Melihat banyaknya kepala daerah kita yang terkena OTT KPK, membuat saya bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang mereka cari? Kedudukan dan harta seharusnya sudah mereka dapatkan dari jabatan yang sedang mereka emban. Gaji dan segala fasilitas sudah disediakan untuk mereka. Mereka tinggal manfaatkan saja. Tinggal fokus melayani masyarakat. Dan saya pikir itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tapi tetap saja, makin hari ada saja yang tertangkap tangan KPK karena korupsi atau suap.
Kenapa sih manusia tidak pernah puas? Pertanyaan ini layak kita ajukan melihat fenomena yang terjadi belakangan ini. Kenapa manusia tidak pernah merasa puas?
Ada pemikiran yang menggelitik tentang kenapa manusia tidak pernah merasa puas. Karena manusia memang diciptakan seperti itu. Sudah dari sananya. Tidak percaya? Mari kita pikirkan sama-sama. Coba bayangkan kalau manusia bisa merasa puas. Surga bisa-bisa ga laku! Kenapa bisa ga laku? Begini, surga itu menawarkan kita kepuasan.Â
Kesenangan abadi. Apapun yang kita mau akan kita dapatkan. Dan manusia itu tempatnya mau, mau, dan mau. Tempatnya keinginan. Apakah mungkin kita bisa memenuhi semua keinginan kita di dunia? Tidak akan pernah bisa. Kalau pun kita punya semua uang yang ada di dunia untuk membeli segala sesuatu dan kalau semua bisa dibeli dengan uang, tetap kita tidak akan bisa memiliki semuanya. Kenapa? Karena waktu kita dibatasi di dunia ini. Waktu kita akan habis. Sebelum kita sempat memiliki semuanya, waktu kita akan selesai.
Tapi, kalau kita bisa memiliki semuanya, kita akan merasa puas. Ketika kita ditanya apakah mau masuk surga, kita akan tanya balik, "Dapat apa kalau masuk surga?"
"Kamu akan dapat semuanya."
Dan kita akan jawab, "Oh, tidak usah, makasih. Saya sudah dapat semuanya di dunia."
Kan jadi aneh. Itu kalau kita bisa merasa puas di dunia. Kalau kita bisa mendapatkan semuanya disini. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Makanya kita diciptakan untuk tidak pernah merasa puas di dunia ini.
Alasan selanjutnya, selalu ada yang baru dan baru lagi di dunia ini. Ambil contoh, kita sangat ingin beli mobil baru. Keluaran paling mutakhir. Dan jika pada akhirnya berhasil kita beli, pertanyaan selanjutnya adalah apakah itu akan menjadi model terakhir yang akan dijual? Tidak. Beberapa bulan kemudian akan ada update. Minor change. Bahkan model baru. Fitur-fitur baru. Mobil yang kita punya pun kembali ketinggalan jaman. Jadi model jadul. Kembali muncul keinginan untuk memiliki yang paling baru. Begitu terus. Lagi dan lagi. Tidak ada habisnya. Sampai mulut kita penuh dengan tanah.
Yang harus kita ingat, kita tidak akan pernah merasa terpuaskan. Jadi apapun yang kita pikir bisa memuaskan kita, itu hanya berlaku sesaat. Tidak akan berlangsung lama. Setelah itu kembali ketidakpuasan akan datang. Terus kita harus bagaimana? Kita boleh saja mengejar dunia. Tapi ingat, biarkan dunia itu hanya ada di genggaman tangan kita.Â
Tidak di hati kita. Seberapa banyak pun harta yang ada di tangan kita, jangan sampai kita merasa sombong, besar kepala, apalagi merasa kurang. Sampai harus menambah dan menambah lagi dengan cara-cara yang tidak halal. Untuk yang tidak diberi harta berlebih, jangan sampai gelap mata karena hatinya takut tidak bisa makan, tidak bisa hidup, dan sebagainya.Â