Di jaman sekarang ini, banyak kita melihat iklan televisi, poster dan baliho di jalan-jalan, website, kemasan produk, dan lain-lain. Produk tersebut dibuat oleh orang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif atau biasanya yang orang-orang sebut biasanya sebagai desainer Desain Komunikasi Visual.
Sebagian besar orang banyak yang belum mengetahui apa itu jurusan Desain Komunikasi Visual. Banyak juga yang menghakimi bahwa jurusan ini tidak mempunyai prospek yang bagus untuk kedepannya. Lalu, apakah benar bahwa jurusan Desain Komunikasi Visual itu tidak bagus dan tidak berprospek tinggi?
Secara etimologis kata desain berasal dari kata designo (Itali) yang artinya gambar (Simon Jervis, 1984). Sedangkan desain menurut Mikke Susanto (2011:102), merupakan rancangan / seleksi atau aransemen dari elemen formal karya seni; ekspresi konsep seniman dalam berkarya yang mengkomposisikan berbagai elemen dan unsur yang mendukung.
Komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari kata Communication = Communis = Common = yang berarti umum atau bersama. (Adi Kusriyanto 2006:4) Visual bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan di respon oleh indera kita yaitu mata. Berasal dari bahasa latin Videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukan ke bahasa Inggris Visual.
Sehingga, Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan (arts of communication) dengan mengomunikasikan pesan atau informasi kepada pembaca dengan berbagai kekuatan visual, seperti typography, ilustrasi, warna, garis, layout, dan sebagainya dengan bantuan teknologi. (Rakhmat Supriyono 2010:9). Rata- rata desainer Desain Komunikasi Visual harus menempuh pendidikan formal, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi.
SMK DKV mengalami perkembangan yang sangat cepat di Indonesia . Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Kemendiknas saat ini sangat progresif dalam mengembangkan sekolah-sekolah jurusan DKV bahkan kampanye pun sedang gencar dilakukan melalui iklan televisi. Perguruan Tinggi DKV di Indonesia juga mengalami peningkatan yang drastis terhitung sejak tahun 1990.
Berdasarkan data Direktorat Akademik Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Kemdiknas RI di tahun 2008-2009 menunjukan Perguruan Tinggi S-1 DKV di Indonesai ada 45 Universitas dengan mahasiswa mencapai 14.000 lebih. Sedangkan Perguran Tinggi D-3 DKV mencapai 11 Universitas dengan sekitar 1.400 lebih mahasiswa.
Permintaan yang sangat tinggi terhadap pendidikan DKV menjadikan banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka program studi ini. Hal ini dikarenakan berkembangnya teknologi informasi, media dan gaya hidup. Dalam benak anak muda sekarang, bekerja di bidang kreatif salah satunya menjadi seorang desainer komunikasi visual merupakan sesuatu yang keren.
Selain itu, kondisi ini juga didukung oleh trend ekonomi kreatif yang juga sedang banyak digencarkan oleh berbagai negara di dunia. Pemerintah Indonesia pun turut pengembangan ekonomi kreatif ini dengan telah menyelesaikan Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 pada tahun 2008 dan saat ini tengah menggiatkan program-program yang telah digariskan.
Desain Komunikasi Visual dapat dikatakan jurusan yang paling muda bila dibanding jurusan-jurusan lainnya. Hal ini dikarenakan Desain Komunikasi Visual juga merupakan sebuah ilmu yang relatif masih muda yaitu berkembang sekitar tahun 1950an, sehingga jauh berbeda dibanding jurusan-jurusan lain seperti matematika yang lahir sebelum  masehi. Desain Komunikasi Visual baru populer di Indonesia pada tahun 1980-an berkembang dari perluasan desain grafis.
Desain Komunikasi Visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai 3 fungsi dasar, yaitu fungsi dasar pertama sebagai sarana identifikasi Setiap benda atau produk haruslah mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Fungsi kedua sebagai sarana informasi dan instruksi.