Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dulu Kita Dibayar untuk Berkeringat, Sekarang Kita Membayar untuk Berkeringat

15 September 2017   06:16 Diperbarui: 15 September 2017   06:46 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Tulisan ini tentang hal lucu yang terjadi di zaman sekarang ini. Entah benar atau tidak. Ini hanyalah sekedar pendapat saya.

Beberapa puluh tahun yang lalu (kita flashback sejenak), atau mungkin sekarang juga masih ada sih, di saat teknologi belum semaju sekarang, kita masih banyak melakukan aktivitas fisik. Bergerak dan menggerakan anggota tubuh. Misal, contoh sederhana saja, kalau kita ingin membeli sesuatu, sebut saja makanan, kita akan pergi keluar rumah. Entah itu sekedar jalan kaki ke warung terdekat, atau sampai harus berkendara agak jauh untuk bisa ke toko penjual. Intinya, ada aktivitas fisik disitu. Badan kita bergerak. Fisik kita berpindah tempat.

Sekarang, bandingkan dengan kondisi saat ini. Di zaman yang serba canggih ini. Dengan banyaknya layanan transportasi online, termasuk layanan antar mengantar makanan, satu-satunya aktivitas fisik yang kita lakukan hanyalah goyang-goyang jempol. Pencet sana sebentar, pencet sini sebentar. Dan, walah! Makanan yang kita inginkan pun sampai ke rumah. Diantar dengan tepat waktu tanpa harus keluar rumah. Bahkan kita tidak berpindah tempat sama sekali. Tetap di dalam rumah duduk di atas sofa empuk kesayangan. Bedanya aktivitas dulu dan sekarang, dulu, pada saat kita keluar rumah, kita akan berkeringat. Entah itu karena kepanasan atau kelelahan. Sekarang? Boro-boro. Kalaupun berkeringat, paling jempolnya doang. Pegal-pegal.

Intinya, keringat yang kita keluarkan dulu dan sekarang berbeda. Dulu kita bisa berkeringat cukup banyak. Sekarang tidak lagi. Di zaman yang serba mudah seperti sekarang ini, aktivitas fisik yang menghasilkan keringat bisa dibilang berkurang cukup signifikan. Semua digantikan oleh teknologi, mesin-mesin, atau mungkin nantinya malah digantikan oleh robot-robot seperti yang sering kita saksikan di film-film sci-fi.

Atau, aktivitas fisik juga bisa berkurang dengan bertambah makmurnya seseorang. Dengan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan. Ambil contoh seorang pebisnis rumah makan. Saat bisnisnya sudah berhasil, dia hanya tinggal ongkang-ongkang kaki mengawasi jalannya bisnis yang dulu dimulainya. Waktu merintis dulu, ia adalah satu-satunya orang yang memanggul berkarung-karung bahan makanan untuk diolah menjadi menu-menu yang disajikan di rumah makannya. Atau, kalau ia sempat bekerja pada restoran lain, ia akan melakukan hal yang sama, memanggul bahan makanan tadi untuk bosnya. Ia akan berkeringat mendapatkan bayaran untuk usahanya itu. Upah dari keringatnya.

Makin makmur, makin makmur, aktivitas fisiknya semakin berkurang. Ia sekarang hanya tinggal mengawasi jalannya usaha yang dikelola anak-anak buahnya. Keringat jarang keluar dari tubuhnya.

Dan ini letak anehnya. Entah itu karena kemajuan teknologi ataupun karena semakin tingginya taraf hidup seseorang, sekaran kita rela mengeluarkan uang hanya untuk mendapatkan sesuatu yang bisa kita dapatkan gratis pada jaman dulu. Apa itu? Keringat!

Ya, sekarang orang rela untuk membayar untuk ke gym atau sewa lapangan olahraga hanya untuk sekedar cari keringat. Padahal dulu ia bisa berkeringat secara gratis! Malah ada yang dibayar untuk keringatnya.

Kita menciptakan teknologi, alat-alat yang memudahkan kita melakukan aktivitas. Tanpa harus berkeringat. Tapi di sisi lain, kita juga menciptakan alat-alat untuk membuat kita berkeringat!

Apa ada yang salah disini?

Mungkin fitrah kita memang sebagai mahluk yang melakukan aktivitas fisik. Untuk berkeringat. Kita akan semakin sehat dengan banyak bergerak dan mengeluarkan keringat. Badan semakin kuat dan stamina semakin baik. Jadi, pada saat aktivitas itu direnggut dari fitrahnya, tetap saja kita mencari cara untuk bisa beraktivitas fisik dan menghasilkan keringat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun