kita akan merasa puas. Ketika kita ditanya apakah mau masuk surga, kita akan tanya balik, "Dapat apa kalau masuk surga?"

"Kamu akan dapat semuanya."

Dan kita akan jawab, "Oh, tidak usah, makasih. Saya sudah dapat semuanya di dunia."

Kan jadi aneh. Itu kalau kita bisa merasa puas di dunia. Kalau kita bisa mendapatkan semuanya disini. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Makanya kita diciptakan untuk tidak pernah merasa puas di dunia ini.

Alasan selanjutnya, selalu ada yang baru dan baru lagi di dunia ini. Ambil contoh, kita sangat ingin beli mobil baru. Keluaran paling mutakhir. Dan jika pada akhirnya berhasil kita beli, pertanyaan selanjutnya adalah apakah itu akan menjadi model terakhir yang akan dijual? Tidak. Beberapa bulan kemudian akan ada update. Minor change. Bahkan model baru. Fitur-fitur baru. Mobil yang kita punya pun kembali ketinggalan jaman. Jadi model jadul. Kembali muncul keinginan untuk memiliki yang paling baru. Begitu terus. Lagi dan lagi. Tidak ada habisnya. Sampai mulut kita penuh dengan tanah.

Yang harus kita ingat, kita tidak akan pernah merasa terpuaskan. Jadi apapun yang kita pikir bisa memuaskan kita, itu hanya berlaku sesaat. Tidak akan berlangsung lama. Setelah itu kembali ketidakpuasan akan datang. Terus kita harus bagaimana? Kita boleh saja mengejar dunia. Tapi ingat, biarkan dunia itu hanya ada di genggaman tangan kita. 

Tidak di hati kita. Seberapa banyak pun harta yang ada di tangan kita, jangan sampai kita merasa sombong, besar kepala, apalagi merasa kurang. Sampai harus menambah dan menambah lagi dengan cara-cara yang tidak halal. Untuk yang tidak diberi harta berlebih, jangan sampai gelap mata karena hatinya takut tidak bisa makan, tidak bisa hidup, dan sebagainya. 

Tenang saja. Selama kita hidup, rezeki kita sudah dijamin. Tidak akan kurang. Akan dicukupkan. Kalau sampai habis, berarti waktunya kita pergi meninggalkan dunia kita ini. Karena semua rezeki yang dituliskan sudah lunas dibayarkan. Tidak ada lagi sisa. Jadi harta dan segala macam permasalahannya tidak sampai masuk ke hati kita. Berhenti hanya sampai di genggaman tangan kita.

Banyaknya pemimpin daerah kita yang terkena OTT KPK bisa menjadi contoh nyata bagaimana manusia tidak pernah merasa puas. Selalu merasa kurang dan selalu ingin lebih. Pandai-pandailah bersyukur. Menerima apa yang sudah diberikan pada kita. Toh sebenarnya rezeki kita hanyalah sebatas yang kita manfaatkan. 

Berpiring-piring makanan, rezeki kita hanyalah sekedar yang masuk ke perut kita. Sisanya? Dibuang. Rezeki kucing-kucing yang menunggu di tempat sampah. Berkarung-karung uang yang kita miliki, hanya menjadi rezeki kita ketika kita belanjakan. Kalau tidak? Itu hanya akan menjadi rezeki ahli waris kita pada saat kita tiada kelak. Dan kebutuhan kita itu sebenarnya sangat-sangatlah sedikit. Makan, pakaian, tempat tinggal. Itu saja. Cukup untuk hidup. Keinginan kitalah yang tidak terbatas. Berlebih-lebihan.

Seandainya saja para pemimpin daerah kita yang terkena OTT mau lebih bersyukur, tentu mereka akan fokus hanya pada mensejahterakan masyarakat yang dipimpinnya saja. Bukan untuk memperkaya diri dan keluarganya sendiri. Mereka mungkin lupa kalau mereka tidak akan membawa apa-apa pada saat mati nanti. 

Semoga dengan tertangkapnya mereka, bisa menjadi berkah untuk kita semua. Berkah untuk kita karena kita lepas dari pemimpin yang korup. Dan semoga menjadi berkah juga untuk mereka yang tertangkap untuk menyadari bahwa apa yang mereka lakukan salah dan kembali ke jalan yang benar. Bahwa mereka masih diberi kesempatan untuk sadar dengan penangkapan tersebut.

Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun