Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Sepak Bola, Sebuah Analogi

16 September 2017   07:23 Diperbarui: 18 September 2017   10:39 4069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sportskeeda.com

Saat Permainan Berakhir

Pada saat waktu normal pertandingan berakhir, tidak ada injury time, wasit sudah meniup peluit panjang, kita bisa mencetak gol sebanyak yang kita mau. Malah mungkin sudah tidak ada penjaga gawangnya. Gol, gol, dan gol. Sebanyak yang kita mau kita bisa menendang bola ke arah gawang. Dihitung sebagai gol? Tidak. Karena permainan sudah berakhir. Gol hanya dihitung selama permainan berlangsung. Tidak setelah permainan berakhir.

Kebaikan yang kita lakukan hanya bisa dilakukan selama kita hidup. Setelah itu, kita tidak lagi bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa berbuat kebaikan lagi dengan tangan kita. Tapi untungnya, ada beda disini antara hidup kita dan sebuah pertandingan sepak bola. Kebaikan akan terus mengalir pada kita biarpun kita tidak lagi di dunia ini. Darimana? Dari hal baik yang kita lakukan yang masih terus bisa dirasakan manfaatnya untuk yang hidup. 

Ilmu yang kita ajarkan. Tempat-tempat ibadah yang kita bangun. Perbaikan jalan yang kita sumbang. Anak-anak yang baik yang kita tinggalkan. Selama orang lain yang masih hidup bisa merasakan manfaat dari kebaikan yang kita lakukan, selama itu pula kebaikan itu akan mengalir pada kita. Biarpun kita tidak lagi ada di dalam "permainan".

Siapa Yang Menang?

Pada akhirnya, siapakah yang akan keluar sebagai pemenang? Mereka adalah tim yang paling banyak mencetak gol dalam satu pertandingan. Yang menarik, kita tidak pernah tahu siapa yang akan keluar sebagai pemenang sampai peluit panjang ditiup. Semua bisa berubah dalam sekejap. Bola itu bulat. Masih ingat pertandingan final liga Champion Eropa antara Bayern Muenchen dan Manchester United pada tahun 1999 silam? 

Sampai waktu normal hampir habis, Manchester United tertinggal 0 -- 1. Tapi apa yang terjadi? Mereka berhasil mencetak 2 gol di masa-masa injury time. Semua berubah seketika. Ketika semua merasa permainan akan dimenangkan Bayern Muenchen, Manchester United tidak pernah menyerah selama permainan masih berlangsung. Selama waktu pertandingan masih berjalan. Dan mereka menang!

Hidup itu adalah pertandingan seumur hidup. Kita yang saat ini terpuruk, merasa banyak melakukan keburukan, tidak ada harapan, tetap tidak boleh menyerah. Pertandingan masih berlangsung. Kita masih bisa membalikan keadaan. Kita masih bisa melakukan kebaikan demi kebaikan. Sampai nanti peluit panjang ditiup. Sampai nanti kita tergeletak kelelahan karena panjangnya pertandingan. Tapi kita bisa mengakhiri pertandingan ini dengan senyum di bibir kita. Karena kita telah melakukan semua yang bisa kita lakukan untuk memenangkan pertandingan hidup kita. Karena kita menang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun